Penis bayi laki-laki dikatakan terlalu kecil bila ukurannya kurang dari 2,5 SD (nilai baku statistik). Mikropenis dapat diobati dengan obat hormon testosteron.
Khusus anak laki-laki, ada beberapa kelainan alat kelamin yang perlu diketahui, di antaranya ukuran penis yang kecil, disebut mikropenis. Seberapa sering kelainan ini terjadi dan apa bisa diobati?
Kecilnya ukuran alat kelamin anak laki-laki sering merisaukan orangtua. Padahal, normal tidaknya ukuran penis baru bisa diketahui dengan pengukuran yang benar. Kalaupun benar ukurannya kecil, penanganannya tidak sulit dan relatif tidak mahal.
Normal-tidaknya alat kelamin anak laki-laki memang sering dipertanyakan orangtua. Karena itu, tidak jarang, begitu lahir bayi laki-laki, sang ibu langsung bertanya kepada dokter, apakah alat kelamin anaknya lengkap? Artinya, mempunyai batang kemaluan (corpus penis), kepala kemaluan (glans penis), kantung zakar (scrotum), serta dua buah zakar (testis) di dalamnya.
Baca juga: Kelainan Perkembangan Alat Kelamin Si Kecil
Ukuran penis normal pada bayi laki-laki baru lahir umumnya berkisar antara 2,8 hingga 4,2 cm saat dalam keadaan tidak ereksi. Pengukuran ini dilakukan dari pangkal penis di tulang kemaluan hingga ujung kepala penis menggunakan penggaris yang steril dan akurat. Variasi ukuran ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan etnis.
Selain itu, penting untuk memperhatikan bahwa kondisi seperti mikropenis, yang ditandai dengan ukuran penis yang sangat kecil di bawah batas normal, dapat memerlukan evaluasi medis lebih lanjut untuk menentukan adanya kelainan hormon atau kondisi medis lain yang mendasarinya.
Penis anak laki-laki normal saat lahir berukuran panjang minimal 2,5 cm. Anak dikatakan memiliki mikropenis bila ukurannya kurang dari nilai baku (standar) atau secara definisi bila ukurannya kurang dari 2,5 SD (nilai baku statistik). Perlu diperhatikan bahwa yang dikatakan mikropenis yaitu penis dengan bentuk normal tapi kecil dan tidak disertai kelainan lainnya.
Apabila sang anak bertubuh gemuk, penis yang normal akan tampak kecil karena terbenam di dalam lipatan lemak. Semakin gemuk anak, semakin tebal lipatan lemak tersebut sehingga penis akan tampak semakin kecil. Yang sering dikeluhkan orangtua bia sanya ukuran panjang penis. Padahal, selain dimensi panjang, diameter penis juga perlu diperhatikan.
Baca juga: Hidrokel Pada Bayi, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua
Berdasar literatur, mikropenis ditemukan pada 0,6 persen dari semua anak-anak. Di Indonesia, karena masalah penis sering dikaitkan dengan mitos yang salah dan agak tabu serta malu diungkapkan, sulit didapat data yang pasti dan sering juga masalah alat kelamin ini malah dibawa berobat ke tempat yang salah.
Baca juga: Mikropenis, Bisakah Diobati?
Mikropenis bisa diobati. Bila mikropenis tidak disertai kelainan bawaan lain (mikropenis murni), terapinya sangat sederhana yaitu dengan obat hormon testosteron suntikan tiap 3 – 4 minggu sebanyak empat kali. Tidak dianjurkan lebih lama dari itu dan tidak dianjurkan memakai obat-obatan minum karena efek sampingnya lebih banyak. Dengan dosis yang tepat, penis akan bertambah ukurannya.
Jika pengobatan tidak berhasil, perlu dicari penyebabnya. Ada satu jenis mikropenis yang bisa diobati dengan salep krim dehidrotestosteron, yaitu pada anak yang kekurangan hormon 5 reduktase. Jenis kelainan ini khas karena disertai kelainan bentuk penis (hipospadia) dan harus dibuktikan dengan pemeriksaan.
Bila anak berusia lebih dari enam bulan saat didiagnosis mikropenis, tidak lagi diperlukan pemeriksaan hormon, langsung dapat diberi obat kecuali mikropenis yang disertai komplikasi (misalnya anak dengan mikropenis dan tidak punya testis atau penisnya sangat kecil).
Terapi mikropenis harus dilakukan oleh ahli hormon/endokrin anak. Pengobatan akan efektif bila diberikan sebelum selesainya masa pubertas. Biasanya dilihat dari umur tulang atau ukuran testisnya. Lebih baik lagi pengobatan diberikan bila anak masih kurang dari usia enam bulan.
Pilihan penanganan terbaik untuk mikropenis hanya bisa dipastikan oleh dokter spesialis anak setelah melakukan pemeriksaan langsung. Sebab, penanganan yang diberikan oleh dokter perlu disesuaikan dengan riwayat kesehatan serta keparahan kondisi anak.
Ukuran normal penis anak laki-laki bervariasi berdasarkan usia. Pada bayi baru lahir, rata-rata panjang penis adalah sekitar 2,8-4,2 cm saat tidak ereksi. Saat pubertas, ukuran akan bertambah sesuai perkembangan hormonal hingga mencapai ukuran dewasa di akhir remaja.
Jika mengalami mikropenis, Anda dapat melakukan terapi hormon testosteron selama masa kanak-kanak untuk merangsang pertumbuhan. Jika perlu, intervensi medis atau bedah bisa dipertimbangkan sesuai kondisi dan usia pasien.
Mikropenis pada anak laki-laki sebaiknya dikonsultasikan ke spesialis endokrinologi pediatrik, yang menangani masalah hormonal pada anak, atau spesialis urologi pediatrik, yang berfokus pada sistem reproduksi anak. Kedua spesialis ini dapat membantu menentukan diagnosis dan penanganan yang tepat.