Nyeri Bahu, Kenali Penyebab hingga Cara Mengatasinya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Kamis, 10 Oktober 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Nyeri bahu adalah rasa sakit pada daerah persendian bahu yang bisa disebabkan banyak hal, seperti dislokasi bahu, tendinitis, frozen shoulder, dan sebagainya.

Nyeri Bahu, Kenali Penyebab hingga Cara Mengatasinya

Bahu merupakan persendian yang merupakan tempat bertemunya 3 tulang, yakni tulang lengan atas (humerus), tulang selangka (klavikula), dan tulang belikat (skapula). Selain persendian, bahu juga terdiri dari tendon, otot, dan jaringan lunak, yang memungkinkannya untuk bergerak dengan bebas. Adanya gangguan pada salah satu, bahkan beberapa, bagian bahu, akan menyebabkan nyeri yang menyebabkan terhambatnya aktivitas sehari-hari.


Apa itu Nyeri Bahu?

Nyeri bahu adalah sensasi tidak menyenangkan atau rasa sakit pada daerah persendian bahu. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari cedera hingga kanker. Penanganan yang sesuai perlu disesuaikan dengan penyebabnya untuk memberikan hasil yang optimal, dan penderitanya dapat kembali beraktivitas dengan nyaman.


Baca juga: Nyeri Punggung Bawah, Ketahui Penanganan Sesuai dengan Penyebabnya



Gejala Nyeri Bahu

Gejala nyeri bahu yang dirasakan setiap orang bisa saja berbeda, tergantung dari penyebabnya. Namun, secara umum, berikut ini adalah beberapa gejala nyeri bahu yang sering dikeluhkan:


  • Terasa tidak nyaman
  • Nyeri tajam, atau rasa sakit seperti ditusuk-tusuk
  • Lebih terasa lemas
  • Terasa lebih kaku
  • Terdengar suara seperti letupan atau berderak, maupun suara tidak normal ketika bahu terasa nyeri


Nyeri bahu yang disebabkan oleh cedera akan terasa lebih parah, dengan gejala sebagai berikut ini:


  • Nyeri yang muncul secara mendadak
  • Nyeri hebat yang terasa tajam, atau seperti ditusuk-tusuk
  • Nyeri yang sangat hebat hingga membuat Anda tidak bisa tidur, atau terbangun dari tidur karena nyeri hebat
  • Pergerakan bahu menjadi terbatas
  • Sekitar sendi bahu menjadi bengkak
  • Muncul memar pada bahu
  • Nyeri tidak kunjung berkurang, bahkan makin parah, meski sudah mendapatkan beberapa pertolongan pertama nyeri bahu


Segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat jika Anda merasakan nyeri bahu hebat seperti yang disebutkan di atas. Dengan begitu, dokter spesialis bedah tulang dapat memberikan penanganan yang sesuai untuk mengatasi keluhan Anda.


Baca juga: Jangan Sepelekan Nyeri Leher! Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya!



Penyebab Nyeri Bahu

Sebenarnya penyebab nyeri bahu pada setiap kelompok usia berbeda-beda. Pada kelompok usia dewasa muda, atau yang masih aktif, nyeri bahu lebih banyak disebabkan oleh cedera. Sedangkan pada kelompok usia dewasa tua, osteoarthritis lebih banyak menjadi penyebab nyeri bahu. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang paling sering menjadi penyebab nyeri bahu, terlepas dari kelompok usianya:


1. Dislokasi Bahu 

Merupakan kondisi dimana terjadi pergeseran posisi sendi bahu atau keluarnya sendi dari rongga bahu, yang biasanya terjadi karena cedera. Selain menyebabkan nyeri, yang bahkan membuat penderitanya tidak bisa menggerakkan lengan sama sekali, kondisi ini juga akan tampak sebagai perubahan bentuk, atau ketidaksimetrisan bahu kiri dan kanan.


2. Frozen shoulder

Penyebab nyeri bahu ini juga disertai dengan keluhan lain berupa bahu terasa kaku, sehingga pergerakannya jadi terbatas. Jika penderita frozen shoulder memaksa untuk menggerakkan bahu, nyeri yang dirasakan akan makin parah.


3. Tendinitis

Kondisi yang juga dikenal dengan istilah tendonitis ini merujuk pada proses peradangan pada tendon, akibat gerakan berulang pada sendi bahu, seperti yang dilakukan saat berolahraga tenis.


4. Tear muscle

Jatuh, kecelakaan, maupun berolahraga bisa menyebabkan cedera yang berujung pada robeknya otot bahu (tear muscle). Nyeri bahu karena robekan otot bahu terutama dirasakan saat menggerakkan lengan ke depan, belakang, maupun mengangkatnya.


Baca juga: 6 Jenis Cedera Lutut dan Penanganannya


5. Bursitis

Bahu juga memiliki bantalan yang dikenal dengan bursa, untuk mencegah gesekan antar sendi. Bursitis merupakan kondisi terjadinya peradangan bursa. Gerakan berulang atau penggunaan bahu secara berlebih (overused) dapat memicu peradangan pada bagian ini, sehingga Anda merasa nyeri bahu.


6. Tulang bahu retak

Cedera, baik karena olahraga maupun kecelakaan, bisa menyebabkan tulang pada persendian bahu menjadi retak bahkan patah, yang merupakan penyebab nyeri bahu. Selain rasa sakit, retaknya tulang bahu akan ditandai dengan kemerahan dan pembengkakan pada area bahu, bahkan keterbatasan gerakan sendi bahu.


7. Taji tulang

Pertumbuhan tulang yang lebih dari normal akan menyebabkan penonjolan, yang kemudian menekan otot bahkan saraf pada area bahu. Pada akhirnya, kondisi yang juga dikenal sebagai Impingement Syndrome ini akan memicu terjadinya nyeri bahu dan menghambat aktivitas.


8. Arthritis

Peradangan pada sendi bahu juga bisa menyebabkan beberapa keluhan, yang salah satunya adalah nyeri bahu. Pengapuran tulang (osteoarthritis) merupakan salah satu jenis arthritis yang paling banyak terjadi, serta penyebab nyeri bahu utama yang dialami oleh lansia.


Pada beberapa kasus, nyeri bahu bisa saja merupakan gejala dari carpal tunnel syndrome maupun infeksi COVID-19. Selain itu, nyeri bahu juga bisa menandakan kondisi berbahaya, seperti kanker bahu dan serangan jantung. Jadi, segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat jika Anda mencurigai kondisi ini disebabkan oleh kondisi yang memerlukan penanganan lebih lanjut dari dokter.


Baca juga: Awas, Cedera Otot tidak Selalu Karena Olahraga


Penegakan Diagnosa Nyeri Bahu

Guna merencanakan penanganan yang optimal, dokter spesialis ortopedi tentunya perlu melakukan serangkaian pemeriksaan, yang dimulai dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, kemudian dipastikan dengan pemeriksaan penunjang. Semuanya ini dilakukan untuk menemukan penyebab nyeri bahu yang Anda alami, serta derajat keparahannya.


Beberapa pemeriksaan penunjang nyeri bahu yang biasa disarankan oleh dokter adalah foto rontgen, MRI, CT-Scan, EMG, maupun arthroscopy, sesuai dengan kondisi Anda. JIka diperlukan, dokter akan menyarankan pemeriksaan CT-Scan maupun MRI menggunakan zat kontras juga bisa saja dilakukan untuk memperoleh gambaran persendian, tendon serta otot di sekitarnya, dengan lebih jelas.


Baca juga: Apakah Rematik Bisa Sembuh? Penanganan Rematik untuk Memperlambat Keparahannya


Pengobatan Nyeri Bahu

Penanganan nyeri bahu, sebenarnya perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Untuk kasus dislokasi bahu, reposisi atau mengembalikan bahu kembali pada posisi semula, merupakan penanganan utama yang harus segera dilakukan. Selain itu, Anda bisa mengupayakan beberapa cara mengatasi nyeri bahu secara mandiri sedini mungkin dengan menerapkan beberapa tips berikut ini:


  • Mengistirahatkan bahu yang sedang nyeri, baik dengan membatasi gerakan yang melibatkan sendi bahu maupun dengan menggunakan arm sling.
  • Mengompres dingin area bahu yang sakit dengan menggunakan air dingin maupun es yang dilapisi kain selama 15 menit sebanyak 3-4 kali dalam sehari, dan lakukan selama 2-3 hari sejak pertama kali bahu terasa nyeri.
  • Konsumsi obat antinyeri yang dijual bebas, untuk mengurangi rasa sakit pada bahu.
  • Melakukan fisioterapi, untuk menguatkan otot bahu sehingga keterbatasan gerak serta proses pemulihan bisa terjadi dengan optimal.
  • Kembali aktif secara bertahap, dengan tidak memaksakan intensitas pergerakan bahu, melainkan memulainya dari yang ringan hingga kekuatan kembali seperti sebelum cedera.
  • Pastikan untuk menerapkan postur yang baik dan benar (ergonomis), baik ketika duduk, berdiri, maupun melakukan aktivitas yang melibatkan sendi bahu, guna meminimalkan risiko terjadinya cedera pada bagian tubuh ini.


Bila beberapa upaya tersebut tidak dapat mengurangi nyeri bahu, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Dokter bisa saja menyarankan beberapa cara untuk mengobati nyeri bahu, antara lain:


  • Fisioterapi 
  • Terapi komplementer, termasuk akupuntur dan chiropractic
  • Operasi untuk memperbaiki maupun mengganti bagian dari bahu yang mengalami gangguan


Baca juga: Rematik, Kondisi yang Mengganggu Sendi dan Menghambat Aktivitas



FAQ


Bagaimana Cara Menghilangkan Sakit di Pundak?

Untuk menghilangkan sakit di pundak, coba lakukan peregangan ringan dan istirahatkan otot. Gunakan kompres dingin untuk mengurangi nyeri dan bengkak. Jika perlu, minum obat pereda nyeri seperti ibuprofen. Jika sakit terus berlanjut atau memburuk, sebaiknya konsultasi dengan dokter spesialis bedah tulang dan traumatologi.


Pundak dan Leher Kaku Gejala Apa?

Pundak dan leher kaku bisa jadi gejala stres, kelelahan, atau postur tubuh yang kurang baik. Masalah ini juga bisa terkait dengan masalah seperti tegang otot, saraf terjepit, atau berbagai kondisi medis lainnya. Jika sering terjadi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis neurologi untuk diagnosis yang tepat.


Kenapa Bahu Terasa Sakit Saat Bangun Tidur?

Bahu terasa sakit saat bangun tidur bisa disebabkan oleh posisi tidur yang salah atau penggunaan bantal yang tidak sesuai. Otot-otot bahu bisa tegang karena postur tidur yang kurang ideal, menyebabkan munculnya rasa nyeri saat bangun.


Apakah Sakit Frozen Shoulder Bisa Sembuh Sendiri?

Frozen shoulder bisa sembuh sendiri tetapi memerlukan waktu lama untuk pulih, yaitu sekitar 12 hingga 18 bulan. Dengan perawatan yang tepat seperti fisioterapi, peregangan, dan dalam beberapa kasus, obat-obatan atau injeksi, gejalanya bisa membaik secara bertahap. Tanpa penanganan, kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa tahun dan menyebabkan keterbatasan gerakan permanen. Jadi, lebih baik segera konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.


Frozen Shoulder Apakah Bahaya?

Frozen shoulder cenderung tidak berbahaya, tapi bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini membuat bahu terasa kaku dan nyeri, bahkan sulit digerakkan. Meskipun tidak berbahaya, perlu penanganan agar tidak memperburuk kondisi dan memulihkan fungsi bahu.


Meski nyeri bermula dari bahu, tidak menutup kemungkinan keluhan akan menjalar hingga ke pundak, leher, maupun punggung atas, bahkan menyebabkan sakit kepala. Oleh karena itu, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis bedah tulang dan traumatologi jika nyeri bahu yang terjadi tidak kunjung membaik setelah beberapa minggu.


Anda sebaiknya memeriksakan diri ke RS Pondok Indah cabang terdekat untuk mendapatkan hasil penanganan yang optimal, dengan pemeriksaan dari dokter spesialis dan didukung oleh fasilitas medis terkini. Dokter bahkan bisa merujuk Anda ke dokter spesialis rehabilitasi medis untuk mendapatkan sesi fisioterapi yang sesuai, guna mendukung pemulihan.


Sport Medicine, Injury, & Recovery Center (SMIRC) di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya merupakan pusat pemulihan terbaik untuk nyeri bahu, bila kondisi ini terjadi akibat cedera olahraga. SMIRC tidak hanya dilengkapi oleh dokter spesialis kedokteran olahraga, melainkan juga dengan dokter spesialis lain terkait serta tenaga medis, guna mengoptimalkan proses pemulihan Anda.


Referensi:

  1. Lv Z, Cui J, et al,. Lifestyle factors and subacromial impingement syndrome of the shoulder: potential associations in finnish participants. BMC Musculoskeletal Disorders. 2024. (https://link.springer.com/article/10.1186/s12891-024-07345-w). Diakses pada 14 Agustus 2024.
  2. Tauqeer S, Arooj A, et al,. Effects of manual therapy in addition to stretching and strengthening exercises to improve scapular range of motion, functional capacity and pain in patients with shoulder impingement syndrome: a randomized controlled trial. BMC Musculoskeletal Disorders. 2024. (https://link.springer.com/article/10.1186/s12891-024-07294-4). Diakses pada 14 Agustus 2024.
  3. Álvarez de la Campa Crespo M, Donegan T, et al,. Virtual embodiment for improving range of motion in patients with movement-related shoulder pain: an experimental study. Journal of Orthopaedic Surgery and Research. 2023. (https://link.springer.com/article/10.1186/s13018-023-04158-w). Diakses pada 14 Agustus 2024.
  4. Davis DL, Almardawi R, et al,. Shoulder pain, health-related quality of life and physical function in community-dwelling older adults. Frontiers in Aging. 2023. (https://www.frontiersin.org/journals/aging/articles/10.3389/fragi.2023.1176706/full). Diakses pada 14 Agustus 2024.
  5. Wang R, Yin Y, et al,. Risk factors associated with the prevalence of neck and shoulder pain among high school students: a cross-sectional survey in China. BMC Musculoskeletal Disorders. 2023. (https://link.springer.com/article/10.1186/s12891-023-06656-8). Diakses pada 14 Agustus 2024.
  6. OrthoInfo. Shoulder Pain and Common Shoulder Problems. (https://orthoinfo.aaos.org/en/diseases--conditions/shoulder-pain-and-common-shoulder-problems/). Direvisi terakhir Januari 2024. Diakses pada 14 Agustus 2024.
  7. Cleveland Clinic. Shoulder Pain. (https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/25122-shoulder-pain), Direvisi terakhir 10 Juli 2023. Diakses pada 14 Agustus 2024.
  8. Health Harvard. Ouch! Shoulder pain and how to treat it. (https://www.health.harvard.edu/pain/ouch-shoulder-pain-and-how-to-treat-it). Direvisi terakhir 9 Agustus 2022. Diakses pada 14 Agustus 2024.
  9. Mayo Clinic. Shoulder pain. (https://www.mayoclinic.org/symptoms/shoulder-pain/basics/definition/sym-20050696). Direvisi terakhir 31 Agustus 2023. Diakses pada 14 Agustus 2024.
  10. Penn Medicine. Shoulder Pain. (https://www.pennmedicine.org/for-patients-and-visitors/patient-information/conditions-treated-a-to-z/shoulder-pain). Direvisi terakhir 12 Agustus 2023. Diakses pada 14 Agustus 2024.