Terapi untuk anak yang tidak bisa diam atau hiperaktif terdiri dari terapi remedial, terapi okupasi dan terapi wicara. Simak mekanisme dan prosedurnya di sini.
Karena sikapnya yang cenderung bergerak, anak hiperaktif di sekolah sering mendapat label anak nakal, sulit diatur, dan pembuat keributan di kelas. Kondisi ini sangat merugikan bahkan membuat citra diri negatif bagi si anak.Bila anak dengan keterbatasannya dipaksa untuk fokus, maka anak cenderung dreaming. Akibatnya, anak mempunyai konsep negatif tentang sekolah; sekolah sangat tidak menyenangkan.
Pada anak yang hiperaktif, pekerjaan sekolah atau tugas yang diberikan guru tidak dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat. Ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
Untuk menolong anak hiperaktif, perlu ada pendekatan komprehensif, yaitu pendekatan dari ahli terkait, misalnya: orthopaedagoog untuk aspek pendidikan, psikiater untuk medikasi dan terapi perilaku, serta psikolog untuk pendampingan konseling keluarga.
Karena anak hiperaktif cenderung ketinggalan dalam pelajaran di sekolah, maka diperlukan juga bantuan dengan pendekatan indivual, misalnya dengan terapi yang terkait dengan kebutuhan anak, seperti:
Pengembangan kognisi agar kemampuan belajar anak sesuai dengan usia kalender dan usia mentalnya. Maka dalam pemberian program pre-akademik dan akademik, ada beberapa hal yang dilakukan:
Diberikan untuk memaksimalkan fungsi organ yang mengalami keterbatasan. Aktivitas yang dilakukan ada beberapa bagian, yaitu:
Karena hiperaktif sering disertai dengan gangguan komunikasi, maka terapi wicara merupakan bagian dari program terapi yang diberikan karena bermanfaat agar anak mampu berbicara dan berkomunikasi dengan benar di lingkungan dimana anak berada. Anak dapat mengungkapkan perasaan, keinginan, ide, atau pikirannya terhadap sesuatu hal pada situasi yang tepat. Terapi wicara juga dapat meningkatkan rasa percaya diri anak dalam bersosialisasi dengan lingkungan.
Terapi yang diberikan pada anak akan bermanfaat bila ada kerjasama dengan orang tua serta ahli terkait. Akan lebih bijaksana bila mengenal kekurangan serta kelebihan anak sehingga program yang diberikan akan sesuai dengan kebutuhan anak.
Pendekatan di sekolah untuk anak hiperaktif, antara lain:
Terapi untuk anak hiperaktif meliputi terapi perilaku, terapi okupasi, konseling, serta aktivitas fisik terstruktur.
Buat rutinitas yang jelas, beri instruksi singkat, puji perilaku baik, dan libatkan mereka dalam aktivitas fisik. Hindari hukuman keras, fokuslah pada penguatan positif dan dukung anak untuk menyalurkan energinya dengan baik.
Cara melatih fokus pada anak hiperaktif adalah dengan memberikan tugas kecil satu per satu, buat jadwal rutin, beri pujian setiap berhasil menyelesaikan tugas, dan ajak beristirahat secara teratur.
Anak hiperaktif tidak bisa "diobati" sepenuhnya, tapi gejalanya bisa dikelola. Terapi perilaku, dukungan lingkungan, dan kadang obat dapat membantu anak lebih fokus dan mengontrol energinya.