Cara mengecilkan pembesaran prostat dapat berupa perubahan gaya hidup, pengobatan medis, prosedur minim invasif, hingga pembedahan. Simak informasinya di sini!
Prostat bengkak adalah kondisi umum pada pria yang biasanya terjadi seiring bertambahnya usia. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti sering buang air kecil di malam hari, aliran urin yang lemah, atau kesulitan memulai berkemih. Namun, dengan pengobatan prostat bengkak yang tepat, gejala-gejala ini dapat dikelola sehingga penderita dapat tetap menjalani aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
Prostat adalah kelenjar reproduksi pria yang terletak di bawah kandung kemih dan mengelilingi saluran kencing (uretra). Istilah prostat bengkak mengacu pada kondisi di mana prostat mengalami pembesaran jinak. Istilah medis untuk kondisi ini adalah benign prostatic hyperplasia atau BPH.
Prostat memiliki beberapa bagian dan bagian yang biasanya mengalami pembesaran adalah yang paling dekat dengan uretra atau zona transisional. Itulah mengapa BPH dapat menyebabkan gangguan buang air kecil yang signifikan, terutama jika tidak mendapatkan pengobatan prostat bengkak yang sesuai.
Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami penurunan kadar kolagen dan peningkatan kadar dihydrotestosterone (DHT). Kedua hal ini diketahui dapat dapat menyebabkan pembesaran prostat.
Sekitar 50% pria di atas usia 60 tahun mengalami BPH, dan angka ini meningkat hingga 80% pada usia lanjut. Dari jumlah tersebut, 30% memerlukan pengobatan untuk mengatasi gejala yang mengganggu.
Baca juga: Pembesaran Prostat Jinak, Berbahayakah?
Sebelum memulai pengobatan prostat bengkak, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan tingkat keparahan dan jenis perawatan yang dibutuhkan. Beberapa parameter yang dinilai meliputi:
Berdasarkan hasil evaluasi, dokter spesialis bedah urologi akan merekomendasikan pengobatan yang sesuai, mulai dari terapi obat hingga prosedur medis.
Baca juga: Mengupas Tuntas Kanker Prostat hingga Penanganannya
Setelah diagnosis, dokter spesialis bedah urologi akan memberikan rekomendasi terapi yang paling sesuai berdasarkan kondisi pasien. Ada beberapa jenis terapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi pembesaran prostat jinak, di antara lain:
Terapi ini bertujuan untuk mengecilkan ukuran prostat, menghentikan pembesaran prostat, atau membuka saluran kencing di dalam prostat. Jenis obat yang sering digunakan meliputi:
Beberapa suplemen herbal, seperti saw palmetto, pygeum, dan beta-sitosterol, telah digunakan untuk mengurangi gejala BPH. Namun, penggunaan suplemen herbal untuk BPH masih perlu diteliti lebih lanjut dan harus dikonsultasikan dengan dokter.
Jika terapi obat tidak cukup efektif, dokter mungkin merekomendasikan prosedur minim invasif, seperti:
Baca juga: Operasi Prostat, Apakah Menakutkan?
Pada kasus BPH berat, tindakan pembedahan seperti transurethral resection of the prostate (TURP) atau prostatektomi terbuka dilakukan untuk mengangkat jaringan prostat yang membesar.
TURP adalah prosedur pembedahan yang umum dilakukan sebagai pengobatan prostat bengkak. Dalam prosedur ini, alat khusus dimasukkan melalui saluran kencing (uretra) untuk mengangkat sebagian jaringan prostat yang menghalangi aliran urin. TURP biasanya direkomendasikan jika pasien tidak membaik dengan obat atau mengalami gejala BPH yang berat, seperti infeksi saluran kemih berulang.
Sementara itu, prostatektomi terbuka adalah prosedur pembedahan yang lebih invasif, di mana dokter bedah membuat sayatan di perut untuk mengangkat seluruh atau sebagian kelenjar prostat. Prosedur ini umumnya dilakukan jika ukuran prostat sangat besar atau jika terdapat komplikasi seperti kerusakan ginjal atau batu kandung kemih.
Kedua metode ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada uretra, sehingga aliran urin menjadi lebih lancar dan gejala berkurang.
Selain pengobatan medis, perubahan gaya hidup dapat membantu mengurangi gejala prostat bengkak. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi dapat membantu mengurangi gejala pembesaran prostat. Sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan lemak sehat, seperti omega-3, sangat dianjurkan untuk pasien prostat bengkak.
Kafein dan minuman beralkohol dapat merangsang kandung kemih dan memperburuk gejala BPH. Pasien dengan prostat bengkak disarankan untuk membatasi konsumsi minuman ini guna mengurangi frekuensi buang air kecil.
Aktivitas fisik dan olahraga secara teratur tidak hanya membantu Anda menjaga berat badan, tetapi juga dapat membantu meredakan gejala pembesaran prostat. Latihan aerobik dan latihan kekuatan, seperti berjalan, berenang, atau yoga, dapat meningkatkan kesehatan prostat.
Minumlah air secukupnya untuk mencegah dehidrasi. Namun, tidak dianjurkan pula untuk terlalu banyak minum, karena dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil dan menyulitkan penderita BPH.
Jika Anda mengalami gejala yang mengganggu seperti kesulitan buang air kecil, sering terbangun di malam hari, atau adanya darah dalam urin, segera konsultasikan dengan dokter spesialis bedah urologi di RS Pondok Indah.
Tim dokter kami dapat memberikan saran lengkap terkait pengobatan prostat bengkak, termasuk pilihan makan, aktivitas, maupun pantangan, sesuai dengan kondisi Anda. Selain itu, RS Pondok Indah juga memiliki alat canggih yang diperlukan untuk menangani kasus prostat bengkak yang berat, sehingga Anda bisa mendapatkan perawatan terbaik.
Baca juga: Prostat Sehat Hingga Lanjut Usia
Pembesaran prostat disebabkan oleh perubahan hormon seiring bertambahnya usia. Faktor risiko lainnya meliputi usia lanjut, dan riwayat keluarga dengan kondisi serupa.
BPH tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi gejalanya dapat dikontrol melalui pengobatan, perubahan gaya hidup, atau tindakan medis.
Pemulihan pasca operasi prostat biasanya memakan waktu 4-6 minggu, tergantung pada jenis operasi dan kondisi pasien. Selama periode ini, pasien mungkin masih akan mengalami rasa tidak nyaman saat buang air, sulit menahan buang air kecil, atau darah dalam urin.