MRI jantung dilakukan untuk mendiagnosis penyakit seperti masalah aorta, otot jantung, katup jantung, hingga kerusakan jaringan akibat serangan jantung.
Seiring perkembangan teknologi kesehatan, saat ini terdapat pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi jantung Anda. Dengan memanfaatkan medan magnet dan gelombang radiofrekuensi, Magnetic Resonance Imaging (MRI) mampu mendapatkan gambaran (dua dimensi maupun tiga dimensi) organ dan struktur di dalam tubuh.
Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk memeriksa jantung, pembuluh darah, dan mengidentifikasi area otak yang terkena stroke. Pemeriksaan ini tidak memerlukan perlukaan (non-invasif) dan tanpa radiasi.
Untuk pemeriksaan jantung, MRI dapat membantu dokter mendiagnosis berbagai kondisi yang dialami jantung, seperti:
Dengan begitu banyak kemampuan yang dimiliki, MRI dapat menjadi pilihan di samping tes lain yang menggunakan radiasi atau cairan kontras, seperti X-ray (katerisasi) atau tomografi komputer (multislice CT).
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk tiga kelompok pasien yang mengalami permasalahan pada jantung.
Secara umum, pemeriksaan MRI aman dan bebas nyeri. Hanya saja, ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan sehingga pasien perlu berkonsultasi lebih lanjut atau menghindari pemeriksaan ini.
Selain itu, perlu diketahui bahwa pemeriksaan ini menggunakan dobutamin yang dapat menyebabkan jantung berdegup lebih kuat atau lebih cepat. Aliran darah pun meningkat dan rasa tidak nyaman seperti sesak.
Karenanya, selama pemeriksaan, listrik jantung dan tekanan darah harus selalu dimonitor dan diawasi oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.
Selain itu, perhatikan persiapan sebelum melakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan MRI berlangsung sekitar 45 menit. Selama pemeriksaan, pasien tidak boleh bergerak karena dapat mempengaruhi kualitas gambar yang dihasilkan. Pasien akan diberi headphone dan mikrofon sebagai alat berkomunikasi dan penghalang suara bising saat pemeriksaan berlangsung.
Setelah pemeriksaan, pasien dapat membuat jadwal konsultasi dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah untuk mendapatkan penjelasan hasil MRI.
MRI bisa mendeteksi penyumbatan jantung, tapi biasanya tidak langsung melihat penyumbatan pembuluh darah. MRI lebih digunakan untuk memeriksa kerusakan otot jantung atau aliran darah. Untuk penyumbatan arteri, biasanya digunakan angiografi atau CT scan.
CT scan pakai sinar X untuk melihat tulang dan organ dalam, hasilnya cepat. MRI pakai medan magnet dan gelombang radio, lebih baik untuk melihat jaringan lunak seperti otak atau otot. CT lebih cepat, MRI lebih detail untuk jaringan lunak.
MRI jantung sangat akurat, dengan tingkat keakuratan sekitar 90-95% untuk mendeteksi masalah jantung seperti kerusakan otot atau gangguan aliran darah, menurut penelitian medis yang kredibel.