Waspada Meniskus Robek Saat Melakukan Aktivitas Berat

Oleh Tim RS Pondok Indah

Jumat, 21 Juni 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Meniskus robek merupakan salah satu cedera lutut yang sering terjadi. Kondisi ini akan menyebabkan penderitanya mengalami keterbatasan gerak.  

Waspada Meniskus Robek Saat Melakukan Aktivitas Berat

Robeknya meniskus lebih sering dialami oleh atlet atau mereka yang melakukan gerakan memutar dengan bertumpu pada salah 1 lutut, seperti saat melakukan gerakan pivot dalam bermain basket. Ketika meniskus robek, penderitanya akan merasakan gejala cedera lutut, yang salah satunya berupa nyeri hebat dan keterbatasan gerak. 


Namun, dengan penanganan yang tepat dan cepat, fungsi sendi lutut bisa kembali seperti sebelum terjadinya robekan pada meniskus. Ketahui penjelasan lebih lanjut tentang meniskus robek dalam artikel ini, yuk!


Apa itu Meniskus Robek?

Meniskus adalah tulang lunak (kartilago) pada sendi lutut yang berbentuk C, yang berfungsi sebagai bantalan untuk meredam guncangan. Masing-masing sendi lutut memiliki 2 meniskus, yang medial terletak di sisi dalam sendi lutut, sedangkan yang lateral berada di sisi luar sendi lutut. 


Meniskus robek atau meniscus tears menggambarkan suatu kondisi ketika kartilago yang menjadi bantalan antara tulang paha (femur) dan tulang kering (tibia) mengalami robekan. Kondisi ini bisa terjadi karena cedera olahraga, kecelakaan, maupun karena proses penuaan. 


Baca juga: Cedera Ligamen Lutut, Cepat Kenali dan Tangani



Jenis Robekan Meniskus

Jenis meniskus robek juga memegang peran penting dalam menentukan penanganan serta pemulihan seseorang. Berikut ini adalah beberapa jenis robekan meniskus beserta penjelasan singkatnya:


1. Robekan Radial

Robekan radial, merupakan jenis meniskus robek yang paling sering ditemui. Jenis robekan ini terjadi pada zona putih meniscus, yang perlu segera diatasi.


Jika dibiarkan tanpa penanganan, jenis meniskus robek ini bisa meluas dan membentuk robekan parah berupa parrot beak flap tear.


2. Robekan Vertikal

Robekan vertikal, merupakan jenis robekan meniskus yang lebih parah dibandingkan dengan robekan radial, karena bentuknya longitudinal atau memanjang di tengah jaringan meniskus.


Jenis meniskus robek ini bisa berkembang menjadi bucket handle tear yang menyebabkan sendi lutut penderitanya tidak bisa digerakkan atau ‘terkunci’.


3. Robekan Horizontal

Robekan horizontal, merupakan jenis robekan meniskus yang paling ringan. Jenis ini ditandai dengan robekan pada bagian luar meniskus, yang jika tidak ditangani dengan tepat bisa meluas menjadi flap tear


Baca juga: Cedera ACL, yang Dapat Memengaruhi Karir dan Performa Atlet


Gejala Meniskus Robek

Gejala meniskus robek sebenarnya kurang lebih sama dengan gejala cedera lutut secara umum, antara lain:


  • Bunyi letupan atau robekan pada lutut saat mengalami cedera
  • Rasa nyeri hebat pada lutut yang mengalami meniskus robek
  • Sisi lutut yang meniskusnya robek akan mengalami pembengkakan dalam 24 jam setelah cedera terjadi
  • Lutut yang meniskusnya robek akan terasa kaku, atau seperti terkunci, yang biasa dikeluhkan pasien sebagai ketidakmampuan untuk menggerakkan lutut, termasuk menekuk atau meluruskannya
  • Lutut terasa lemas, ringan, atau tidak berasa
  • Jalan terpincang-pincang


Gejala meniskus robek ini berbeda pada setiap orang, tergantung pada keparahan robekan yang terjadi dan toleransi nyeri, serta tingkat aktivitas (kebiasaan olahraga) seseorang.


Jika Anda merasakan salah satu dari beberapa gejala di atas, tidak ada salahnya memeriksakan diri ke dokter spesialis kedokteran olahraga. Penanganan awal dari dokter yang dilakukan setelah pemeriksaan akan membantu Anda pulih dari keterbatasan gerak sendi lutut akibat meniskus robek.


Baca juga: Hindari Cedera Olahraga


Penyebab Meniskus Robek

Robeknya meniskus terjadi karena adanya aktivitas yang mengharuskan sendi lutut berputar atau terpuntir, seperti ketika melakukan gerakan pivot maupun berhenti lari yang diikuti dengan memutar tubuh secara mendadak. Bahkan, berjongkok atau melakukan angkat beban yang melebihi kemampuan juga bisa menyebabkan robekan meniskus.


Kebanyakan meniskus robek memang terjadi sebagai cedera olahraga, baik olahraga dengan kontak fisik maupun tidak. Namun, lansia juga bisa mengalami meniskus robek karena adanya proses degeneratif, dengan atau tanpa dipicu oleh cedera. 


Baca juga: Penanganan Cedera Lutut Sesuai dengan Jenisnya


Faktor Risiko Meniskus Robek

Selain itu, ada beberapa kondisi yang memperbesar risiko seseorang mengalami robekan pada meniskus. Beberapa faktor risiko meniskus robek adalah sebagai berikut ini:


  • Memiliki profesi sebagai atlet, khususnya atlet basket, sepak bola, dan tenis
  • Mengalami cedera lutut atau radang sendi (arthritis) 
  • Mengalami obesitas atau kelebihan berat badan



Diagnosis Meniskus Robek

Sebelum memberikan penanganan, dokter akan memastikan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, termasuk melakukan tes McMurray dengan menggerakkan lutut ke berbagai arah. Berbagai pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk memastikan diagnosa meniskus robek adalah x-ray, USG, MRI, dan artroskopi, bila diperlukan.


Dokter juga akan mempertimbangkan usia, keparahan robekan yang terjadi, toleransi nyeri, kecepatan pemulihan, serta kondisi kesehatan umum dan pengaruh meniskus robek pada kehidupan pasien.


Baca juga: Getting Back On Track: Mengatasi Cedera Olahraga Pada Kaki


Penanganan Meniskus Robek

Robekan yang terjadi pada sepertiga bagian luar meniskus (zona merah meniskus) dapat sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan lanjut dari dokter, karena daerah ini kaya akan aliran darah.


Sebaliknya, robekan pada dua pertiga bagian dalam meniskus (zona putih meniskus) memerlukan tindakan lanjut dari dokter untuk proses pemulihannya, karena aliran darah pada area ini terbatas, bahkan hampir tidak ada. 


1. Penanganan Awal

Penanganan awal yang diberikan untuk mengatasi meniskus robek sebenarnya sama dengan penanganan cedera lutut, yakni teknik RICE. Berikut ini adalah beberapa perawatan meniskus robek yang dimaksud:


  • Rest yang dilakukan dengan tidak banyak bergerak, apalagi berjalan, untuk mencegah terjadinya cedera yang lebih parah
  • Ice atau melakukan kompres dingin pada lutut yang mengalami robekan meniskus selama 20 menit sebanyak 3-4 kali dalam sehari, untuk meredakan pembengkakan serta nyeri
  • Compressed atau menekan lutut yang meniskusnya robek menggunakan lilitan perban elastis, guna mencegah pembengkakan makin parah dan mengurangi rasa nyeri
  • Elevation dengan meninggikan lutut yang cedera dengan mengganjalnya menggunakan bantal saat berbaring
  • Konsumsi obat antinyeri maupun kelompok antiperadangan non-steroid, seperti ibuprofen maupun asam mefenamat, untuk meredakan peradangan, seperti pembengkakan dan nyeri, yang terjadi pada meniskus robek
  • Obat suntik yang mengandung kortikosteroid maupun PRP (platelet rich plasma) untuk meredakan peradangan yang menjadi penyebab bengkak dan nyeri lutut 


2. Operasi

Pada kasus meniskus robek yang parah, dokter juga akan menyarankan operasi untuk memperbaiki meniskus yang robek maupun membuang sedikit bagian meniskus yang robek. Operasi ini lebih banyak dilakukan dengan teknik artroskopi. Bila kerusakan yang terjadi sangat berat, operasi penggantian lutut secara total merupakan penanganan meniskus robek yang mungkin disarankan oleh dokter.


3. Fisioterapi

Selain beberapa penanganan di atas, dokter juga akan menyarankan fisioterapi, dengan tujuan untuk memperkuat otot di sekitar sendi lutut. Dengan demikian, proses pemulihan bisa lebih cepat, dan risiko terjadinya komplikasi, berupa keterbatasan gerak, bisa dicegah. Umumnya pemulihan setelah terapi meniskus robek akan terjadi selama 2-6 minggu, tergantung dari kecepatan pemulihan masing-masing orang.


Untuk menyembuhkan robekan meniskus, pemeriksaan dan penanganan sedini mungkin oleh dokter spesialis kedokteran olahraga sangat penting dilakukan. Tidak kalah penting, fisioterapi juga memegang peran penting dalam proses pemulihan serta mencegah terjadinya komplikasi.


Semua tenaga ahli yang melayani kasus meniskus robek di RS Pondok Indah telah mendapatkan pelatihan dan terus memperbaharui kemampuan maupun pengetahuannya melalui pelatihan-pelatihan terbaru. Untuk memberikan pelayanan terbaik, RS Pondok Indah juga telah menghadirkan alat medis yang mengadopsi teknologi terkini.


Bahkan Sport Medicine, Injury, & Recovery Center (SMIRC) di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya akan merancang program pemulihan, termasuk fisioterapi, yang dikhususkan bagi Anda. Selain menyesuaikan dengan jenis dan keparahan robekan pada meniskus, program tersebut juga mempertimbangkan kondisi Anda secara keseluruhan, dengan dilakukan serta diawasi oleh tenaga medis yang berpengalaman di bidangnya.




Referensi:

  1. Luvsannyam E, Jain MS, et al,. Meniscus tear: pathology, incidence, and management. Cureus. 2022. (https://assets.cureus.com/uploads/review_article/pdf/98347/20220618-29945-hfhkyg.pdf). Diakses pada 20 Juni 2024.
  2. Ozeki N, Seil R, et al,. Surgical treatment of complex meniscus tear and disease: state of the art. Journal of ISAKOS. 2021. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2059775421000328). Diakses pada 20 Juni 2024.
  3. Hashimoto Y, Takigami J, et al,. Arthroscopic Repair for Parrot Beak Tear of Lateral Meniscus with Reduction Suture and Inside-Out Technique. Arthroscopy techniques. 2021. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8719056/). Diakses pada 20 Juni 2024.
  4. OrthoInfo. Meniscus Tear. (https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases--conditions/meniscus-tears/). Direvisi terakhir Maret 2021. Diakses pada 20 Juni 2024.
  5. Cleveland Clinic. Tear Meniscus. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17219-torn-meniscus). Direvisi terakhir 5 April 2024. Diakses pada 20 Juni 2024.
  6. Mayo Clinic. Torn Meniscus. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/torn-meniscus/symptoms-causes/syc-20354818). Direvisi terakhir 6 Januari 2022. Diakses pada 20 Juni 2024.