Pemeriksaan di Awal Masa Kehidupan

Jumat, 25 Oktober 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Pemeriksaan bayi baru lahir meliputi fisik (jenis kelamin, berat dan panjang badan), fungsi tiroid, fungsi enzim, hingga kelainan jantung bawaan biru.

Pemeriksaan di Awal Masa Kehidupan

Pada masa awal kehidupan, penting sekali untuk memastikan kondisi buah hati. Tidak ada yang berharap hal buruk, tentu saja. Tapi ketika diketahui adanya gangguan, pemeriksaan pada bayi baru lahir memungkinkan dilakukannya penanganan yang efektif sebelum masalah tersebut menimbulkan efek negatif. 


Pemeriksaan pertama yang dilakukan adalah pemeriksaan fisik. Pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan jenis kelamin, pengukuran berat dan panjang badan, serta ada-tidaknya kelainan bawaan yang terlihat secara kasat mata ini idealnya dilakukan di hadapan orang tua. 


Pemeriksaan Awal Bayi Lahir

Memasuki usia 48 jam, beberapa pemeriksaan lain pun perlu dilakukan, antara lain: 


1. Pemeriksaan Fungsi Tiroid (Thyroid Stimulating Hormone/TSH)

Pemeriksaan tiroid dilakukan dengan pengambilan darah. Kekurangan tiroid dapat mengganggu pertumbuhan fisik dan kemampuan mental secara perlahan. Jika diketahui ada gangguan dari pemeriksaan ini, pengobatan dapat dilakukan sebelum bayi berusia satu bulan.


2. Pemeriksaan Fungsi Enzim Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase (G6PD)

Pada masyarakat Asia, khususnya Asia Timur, risiko kekurangan enzim ini lebih tinggi – yang menyebabkan sel darah merah lebih cepat pecah dibanding pembentukannya sehingga menyebabkan anemia dan mudah kuning.


3. Pemeriksaan Kelainan Jantung Bawaan Biru

Dilakukan dengan pemeriksaan saturasi oksigen pada jari atau tangan kanan. Jika saturasi di bawah 90 persen, diperlukan pemeriksaan lanjutan berupa echocardiography (USG jantung) untuk memastikan ada-tidaknya kelainan pada jantung.


Pemeriksaan tambahan diperlukan bagi bayi dari orang tua dengan riwayat kelainan bawaan. Pada bayi seperti ini, jika ada kelainan biasanya terlihat saat USG, meski ada pula potensi tidak terlihat. Jika kelainan bawaan memerlukan pemeriksaan genetik atau kromosom, orang tua akan dimintai persetujuan untuk dilakukannya pemeriksaan tersebut. 


Sementara, untuk bayi prematur, diperlukan pemeriksaan tambahan yang akan diulang secara berkala, seperti: 

  • Rontgen untuk melihat kemampuan paru; 
  • USG kepala untuk melihat ada-tidaknya perdarahan otak; 
  • Magnetic Resonance Imaging (MRI) dilakukan jika ditemukan kelainan pada otak hasil dari USG kepala; 
  • USG jantung; 
  • Pengecekan fungsi mata untuk melihat vaskularisasi (suplai oksigen dan nutrisi) terlebih pada bayi dengan riwayat pernah mendapat bantuan oksigen; 
  • Pemeriksaan pendengaran yang dilakukan sebelum bayi keluar dari rumah sakit; 
  • Evaluasi tumbuh kembang hingga usia dua tahun; serta 
  • Pemeriksaan lain sesuai dengan kondisi klinis bayi


Pada bayi baru lahir, tidak semua gangguan perlu langsung mendapat tindakan atau bahkan tidak memerlukan tindakan. Kelainan jantung, misalnya, ada yang membaik dengan sendirinya pada usia satu tahun. Kalau pun perkembangan ke arah memburuk, tindakan dilakukan saat berat bayi mencapai tiga kilogram. Begitu pula dengan kelainan testis (pemantauan hingga usia 2-4 bulan) dan hernia (lebih dari usia 4 bulan).