Penanganan Pertama pada Gangguan Kesehatan si Kecil

Rabu, 30 Oktober 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Macam-macam gangguan kesehatan pada anak hingga usia tahun meliputi demam, tersedak, hingga jatuh dari tempat tinggi. Simak pertolongan pertamanya di sini!

Penanganan Pertama pada Gangguan Kesehatan si Kecil

Para orangtua, terlebih yang baru memiliki anak pertama, kerap merasa panik ketika buah hati mereka terganggu kesehatannya. Tetap tenang dan tahu tindakan awal yang perlu dilakukan dapat membuat anak Anda terhindar dari kondisi yang berbahaya.


Macam-macam Gangguan Kesehatan pada Anak Hingga Usia 2 Tahun

Berikut merupakan beberapa kondisi yang kerap menyerang anak hingga usia dua tahun.


1. Demam

Demam pada anak-anak adalah kondisi ketika suhu tubuh anak berada di atas 37,5 derajat celcius. Pengukuran suhu dapat dilakukan pada lipatan ketiak. Kondisi ini merupakan reaksi tubuh akibat ketidakseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas yang disebabkan reaksi radang, infeksi, dehidrasi, atau sebab lainnya.


Ketika anak demam, hal pertama yang perlu dilakukan adalah membantunya agar dapat berbaring lalu memberi kompres hangat pada dahi. Lipat kedua ketiak dan paha serta perbanyak asupan minum pada anak. Obat penurun panas dapat diberikan jika suhu tubuh anak mencapai lebih dari 38 derajat celcius. Gunakan obat sesuai petunjuk penggunaan yang tertera. Yang perlu diingat, selalu letakkan obat di tempat yang aman dan tidak terjangkau oleh anak.


Orangtua perlu segera membawa anak ke dokter jika demam disertai gejala atau tanda lainnya (salah satu atau lebih) seperti kejang, sesak napas, lemas, penurunan kesadaran, muntah-muntah, atau kesulitan makan-minum. Demam yang lebih dari 40 derajact celcius dan tidak membaik setelah diberi obat penurun panas juga perlu diwaspadai dan segera dibawa ke dokter.


Saat terjadi demam yang disertai kejang, hal pertama yang dapat dilakukan adalah memastikan keamanan di sekitar si kecil. Pindahkan barang-barang yang dapat membahayakan. Kejang biasanya terjadi dalam waktu singkat. Saat kejang berhenti, posisikan tubuh anak agak miring dengan menarik lutut kanan ke arah kiri. Obat antikejang dapat digunakan sesuai petunjuk dari dokter.


Setelah itu, segera bawa anak Anda ke dokter jika terjadi kondisi seperti berikut:

  • Kejang berlangsung lebih dari 15 menit.
  • Anggota tubuh yang terlibat kejang hanya sebagian atau terlihat asimetris (seperti wajah atau salah satu anggota gerak).
  • Kejang seluruh tubuh atau kejang umum yang didahului kejang sebagian.
  • Kejang yang berulang dalam 1 x 24 jam.
  • Kejang tanpa disertai demam.


Kejang yang disertai demam merupakan gejala penyakit yang disebabkan proses di luar sistem saraf. Karenanya, penting segera memeriksakan ke dokter untuk memastikan bahwa kejang yang dialami bukan disebabkan kelainan saraf pusat sehingga penanganan yang dilakukan bisa lebih adekuat.


2. Tersedak

Tersedak merupakan gangguan kesehatan lain yang kerap dialami anak. Ketika hal ini terjadi, hal pertama yang harus dilakukan oangtua adalah mendeteksi gejala dengan cepat. Tersedak memiliki ciri gangguan napas tiba-tiba disertai dengan batuk dan sulit bicara.


Arahkan kecurigaan pada menelan benda asing jika gejalanya muncul tiba-tiba dan si kecil baru saja selesai makan atau memainkan benda kecil sesaat sebelum timbul gejala. Jika anak tidak dapat batuk dengan efektif dan sumbatan terlihat cukup berat, segera bawa ke dokter untuk penanganan yang tepat.


Memasukkan benda asing ke dalam mulut memang menjadi salah satu kebiasaan anak yang perlu mendapat pengawasan dari orangtua. Pastikan anak Anda tidak memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya yang dapat menyebabkan terjadinya tersedak. Penting juga memastikan tingkat kepadatan makanan yang diberikan sesuai dengan usia anak untuk menghindari tersedak.


3. Jatuh dari Tempat Tinggi

Masih ingat dengan masa ketika Anda kecil dulu? Jatuh dari tempat tidur, sofa, dan sebagainya sepertinya menjadi pengalaman masa kecil semua orang. Mengeksplorasi lingkungan sekitar memang menjadi kesenangan si kecil. Karenanya, pengawasan dari orangtua terhadap aktivitas anak sangat dibutuhkan. Selain itu, pemasangan bumper di ranjang atau pemakaian ranjang yang tidak terlalu tinggi dapat menjadi pilihan untuk menjaga keamanan anak Anda.


Hal lain yang bisa dilakukan, yakni memasang matras tipis sebagai pelapis lantai di area bermain anak. Meski telah melakukan segala upaya pencegahan, terkadang hal yang tidak diinginkan tetap dapat terjadi. Ketika anak Anda jatuh dari ketinggian, jangan panik. Angkat dan tenangkan anak Anda.


Kemudian, periksa bagian kepala atau badan untuk memastikan ada-tidaknya luka atau memar. Jika hanya terjadi memar, segera oleskan gel antimemar. Apabila terjadi luka dan berdarah, tekan luka itu selama 10 menit, bersihkan, dan berikan obat antiseptik, serta tutup luka dengan plester. Segera periksakan ke dokter jika pendarahan tidak berhenti.


Namun, jika setelah jatuh si kecil pingsan, tertidur, susah dibangunkan, muntah, kejang pada wajah atau kaku pada anggota gerak, pendarahan dari hidung (mimisan) atau telinga, segera bawa anak Anda ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Penanganan yang tepat dapat menghindarkan anak Anda dari bahaya jangka panjang.