Ajarkan tanggung jawab pada anak dengan memberi tugas sesuai usia, beri contoh yang baik, hargai usaha mereka, dan ajarkan konsekuensi dari setiap tindakan.
Familiar dengan ungkapan ‘buah jatuh tidak jauh dari pohonnya’? Hal tersebut dapat diartikan bahwa karakter dan kepribadian anak sangat bergantung kepada orangtua dan lingkungan sekitarnya. Orangtua memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak. Walaupun pada akhirnya seorang anak nantinya dapat menentukan sendiri jalan hidupnya.
Tanggung jawab adalah perilaku yang menentukan bagaimana seseorang bereaksi terhadap situasi setiap hari, yang memerlukan beberapa keputusan yang bersifat etis atau sesuai dengan etika umum berlaku di tengah masyarakat. Apabila anak dapat berperilaku dan berbuat sesuai dengan norma yang diterima masyarakat, maka lingkungan di sekitar akan merasakan dan mendapatkan manfaat.
Sama halnya, ketika si kecil sudah dapat bertanggung jawab, artinya ia sudah dapat membedakan mana tindakan yang baik dan kurang baik. Nantinya, ia dapat menentukan keputusannya sendiri dengan lebih bijak.
Banyak manfaat yang dapat dirasakan anak bila ia sudah dapat bertanggung jawab atas apa yang ia kerjakan, di antaranya:
Anak sebenarnya sudah mulai bisa dilepas dalam menentukan keputusannya sendiri sejak kecil. Misalnya dalam menentukan jenis mainan yang ingin ia mainkan, pakaian/sepatu yang hendak dipakai, makanan yang ingin dikonsumsi, dan sebagainya. Namun, pendampingan orangtua masih diperlukan.
Misalnya, saat hendak melatih anak mengambil keputusan sendiri terhadap pakaian yang akan ia pakai, maka Anda dapat membantu menjabarkan bahwa tempat yang akan dikunjungi memiliki suhu atau temperatur yang dingin. Dengan itu, anak dapat bertanggung jawab dan menyesuaikan keputusannya dengan kondisi atau situasi yang akan dihadapinya.
Sejak umur 2 atau 3 tahun, si kecil juga sudah dapat mulai dilatih untuk bertanggung jawab. Latihan dimulai dari memberi tanggung jawab yang kecil terlebih dahulu, misalnya, merapikan mainan bersama-sama setelah selesai bermain. Anda tetap dapat ikut membantu, namun perlu dipastikan anak juga turut merapikan. Setelah anak sudah terbiasa, maka kurangi peran Anda dalam membantu, dan latih anak untuk merapikan mainannya sendiri.
Setelah itu, level tanggung jawab dapat ditingkatkan dengan mulai belajar tanggung jawab terhadap diri sendiri, misalnya dengan mengurus dan merapikan barang-barang pribadi yang dimiliki, misalnya meletakkan pakaian kotor di keranjang setelah dipakai, meletakkan kembali sepatu di rak setelah dipakai, membuang bungkus makanan atau minuman di tempat sampah, merapikan tas sekolah.
Semua dapat dilakukan dengan pendampingan orangtua, namun perlu diingat Anda perlu mengurangi peran untuk membantu anak menuntaskan tanggung jawabnya sehari-hari secara bertahap. Penguatan berupa pujian dan afirmasi dapat diberikan setelah anak berhasil menuntaskan tanggung jawabnya sendiri.
Setelah anak dapat bertanggung jawab terhadap dirinya untuk mengurus barang-barang pribadi yang dimiliki, Anda mulai dapat meningkatkan lagi dengan cara memberi anak tanggung jawab di rumah, seperti misalnya mematikan lampu, AC, TV setelah digunakan, meletakkan piring makan yang telah dipakai di wastafel dapur, membersihkan/mengelap makanan atau minuman yang tidak sengaja ditumpahkan.
Anak juga dapat dilatih untuk mengerjakan satu tanggung jawab untuk membantu menyiapkan piring dan peralatan makan untuk semua anggota keluarga. Kemudian, Anda dapat meningkatkan lagi tahapan tanggung jawab anak dengan mengajarkan ia bertanggung jawab terhadap hal lain, seperti membantu memelihara hewan peliharaan.
Berikan anak tanggung jawab untuk mengisi mangkuk minuman hewan peliharaan secara berkala (pendampingan dari orangtua tentu dapat dilakukan). Hal lainnya seperti membawa dan menjaga barang-barang belanjaan Anda juga dapat dilakukan.
Dari semua tanggung jawab yang dapat diberikan kepada anak di atas, jangan lupa untuk memberikan contoh langsung kepada si kecil agar si kecil lebih mudah menerapkannya karena sudah melihat contoh yang nyata.
Misalnya, tanggung jawab anak terhadap PR dan tugas sekolah dapat diajarkan dan dilatih dengan cara menyediakan “waktu bekerja” bersama-sama antara anak dan orangtua. Dalam satu meja yang sama, anak dapat mengerjakan PR, Anda dapat menyelesaikan pekerjaan/project.
Melalui aktivitas ini, anak dapat belajar secara langsung dari contoh konkret yang dipraktikkan langsung oleh orangtua. Aktivitas lainnya juga dapat dilakukan, misalnya bersama-sama merapikan dan membersihkan rumah sebagai bagian dari tanggung jawab sehari-hari.
Lalu, bagaimana bila si kecil sudah beranjak besar, namun kurang dapat memperlihatkan rasa bertanggung jawab? Bila itu terjadi, maka Anda perlu merefleksikan kembali pola asuh yang diterapkan, apakah selama ini masih terlalu banyak “in charge” atau mengambil alih semua tanggung jawab anak atau tidak.
Misalnya, ketika merapikan buku sekolahnya, menyiapkan seragam, membantu mengerjakan tugas/project sekolah anak, merapikan mainan dan kamar anak, dan sebagainya. Jika hal tersebut masih terjadi, maka cara untuk melatihnya adalah dengan segera mengurangi peran dan bantuan yang Anda berikan.
Begitu banyak cara melatih anak untuk memiliki rasa tanggung jawab. Mulailah menumbuhkan rasa percaya diri si kecil sejak dini dengan memberikan kepercayaan si kecil untuk melakukan tugas-tugas sederhana. Perilaku anak yang bertanggung jawab akan berdampak positif bagi dirinya dan lingkungan sampai ia besar.
Anak perlu diajarkan tanggung jawab agar tumbuh mandiri dan mampu menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka. Rasa tanggung jawab membentuk karakter, melatih kepercayaan diri, serta mempersiapkan anak untuk menghadapi tantangan hidup dengan bijak dan penuh kesadaran.
Cara menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak adalah dengan memberikan tugas sederhana sesuai usia dan menghargai usahanya. Ajarkan konsekuensi dari setiap tindakan, beri contoh yang baik, serta dukung anak untuk mandiri.
Sikap yang perlu dimiliki untuk menjadi anak bertanggung jawab adalah jujur, disiplin, dan peduli. Anak juga perlu belajar menyelesaikan tugas tepat waktu, berani mengakui kesalahan, dan selalu berusaha memperbaiki diri.