Operasi Prostat, Apakah Menakutkan?

Selasa, 27 Agustus 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Apakah operasi prostat berbahaya? Tidak perlu takut, ada metode laser prostat dan urolift dengan teknik minimal invasif. Simak jenis operasi prostat di sini.

Operasi Prostat, Apakah Menakutkan?

Sekitar 80% pria berusia lebih dari 50 tahun mengalami masalah pada prostatnya. Penanganan tentu akan disesuaikan dengan kondisinya, bahkan operasi juga terkadang dibutuhkan guna mengatasi gangguan pada salah satu kelenjar pada organ reproduksi pria yang terletak di bawah kandung kemih ini. Sayangnya, masih banyak yang berpikir bahwa operasi prostat merupakan hal yang menakutkan dan menyeramkan, serta diasosiasikan dengan kanker prostat.


Apakah Operasi Prostat Menakutkan?

Operasi prostat tidak perlu ditakutkan. Perkembangan teknologi medis dan kedokteran memungkinkan dilakukannya operasi minimal invasif tanpa sayatan dengan risiko dan tingkat nyeri yang rendah. Selain itu, hospitalization stay jadi lebih singkat atau pasien menjalani masa pemulihan yang lebih cepat. Operasi prostat dengan teknik minimal invasif khususnya dapat dimanfaatkan untuk menangani kasus pembesaran prostat jinak (benign prostatic hyperplasia atau BPH).


Meski bisa menyebabkan inkontinensia urine (mengompol), lebih sering buang air kecil pada malam hari, bahkan menyebabkan disfungsi ereksi, tidak semua kasus pembesaran prostat harus ditangani dengan operasi. Pada kasus pemberasan prostat ringan, kadang hanya diperlukan observasi, atau diterapi dengan pemberian obat. Lalu, kapan seseorang perlu menjalani operasi prostat? Ketahui informasinya dalam artikel berikut!


Indikasi Operasi Prostat

Berikut merupakan indikasi atau kondisi yang menunjukkan bahwa kasus pembesaran kelenjar prostat memerlukan operasi:


  • Ditemukan infeksi saluran kencing berulang yang sulit diobati dengan antibiotik
  • Ditemukannya darah pada urine (kencing berdarah), termasuk yang kambuhan
  • Mengalami kesulitan buang air kecil yang berulang
  • Kencing terasa tidak lampias, atau masih merasa ingin buang air kecil meskipun baru saja kencing
  • Pembesaran prostat yang disertai dengan adanya batu kandung kemih
  • Adanya divertikel kandung kemih yang signifikan
  • Pembesaran prostat dengan gangguan fungsi ginjal
  • Terdapat gejala penyerta lain, seperti disertai hernia
  • Gagal terapi dengan obat-obatan


Baca juga: Penanganan Pembesaran Prostat



Jenis-jenis Penanganan Operasi Prostat

Prostatektomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan secara medis untuk mengangkat kelenjar prostat, baik sebagian maupun semuanya (radical prostatectomy). Terdapat beberapa jenis operasi prostat atau prostatektomi, berikut ini adalah penjelasannya:


1. Operasi Prostat Terbuka (Simple Prostatectomy)

Saat ini sudah jarang dilakukan operasi terbuka pada prostat (prostatektomi terbuka) mengingat risiko operasi dan efek samping dari operasi yang tinggi. Teknik operasi ini masih sering dilakukan terutama di rumah sakit yang berada di daerah terpencil, yang memiliki keterbatasan fasilitas medis. Namun, teknik operasi terbuka masih dibutuhkan pada kasus pembesaran prostat yang parah atau ukuran prostat sangat besar.


2. Transurethral Resection of the Prostate (TURP)

Teknik dengan pendekatan invasif minimal ini merupakan gold standard dalam penanganan pembesaran prostat jinak. Pada teknik ini dilakukan reseksi atau pengerokan prostat dari dalam tubuh menggunakan alat seperti tabung tipis yang dilengkapi dengan kamera yang masuk melalui lubang kencing, tanpa menggunakan sayatan.


Hasil pemulihan setelah dilakukan operasi TURP akan meningkatkan kualitas berkemih, meliputi peningkatan aliran urine lemah dan penurunan residu urin pasca berkemih. Selain itu, waktu pemulihan yang cepat juga memungkinkan pasien untuk pulang ke rumah lebih cepat.


Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi kedokteran, teknik ini terus disempurnakan, mulai dari:


  • Penyempurnaan kualitas optik kamera untuk menghasilkan gambar yang lebih tajam dan jernih, bahkan dengan kualitas high definition
  • Perubahan penggunaan sumber energi untuk memotong jaringan prostat, yang awalnya menggunakan energi monopolar konvensional hingga yang terbaru mengunakan sumber energi bipolar/plasma yang menggunakan cairan fisiologis, sehingga lebih efisien dan aman serta mengurangi risiko pendarahan maupun efek samping dari operasi prostat.


Baca juga: Deteksi Kanker Prostat Sedari Dini



Jenis-jenis Operasi Prostat Tanpa Sayatan

Dengan perkembangan teknologi medis, kini terdapat beberapa pilihan prosedur operasi prostat tanpa sayatan. Operasi prostat tanpa sayatan umumnya dilakukan untuk mengobati pembesaran prostat jinak. Namun, prosedur tanpa sayatan ini memiliki tingkat risiko dan potensi nyeri yang lebih rendah. Berikut ini adalah beberapa jenis prosedur pelaksanaan operasi prostat tanpa sayatan:


1. Laser Prostat

Laser prostat dikembangkan sebagai alternatif TURP. Terdapat beberapa jenis laser yang digunakan untuk reseksi prostat:


  • Coagulative laser: neodymium: yttrium–aluminium–garnet (Nd:YAG), diode laser;
  • Cutting laser: holmium:YAG (Ho:YAG) and thulium:YAG (Tm:YAG);
  • Vaporizing laser: Nd:YAG, Ho:YAG, diode, KTP (potassium–titanyl–phosphate) and lithium triborate (LBO).


Meskipun menggunakan teknologi yang advanced, laser prostat tetap tidak memberikan outcome lebih baik dari TURP. Itulah sebabnya TURP tetap menjadi gold standard dalam penangan prostat yang perlu dioperasi.


Laser prostat merupakan tindakan yang sesuai bagi pasien yang menerima terapi antikoagulan atau pengencer darah yang tidak bisa dihentikan sebelum prosedur. Selain itu, pasien dengan risiko tinggi menjalani TURP bisa ditangani dengan operasi prostat menggunakan laser.


Baca juga: Pembesaran Prostat Jinak, Bagaimana Solusinya?


2. Prostatic Urethtral Lift (Urolift)

Urolift merupakan teknik operasi dengan pendekatan minimal invasif. Pada teknik ini, prostat yang membesar dan menghalangi jalan buang air kecil tidak direseksi melainkan di-staples ke samping sehingga jalannya urin melewati uretra terbuka lancar. Hasil operasi ini bisa dilihat segera setelah tindakan dilakukan, tetapi hasilnya bersifat sementara serhingga sering memerlukan pengulangan.


Prosedur ini tidak bisa dilakukan pada kasus prostat yang sangat besar, misalnya pada kasus pembesaran prostat yang beratnya lebih dari 50 gram.


FAQ Operasi Prostat


Apa Efek dari Operasi Prostat?

Efek dari operasi prostat dapat mencakup masalah sementara seperti nyeri, infeksi, atau kesulitan buang air kecil. Efek jangka panjang mungkin termasuk inkontinensia urin (sulit menahan urin) dan disfungsi ereksi. Namun, banyak pria pulih dengan baik dan mengalami perbaikan signifikan dalam gejala yang disebabkan oleh pembesaran atau kanker prostat.


Berapa Lama Pemulihan Setelah Operasi Prostat?

Pemulihan setelah operasi prostat biasanya memakan waktu sekitar 4 hingga 6 minggu. Selama periode ini, pasien perlu menghindari aktivitas berat dan mengikuti petunjuk dokter untuk memastikan penyembuhan yang optimal. Waktu pemulihan bisa bervariasi tergantung pada jenis operasi yang dilakukan dan kondisi kesehatan individu.


Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Sebelum Operasi Prostat?

Sebelum operasi prostat, pasien tidak boleh makan atau minum apa pun selama 6 hingga 8 jam sebelum prosedur untuk mengurangi risiko komplikasi anestesi. Pasien juga harus menghindari konsumsi obat pengencer darah atau suplemen tertentu, seperti aspirin, kecuali jika dokter mengizinkan, karena dapat meningkatkan risiko perdarahan.


Pemilihan jenis operasi tersebut dapat berbeda tiap individu, tergantung dari kondisi masing-masing pasien. Untuk mengetahui jenis operasi prostat, dokter akan memeriksa dan menyesuaikannya dnegan kondisi Anda. Oleh karena itu, pastikan Anda telah berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter spesialis urologi. Sebab, penanganan yang diberikan oleh dokter perlu disesuaikan dengan riwayat kesehatan serta keparahan kondisi Anda.