Cara mengatasi nyeri dada dapat diatasi dengan bernafas teratur, membaringkan tubuh dengan kepala lebih tinggi, jangan makan ataupun minum selama relaksasi.
Nyeri dada merupakan keluhan yang pernah dialami oleh hampir semua orang. Keluhan ini dapat dirasakan pada dada sebelah kiri maupun dada sebelah kanan, dengan tingkat keparahan yang juga beragam. Mengingat jantung juga terletak dalam rongga dada, keluhan pada bagian ini secara tidak langsung bisa menjadi gejala adanya masalah pada organ yang memiliki peran penting bagi kelangsungan hidup.
Nyeri dada seringkali, bahkan masih, identik dengan penyakit atau gangguan pada jantung. Keluhan nyeri dada bahkan menjadi penyebab tertinggi kedua pasien memeriksakan diri ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Namun, keluhan ini sebenarnya tidak selalu disebabkan oleh masalah pada jantung dan belum tentu berisiko mengancam nyawa.
Penanganan yang tepat dan cepat sesuai dengan penyebab nyeri dada akan meningkatkan angka keberhasilan pengobatan serta kelangsungan hidup penderitanya. Oleh karena itu, ketahui berbagai informasi mengenai gejala nyeri dada, serta kapan perlu memeriksakannya ke dokter.
Ada banyak organ yang berada di dada, selain jantung. Nyeri dada memang kebanyakan disebabkan oleh jantung, tetapi bisa juga disebabkan oleh organ lain yang berada dalam dada, maupun lokasinya berdekatan dengan dada.
Secara umum, penyebab nyeri dada bisa dibedakan menjadi 2, yakni karena kondisi medis dan gangguan kesehatan yang berkaitan dengan jantung dan tidak terkait dengan jantung. Berikut ini adalah penjelasan singkat dan contoh kondisi penyebab nyeri dada:
Nyeri dada bisa disebabkan oleh berbagai faktor, pemeriksaan langsung oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dapat membantu memastikan penyebab dari keluhan yang Anda rasakan saat ini.
Baca juga: Siaga Satu Serangan Jantung!
Untuk memastikan penyebab dan penanganan yang sesuai bagi gejala nyeri dada yang Anda alami, dokter akan melakukan tanya jawab medis (anamnesis), sebelum melakukan pemeriksaan fisik.
Anamnesis yang dilakukan dokter biasanya bertujuan untuk mengetahui karakter nyeri dada, termasuk durasi, keparahan, hal yang meringankan atau memperparah nyeri, nyeri menetap atau hilang timbul, terasa seperti ditusuk-tusuk atau dihimpit beban berat, serta menunjukkan lokasi nyeri.
Selain itu, dokter juga akan melakukan anamnesis untuk mengetahui faktor risiko sakit jantung yang Anda miliki, termasuk riwayat tekanan darah tinggi, kadar kolesterol, kadar gula darah, kebiasaan merokok, kurang aktif bergerak terlebih berolahraga secara rutin, tidak menjaga pola makan, berusia lebih dari 45 tahun, dan memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung maupun pembuluh darah.
Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan suara jantung dan pernapasan, untuk membantu proses diagnosis nyeri dada. Guna memastikan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter juga bisa menyarankan pemeriksaan penunjang berupa EKG, treadmill atau stress test, rontgen dada, CT-Scan jantung, tes darah, angiografi maupun kateterisasi.
Baca juga: Kegunaan MRI untuk Diagnosis Penyakit Jantung
Nyeri dada bisa sembuh, asalkan penyebab yang mendasarinya diidentifikasi dan diobati dengan tepat. Penting untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami nyeri dada, karena beberapa penyebabnya bisa mengancam nyawa. Dengan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai, banyak kondisi yang menyebabkan nyeri dada bisa dikelola atau disembuhkan, memungkinkan pasien untuk kembali menjalani kehidupan yang sehat dan produktif.
Pada dasarnya, nyeri dada akan diatasi sesuai dengan penyebab yang mendasarinya, baik dengan peresepan obat maupun tindakan medis, yang dibarengi dengan penerapan pola hidup sehat.
Perilaku yang termasuk dalam pola hidup sehat adalah menerapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang, rutin berolahraga, tidak merokok dan konsumsi alkohol, menjaga berat badan ideal, serta memastikan tekanan darah maupun kadar kolesterol tetap normal.
Saat mengalami nyeri dada, Anda dapat menerapkan beberapa tips berikut untuk meredakan nyeri dada:
Baca juga: Perkembangan Pengobatan Penyakit Jantung Koroner
Bila tidak membaik setelah menerapkan beberapa penanganan nyeri dada di rumah, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pertolongan lebih lanjut. Dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk meredakan nyeri tersebut.
Jika nyeri dada tidak membaik dengan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter, tindakan medis bisa saja disarankan. Beberapa tindakan medis tersebut, meliputi:
Pilihan penanganan terbaik untuk nyeri dada yang Anda alami hanya bisa dipastikan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, setelah melakukan pemeriksaan langsung. Sebab, penanganan yang diberikan oleh dokter perlu disesuaikan dengan riwayat kesehatan serta keparahan kondisi Anda.
Meski tidak selalu disebabkan oleh kondisi yang berbahaya, nyeri dada tidak bisa diabaikan. Segera pergi ke IGD rumah sakit terdekat jika Anda curiga nyeri dada yang terjadi merupakan gejala dari serangan jantung. Beberapa gejala serangan jantung selain nyeri dada, antara lain:
Konsumsi makanan yang seimbang dan rendah lemak jenuh, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Hindari makanan cepat saji dan makanan tinggi kolesterol yang dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang bisa memicu nyeri dada.
Olahraga teratur seperti berjalan, bersepeda, atau berenang dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan memperkuat sistem kardiovaskular. Aktivitas fisik yang cukup dapat mencegah nyeri dada yang disebabkan oleh masalah jantung.
Stres yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu nyeri dada. Luangkan waktu untuk relaksasi dengan teknik seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam untuk membantu mengelola stres.
Merokok dapat merusak pembuluh darah dan jantung, sementara alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan masalah jantung. Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol untuk mencegah nyeri dada yang berkaitan dengan kesehatan jantung.
Tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab utama nyeri dada. Periksa tekanan darah secara rutin dan ikuti anjuran dokter untuk menjaga tekanan darah dalam batas normal.
Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan menyebabkan nyeri dada. Usahakan untuk menjaga berat badan ideal dengan pola makan sehat dan olahraga teratur untuk mengurangi tekanan pada jantung.
Makan terlalu banyak sekaligus dapat menyebabkan refluks asam atau gangguan pencernaan, yang seringkali memicu nyeri dada. Makan dalam porsi kecil tetapi sering dapat membantu mencegah masalah ini.
Pemeriksaan kesehatan secara rutin dapat membantu mendeteksi dini masalah jantung atau kondisi lain yang dapat menyebabkan nyeri dada. Konsultasikan dengan dokter jika Anda sering mengalami nyeri dada untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk kesehatan jantung. Kurang tidur dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan memicu nyeri dada. Pastikan Anda tidur setidaknya 7-8 jam setiap malam.
Kafein dalam jumlah besar dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, yang dapat menyebabkan nyeri dada. Batasi konsumsi kafein dari kopi, teh, atau minuman energi untuk menjaga kesehatan jantung.
Anda tetap dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter jika mengalami nyeri dada yang disertai dengan batuk, pilek, demam, maupun menggigil, serta tidak membaik setelah mengonsumsi obat anti nyeri. Pemeriksaan rutin ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah juga diwajibkan untuk Anda yang memiliki faktor risiko penyakit jantung.
Baca juga: Deteksi Dini Kelainan Jantung pada Dewasa Muda
Nyeri dada bisa menjadi gejala berbagai kondisi, dari yang ringan hingga serius. Penyebabnya bisa termasuk masalah jantung seperti angina atau serangan jantung, gangguan pencernaan seperti GERD, masalah paru-paru seperti pneumonia atau emboli paru, hingga kondisi otot atau tulang seperti cedera otot dada. Karena bisa mengindikasikan kondisi serius, nyeri dada harus segera diperiksakan ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, terutama jika disertai sesak napas, pusing, atau nyeri menjalar ke lengan atau rahang.
Ketika mengalami nyeri di dada, segera hentikan aktivitas dan duduk atau berbaring dengan posisi yang nyaman. Jika nyeri berlangsung lebih dari beberapa menit, disertai gejala seperti sesak napas, pusing, atau nyeri menjalar ke lengan atau rahang, segera hubungi layanan darurat atau pergi ke rumah sakit. Jangan menunda untuk mencari bantuan medis, karena nyeri dada bisa menjadi tanda kondisi serius seperti serangan jantung.
Dada sebelah kanan sakit bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari masalah otot seperti ketegangan atau cedera otot, hingga gangguan pencernaan seperti refluks asam lambung atau gas yang terperangkap. Kondisi lain, seperti peradangan pada tulang rusuk (costochondritis), infeksi paru-paru, atau bahkan stres dan kecemasan, juga bisa menyebabkan nyeri di area ini.
Dada sebelah kiri sakit bisa menjadi tanda berbagai kondisi, mulai dari masalah otot seperti ketegangan atau cedera otot hingga gangguan pencernaan seperti refluks asam lambung. Dada sebelah kiri sakit juga bisa mengindikasikan masalah jantung seperti angina atau serangan jantung.
Nyeri dada karena jantung, seperti pada serangan jantung, biasanya terasa seperti tekanan, berat, atau sesak di bagian tengah atau kiri dada. Rasa nyeri bisa menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, atau punggung, sering kali disertai keringat dingin, sesak napas, mual, atau pusing. Nyeri ini sering muncul saat aktivitas fisik atau stres, dan tidak hilang dengan istirahat. Jika mengalami gejala ini, segera cari bantuan medis darurat.
Nyeri dada bisa sembuh sendiri jika penyebabnya ringan, seperti ketegangan otot atau masalah pencernaan, dan biasanya mereda dengan istirahat atau pengobatan sederhana. Namun, nyeri dada yang disebabkan oleh kondisi serius, seperti masalah jantung, membutuhkan penanganan medis segera dan tidak boleh diabaikan. Jika nyeri dada berlanjut, memburuk, atau disertai gejala lain seperti sesak napas, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Ditinjau oleh:
dr. Alexandra Gabriella, Sp.J.P, FIHA
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Referensi: