Pemeriksaan bayi baru lahir penting untuk memastikan kesehatan dan mendeteksi kelainan. Pemeriksaan ini mencakup pemeriksaan fisik hingga deteksi kelainan jantung.
Pada masa awal kehidupannya, bayi rentan terhadap berbagai kondisi kesehatan yang mungkin tidak langsung terlihat. Pemeriksaan bayi baru lahir membantu dokter mengidentifikasi gangguan yang memerlukan perhatian lebih awal, sehingga penanganan dapat dilakukan sebelum masalah berkembang lebih serius.
Berbagai pemeriksaan ini dilakukan dalam beberapa tahap, mulai dari pemeriksaan fisik hingga tes khusus yang lebih mendalam. Lantas, apa saja pemeriksaan yang dilakukan pada bayi baru lahir? Berikut adalah penjelasan lengkapnya.
Pemeriksaan pertama yang dilakukan adalah pemeriksaan fisik. Pemeriksaan ini mencakup pemeriksaan jenis kelamin, pengukuran berat dan panjang badan, kondisi kulit, dan pemeriksaan organ tubuh, seperti mata, telinga, mulut, dan alat kelamin. Pemeriksaan ini idealnya dilakukan dengan kehadiran orang tua agar mereka memahami kondisi awal buah hati.
Memasuki usia 48 jam, bayi akan menjalani beberapa pemeriksaan tambahan untuk mendeteksi kondisi medis tertentu, seperti:
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel darah dari tumit bayi. Deteksi dini gangguan tiroid sangat penting, karena kekurangan hormon tiroid dapat menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan otak bayi. Jika ditemukan gangguan, pengobatan bisa dimulai sebelum bayi berusia satu bulan.
Kekurangan enzim G6PD lebih sering ditemukan pada bayi keturunan Asia, khususnya Asia Timur. Kondisi ini menyebabkan sel darah merah lebih cepat pecah, sehingga bayi lebih rentan mengalami anemia dan penyakit kuning. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi risiko sejak dini, sehingga tindakan pencegahan dapat segera diambil.
Kelainan atau penyakit jantung bawaan dapat dideteksi melalui pemeriksaan saturasi oksigen pada jari atau tangan kanan bayi. Jika kadar oksigen kurang dari 90 persen, bayi memerlukan pemeriksaan lanjutan dengan echocardiography (USG jantung). Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan ada tidaknya kelainan bentuk jantung.
Jika terdapat riwayat kelainan bawaan pada keluarga, dokter spesialis anak juga mungkin akan menyarankan pemeriksaan genetik atau kromosom. Sebelumnya, orang tua akan dimintai persetujuan untuk pemeriksaan tersebut.
Baca juga: Mengenal Tes OAE dan BERA untuk Menghindari Risiko Gangguan Pendengaran Sejak Dini
Untuk bayi prematur, diperlukan pemeriksaan tambahan yang akan diulang secara berkala, seperti:
Baca juga: Pahami Kebutuhan Khusus Si Bayi Prematur
Tidak semua kelainan yang ditemukan pada bayi baru lahir memerlukan tindakan segera. Ada kondisi yang masih bisa dipantau hingga bayi lebih besar dan siap secara fisik, misalnya:
Namun, jika terdapat kondisi yang berisiko tinggi, dokter akan merekomendasikan tindakan medis yang diperlukan untuk mencegah komplikasi.
Pemeriksaan bayi baru lahir sangat penting untuk mendeteksi gangguan kesehatan sejak dini. Dengan pemeriksaan yang tepat, berbagai masalah kesehatan dapat ditangani lebih awal, sehingga bayi dapat tumbuh dengan sehat dan optimal.
RS Pondok Indah menawarkan pemeriksaan bayi baru lahir yang lengkap untuk memastikan kesehatan bayi yang optimal sebelum pulang ke rumah. Namun, jika ditemukan kelainan atau tanda-tanda yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak agar dapat dilakukan evaluasi dan penanganan yang tepat.
Baca juga: Kenali Berbagai Jenis Infeksi Perinatal dan Pencegahannya
Pemeriksaan bayi baru lahir meliputi pemeriksaan berat badan, panjang tubuh, lingkar kepala, suhu tubuh, denyut jantung, pernapasan, warna kulit, refleks, serta kondisi organ seperti mata, telinga, mulut, dan alat kelamin.
Setelah bayi lahir, bersihkan tubuhnya, jaga suhu tubuhnya tetap hangat, dan pastikan ia segera menyusu untuk asupan pertama. Periksa tanda-tanda vital seperti napas dan warna kulit. Jaga kebersihan tali pusar, pantau kondisi bayi, dan segera konsultasikan ke dokter spesialis anak jika ada keluhan.
Skrining bayi baru lahir meliputi:
Tes skrining darah pada bayi baru lahir berfungsi untuk mendeteksi berbagai penyakit genetik dan metabolik yang mungkin ada, seperti fenilketonuria (PKU), hipotiroidisme kongenital, dan sebagainya. Tes darah juga digunakan untuk memantau kesehatan umum bayi baru lahir.
Bayi baru lahir perlu menjalani skrining untuk memastikan bahwa mereka sehat dan bebas dari kondisi medis yang berpotensi serius. Dengan melakukan skrining, masalah kesehatan yang berpotensi membahayakan dapat ditemukan dan diobati sebelum gejala muncul.