Menyiapkan Asupan Pertama untuk Si Kecil

Selasa, 25 Februari 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

MPASI adalah makanan padat yang mulai diberikan kepada bayi sebagai pelengkap ASI sejak usia 6 bulan. Temukan panduan membuat MPASI pertama yang sehat di sini!

Menyiapkan Asupan Pertama untuk Si Kecil

Setelah usia enam bulan, bayi perlu diberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) pertama. Sebab pada usia ini, ASI dianggap sudah tidak lagi memenuhi kebutuhan energi dan gizi si kecil, tetapi tidak berarti pemberiannya harus dihentikan.


Pemberian MPASI sangatlah penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan mendukung tumbuh kembang bayi. Tidak hanya demikian, pemberian MPASI bayi juga bisa membentuk pola makan yang sehat yang nantinya akan terbawa sampai si kecil dewasa. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk memahami prinsip pemberian dan menu MPASI yang baik.


Apa itu MPASI?

MPASI (Makanan Pendamping ASI) adalah makanan padat yang mulai diberikan kepada bayi sebagai pelengkap ASI.


Meskipun ASI merupakan salah satu makanan terbaik bagi bayi, sejak usia 6 bulan, pemberian ASI saja sudah tidak lagi memenuhi kebutuhan nutrisi harian si kecil.


Baca juga: Manfaat Menyusui untuk Si Kecil dan Kesehatan Ibu



Kapan Bayi Mulai Mengonsumsi MPASI?

Orang tua sudah bisa memberikan MPASI sejak bayi berusia 6 bulan. Untuk menentukan apakah bayi sudah siap mengonsumsi MPASI, orang tua juga bisa memperhatikan tanda-tanda umum seperti berikut ini:


  • Tertarik dengan makanan yang disantap oleh orang tua atau orang sekitar
  • Otot leher bayi sudah cukup kuat untuk mengangkat kepalanya dengan tegak
  • Refleks untuk melepeh sudah tidak sering terjadi


Bila Anda masih ragu kapan si kecil boleh mulai mengonsumsi MPASI, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak.


Baca juga: Kenali Alergi pada Bayi dan Potensi Allergic March


Manfaat Pemberian MPASI

Seperti yang telah dijelaskan di atas, manfaat utama pemberian MPASI bayi adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian dan untuk mendukung tumbuh kembang bayi.


Selain kedua manfaat tersebut, masih ada beberapa alasan lain mengapa pemberian MPASI itu penting, antara lain:


  • Mencegah risiko gizi buruk dan obesitas di kemudian hari
  • Mencegah terjadinya stunting
  • Menunjang pertumbuhan fisik dan fungsi kognitif
  • Mengenalkan berbagai rasa dan tekstur makanan pada bayi
  • Mengembangkan pola makan yang sehat pada anak
  • Membangun kebiasaan makan yang baik
  • Mengurangi risiko penyakit dan kematian pada bayi akibat kekurangan nutrisi
  • Mengembangkan toleransi terhadap berbagai bahan makanan
  • Mengurangi risiko alergi makanan
  • Mendukung perkembangan keterampilan motorik halus bayi


Baca juga: Stimulasi Dini untuk Tumbuh Kembang Optimal di Periode Emas


Aturan Pemberian MPASI

Berdasarkan rekomendasi WHO, berikut ini adalah beberapa aturan atau prinsip pemberian makanan pendamping ASI yang wajib diperhatikan oleh orang tua:


1. Tepat Waktu (Timely)

Pemberian MPASI harus diberikan tepat waktu, sesuai dengan usia dan kebutuhan bayi. Berikut ini adalah rekomendasi pemberian MPASI bayi berdasarkan usianya:


  • Bayi usia 6–9 bulan: Beri MPASI berupa puree dan mashed minimal dua kali sehari
  • Bayi usia 9–12 bulan: Beri MPASI yang dicincang halus, dipotong-potong, dan finger foods minimal tiga kali sehari
  • Bayi usia 12–23 bulan: Beri MPASI berupa makanan padat atau semi padat minimal 3–4 kali sehari


Pemberian MPASI pertama tidak disarankan untuk dilakukan melewati usia 6 bulan. Sebab, hal ini berpotensi menyebabkan kekurangan gizi, bahkan stunting. Sebaliknya, MPASI juga tidak boleh diberikan terlalu dini. Sebab, MPASI yang diberikan terlalu dini dapat memunculkan risiko tersedak, infeksi saluran pencernaan, alergi, hingga obesitas.


2. Cukup (Adequate)

MPASI yang diberikan harus cukup untuk memenuhi kebutuhan kalori dan gizi bayi. Makanan yang cukup tidak hanya berarti makanan yang banyak, tetapi juga makanan yang memberikan kandungan gizi lengkap untuk mendukung tumbuh kembang bayi. Oleh sebab itu, makanan yang diberikan harus mengandung nutrisi, seperti karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral, termasuk vitamin A serta zat besi.


3. Aman (Safe)

Keamanan makanan adalah aspek yang sangat penting dalam pemberian MPASI. Keamanan makanan bayi harus dijaga untuk mencegah infeksi atau keracunan makanan yang dapat membahayakan kesehatannya.


Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menjaga kebersihan selama menyiapkan dan menyajikan makanan. Semua bahan makanan yang digunakan harus dicuci dengan bersih dan dimasak hingga matang untuk menjaga keamanannya.


4. Diberikan dengan Tepat (Properly Fed)

Terakhir, MPASI bayi harus diberikan dengan tepat. Artinya, tekstur dan jenis makanan yang diberikan harus sesuai dengan usia dan perkembangan si kecil. Tidak hanya demikian, frekuensi dan porsi pemberian MPASI juga harus sesuai dengan kebutuhan bayi serta tanda-tanda lapar yang mungkin ia tunjukkan.


Baca juga: Pentingnya Menjaga Kesehatan Saluran Cerna Anak



Tips Menyiapkan MPASI Pertama Bagi Bayi

Menyiapkan MPASI bagi bayi tidak boleh sembarangan. Makanan yang diberikan harus bergizi, aman, dan sesuai dengan tahap perkembangan bayi. Untuk membantu Anda menyiapkan MPASI pertama bagi sang buah hati, mari perhatikan tips-tips berikut ini:


1. Kenalkan makanan secara bertahap

MPASI pertama bayi harus diberikan secara bertahap dengan memperkenalkan berbagai jenis makanan agar bayi terbiasa dengan tekstur dan rasa baru.


Anda bisa coba memberikan satu jenis makanan per tiga hari. Lalu, kemudian berganti menu pada hari berikutnya. Selain mencegah terjadi kebosanan, hal ini juga dapat memudahkan Anda mengetahui jika ada bahan makanan yang tidak dapat memicu reaksi alergi pada si kecil.


2. Persiapkan peralatan yang diperlukan

Untuk mempersiapkan MPASI pertama, beberapa peralatan dapat digunakan, seperti pengukus, perebus, blender, dan saringan kawat halus. Selain itu, perlu juga memperhatikan peralatan tambahan lainnya, seperti kursi makan bayi, piring, mangkuk, gelas, dan sendok.


Untuk peralatan makan bayi, terutama sendok, penting untuk memilih yang ukurannya sesuai dengan mulut si kecil. Hal ini agar memudahkan pemberian makanan dan menghindari GTM atau gerakan tutup mulut.


3. Perhatikan kualitas bahan makanan

Tidak ada aturan yang mengikat untuk pemberian bahan makanan. Namun, pada tahap awal, disarankan memilih bahan makanan yang segar, mudah dicerna, bebas dari bahan pengawet, serta rendah risiko menimbulkan reaksi alergi.


Buah pisang, pepaya wortel, labu, jagung, ubi jalar, pir, apel, kentang, brokoli, bayam, dan bubur beras bisa menjadi pilihan sumber karbohidrat MPASI pertama. Selain itu, untuk protein hewani dan protein nabati, Anda bisa menggunakan daging ayam, daging sapi, ikan, kacang merah, telur, kacang-kacangan, alpukat, tahu, dan tempe.


Baca juga: Ingin Anak Doyan Makan Sayur & Buah? Ini Rahasianya!


4. Hindari penggunaan bumbu

MPASI pertama yang diberikan sebaiknya mempertahankan rasa alami dari bahan makanan yang digunakan. Jangan dulu menambahkan gula, garam, atau zat tambahan lainnya.


Sebab, bayi memiliki sensitivitas rasa yang berbeda dibandingkan orang dewasa, sehingga bumbu tambahan masih belum diperlukan. Tidak hanya demikian, sistem pencernaan si kecil masih dalam tahap perkembangan, sehingga masih kurang mampu memproses gula dan garam dalam jumlah besar.


5. Perhatikan tekstur makanan

Orangtua pun harus memperhatikan tekstur makanan yang diberikan pada si kecil. Tingkat kehalusan makanan dapat dikurangi seiring bertambahnya usia hingga buah hati Anda dapat mengonsumsi makanan solid. Misalnya dari puree, cincang kasar, cincang halus, hingga nasi tim, bahkan makanan keluarga nantinya.


6. Mulailah dengan porsi kecil

Untuk porsi MPASI yang diberikan, mulailah dengan jumlah yang sedikit. Sekitar 1–3 sendok makan per hari sudah cukup untuk pengenalan makanan pertama. Pada masa tersebut, si kecil pun masih mendapatkan asupan ASI sehingga MPASI sekadar penambah dan pengenalan makanan.


Seiring bertambah usia buah hati, Anda dapat menambahkan jumlah porsi makanan yang diberikan.


Baca juga: Pantau Asupan Harian Si Kecil untuk Cegah Obesitas


Hal yang Perlu Diperhatikan Selama Pemberian MPASI

Pada masa pemberian MPASI pertama ini, penting bagi orangtua untuk memperhatikan tanda atau gejala yang timbul akibat intoleransi terhadap suatu bahan makanan.


Gejala atau tanda yang muncul biasanya berupa:


  • Bercak merah pada kulit
  • Perut kembung
  • Anak menjadi rewel
  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Konstipasi
  • Gatal dan bengkak pada wajah, bibir, lidah
  • Batuk
  • Napas mengi


Jika mendapat tanda atau gejala seperti itu, sebaiknya hentikan pemberian jenis makanan tersebut. Gantilah dengan bahan makanan lain.


Menghentikan pemberian suatu jenis bahan makanan bukan berarti si kecil akan tidak dapat mengonsumsi bahan makanan tersebut untuk seumur hidup. Coba berikan kembali bahan makanan yang menimbulkan tanda atau gejala intoleransi tersebut pada satu bulan kemudian.


Jika tanda atau gejala yang sebelumnya muncul tidak ditemukan kembali, artinya pemberian bahan makanan tersebut dapat diteruskan.


Anda pun perlu mempertimbangkan memiliki ‘food diary’ untuk mencatat asupan harian yang diberikan pada si kecil. Beri keterangan jika muncul tanda atau gejala intoleransi. Hal ini bertujuan untuk memudahkan identifikasi jenis makanan yang cocok dan tidak. Jika ada keluhan, segera bawa si kecil ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.


Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis anak di RS Pondok Indah cabang terdekat untuk menentukan waktu MPASI si kecil. Dokter juga bisa memberikan berbagai rekomendasi menu MPASI yang cocok untuk mendukung tumbuh kembang si kecil.


Baca juga: Tanda Saluran Cerna Anak yang Sehat



FAQ


MPASI Bayi Sebaiknya Umur Berapa?

MPASI sebaiknya mulai diberikan pada usia 6 bulan, sesuai dengan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sebelum usia ini, pemberian ASI sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Namun, setelah 6 bulan, bayi memerlukan tambahan makanan untuk mendukung tumbuh kembangnya, karena kebutuhan kalori dan zat gizi mereka meningkat.


Metode MPASI Apa Saja?

Beberapa metode pemberian MPASI yang umum digunakan adalah konvensional dan Baby-Led Weaning (BLW).


  1. Konvensional: Makanan pendamping ASI diberikan sesuai rekomendasi usia dari WHO. MPASI biasanya diberikan dalam bentuk halus atau pure, biasanya dimulai dengan bubur nasi atau sayuran rebus yang dihaluskan, baru dinaikkan menjadi nasi tim.
  2. Baby-Led Weaning (BLW): Bayi diberi makanan padat dalam bentuk potongan kecil yang bisa digenggamnya untuk makan sendiri. Bayi diberikan kebebasan untuk memilih dan mengonsumsi makanannya sendiri.


Bagaimana Cara Membuat MPASI yang Benar?

Untuk membuat MPASI yang benar, pastikan bahan makanan segar, bersih, dan bebas dari bahan pengawet. Selain itu, Anda bisa mengikuti tips-tips berikut ini:


  1. Pilih bahan makanan yang sehat dan bergizi
  2. Cuci bersih dan masak bahan makanan hingga lunak
  3. Haluskan atau potong kecil sesuai dengan usia bayi atau metode MPASI yang digunakan
  4. Perkenalkan satu jenis makanan pada satu waktu untuk mendeteksi potensi alergi
  5. Hindari menambahkan gula, garam, atau bumbu yang kuat
  6. Perhatikan tekstur sesuai dengan kemampuan bayi


Jangan lupa untuk selalu memantau reaksi bayi terhadap makanan baru dan konsultasikan dengan dokter spesialis anak jika ada keluhan atau pertanyaan lebih lanjut.


Menu MPASI Harus Ada Apa Saja?

Menu MPASI untuk bayi harus mencakup berbagai macam makanan yang mengandung zat gizi. Idealnya, menu MPASI yang seimbang harus mengandung 5 komponen, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Pastikan juga memberikan variasi menu untuk mengenalkan berbagai rasa dan tekstur kepada bayi, sambil mengamati potensi alergi.