Kenali Polip Usus Sebelum Berubah Menjadi Kanker Usus! Pahami Gejala dan Penanganannya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Senin, 18 November 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Polip usus adalah benjolan kecil yang tumbuh di lapisan dalam dinding usus besar. Meski tidak berbahaya, tetapi ada kasus yang bisa berkembang menjadi kanker usus.

Kenali Polip Usus Sebelum Berubah Menjadi Kanker Usus! Pahami Gejala dan Penanganannya

Benjolan merupakan kondisi yang bisa terjadi pada bagian tubuh mana pun, termasuk pada saluran pencernaan, khususnya usus besar. Bila terbentuk pada lapisan dalam dinding usus besar ini dikenal juga dengan istilah polip usus.


Meski tidak semuanya berpotensi menjadi kanker, polip usus tetap perlu ditangani dengan cepat. Sebab dengan menghilangkan benjolan ini, risiko terjadinya kanker bisa dimusnahkan, meskipun risiko polip usus kembali tumbuh tidak bisa dihindarkan.


Apa itu Polip Usus?

Polip usus adalah benjolan kecil yang tumbuh di lapisan dalam dinding usus besar (colon) maupun rektum. Pertumbuhan polip bisa dikategorikan sebagai tumor, karena merupakan pertumbuhan sel yang tidak normal.


Meski beberapa kasus kanker usus besar diawali dari terbentuknya polip, tidak semua polip usus akan berkembang atau berakhir sebagai kanker kolorektal. 


Baca juga: Waspadai Kolitis Ulseratif, Penyakit Radang Usus Besar yang Kronis



Jenis Polip Usus

Pengelompokan jenis polip bisa dilakukan berdasarkan beberapa kategori, yakni jumlah tumbuhnya, bentuknya, maupun sifatnya. Pembagian jenis polip usus akan membantu dokter dalam menentukan pengobatan yang sesuai.


Berdasarkan jumlah pertumbuhannya, polip usus bisa dibedakan menjadi:


  • Tunggal
  • Multiple


Berdasarkan bentuk tumbuhnya, jenis polip usus bisa dibedakan menjadi:


  • Menonjol, seperti bertangkai (pedunculated) 
  • Rata (flat)


Sedangkan jenis polip usus berdasarkan sifat pertumbuhan selnya bisa dibedakan menjadi:


  • Neoplastic polyps, yang berpotensi berkembang menjadi kanker (tumor ganas). Biasanya jenis polip ini berukuran lebih dari 1 cm.
  • Non-neoplastic polyps, yang tidak berpotensi berkembang menjadi kanker (tumor jinak).


Baca juga: Deteksi Dini Gangguan Pencernaan Bawah dan Kolonoskopi


Gejala Polip Usus

Kebanyakan penderita polip usus tidak menimbulkan gejala. Bahkan penyakit ini umumnya diketahui ketika melakukan pemeriksaan kesehatan untuk kondisi lain. Namun, beberapa orang merasakan tanda dan gejala polip usus yang muncul sebagai berikut ini:


  • Perubahan pola BAB
  • Diare atau konstipasi
  • Perubahan warna tinja yang terjadi karena BAB berdarah, baik berupa warna merah cerah pada kotoran maupun warna tinja yang gelap (seperti aspal)
  • Nyeri perut atau kram perut
  • Lemas dan sesak nafas akibat anemia yang disebabkan oleh perdarahan kronis
  • Penurunan berat badan tanpa direncanakan


Baca juga: Nyeri Ulu Hati, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya


Penyebab Polip Usus

Normalnya, sel dalam tubuh akan terus tumbuh dan membelah secara teratur, dengan tujuan menggantikan sel-sel tubuh yang telah rusak. Namun, mutasi genetik akan menyebabkan pertumbuhan sel terjadi secara tidak terkendali, yang menyebabkan terbentuknya massa, yang terlihat sebagai benjolan atau tumor. Ketika terjadi pada lapisan dalam usus besar, kondisi ini dikenal dengan polip usus.


Meski mutasi genetik telah diketahui sebagai penyebab polip usus, tetapi kondisi yang memicu terjadinya mutasi ini sendiri masih belum dapat dipastikan. Namun, ada beberapa kondisi yang dipercaya menjadi faktor risikonya.


Baca juga: Permasalahan Lambung Kaum Urban: Dispepsia, Gastritis, dan GERD


Faktor Risiko Polip Usus

Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang mengalami polip usus, antara lain:


  • Berusia lebih dari 50 tahun
  • Memiliki anggota keluarga yang juga menderita polip usus maupun kanker usus besar
  • Mengalami kelebihan berat badan (overweight), bahkan obesitas
  • Memiliki riwayat menderita polip usus, bahkan kanker usus, sebelumnya
  • Menderita penyakit radang usus
  • Memiliki pola hidup sedenter, termasuk jarang berolahraga
  • Memiliki kebiasaan merokok
  • Memiliki pola makan yang tidak sehat, yang dimaksud adalah jarang mengonsumsi makanan berserat, kurang minum air putih, sering mengonsumsi daging merah bahkan daging olahan, maupun makanan tinggi lemak
  • Menderita penyakit diabetes mellitus atau diabetes tipe 2, terutama yang tidak terkontrol
  • Mengalami beberapa kondisi medis, seperti Familial adenomatous polyposis (FAP), Sindrom Gardner, Sindrom Lynch, Serrated polyposis syndrome, Sindrom Peutz-Jeghers, MYH-associated polyposis (MAP)


Baca juga: Deteksi Dini Gangguan Pencernaan Bawah dan Kolonoskopi



Diagnosis Polip Usus

Dokter spesialis bedah digestif akan menegakkan diagnosis polip usus dengan melakukan anamesis, yang bertujuan mengumpulkan informasi medis seputar keluhan, keparahan kondisi, kesehatan pasien, serta riwayat kesehatan keluarga, maupun faktor risiko polip usus yang lain.


Hasil anamesis yang dilakukan akan menjadi petunjuk dokter dalam melakukan pemeriksaan fisik bagi orang yang mengalami polip usus. 


Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis polip usus mencakup:


  • Pemeriksaan feses, yang dilakukan untuk mendeteksi adanya darah dalam kotoran, yang tidak tampak secara kasat mata
  • CT-Scan, untuk melihat adanya kelainan pada bagian usus besar
  • Kolonoskopi, untuk melihat langsung perubahan dalam usus besar, sekaligus mengambil maupun memotong sampel jaringan yang dicurigai sebagai polip usus
  • Flexible sigmiodoskopi, merupakan pemeriksaan untuk melihat kelainan di sekitar rektum, dengan cara memasukkan alat semacam kamera kecil
  • Barium enema, atau x-ray menggunakan kontras yang diminum, untuk melihat kondisi usus


Baca juga: Sakit Lambung, Periksakan Segera, Jangan Remehkan Akibatnya


Penanganan Polip Usus

Jika sudah dipastikan, dokter akan melakukan pengobatan polip usus dengan cara memotong benjolan tersebut melalui operasi. Sebab satu-satunya cara untuk mengobati polip usus adalah dengan prosedur bedah untuk mengangkat polip.


Beberapa metode operasi yang dapat digunakan untuk pengangkatan polip usus yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut ini:


  • Polipektomi dengan menggunakan kolonoskopi
  • Polipektomi dengan metode laparoskopi
  • Protokolektomi total atau memotong seluruh usus besar, jika pasien menderita familial adenomatous polyposis (FAP).


Meski beberapa jenis polip usus bisa berkembang menjadi kanker usus besar, kemungkinan ini akan dihilangkan jika benjolan tersebut sudah diangkat. Namun, kemungkinan kambuhnya polip usus bisa saja terjadi. Oleh karena itu, Anda sebaiknya melakukan kontrol rutin sesuai dengan arahan dokter spesialis bedah digestif.


Baca juga: Perlemakan Hati: Salah Satu Sindrom Metabolik


Komplikasi Polip Usus

Meski sangat jarang, berikut ini adalah beberapa komplikasi polip usus yang bisa terjadi:


  • Perdarahan kronis
  • Penyumbatan usus besar
  • Diare kronis
  • Perforasi usus
  • Kanker usus besar atau kanker kolorektal atau kanker kolon


Baca juga: Pemeriksaan Saluran Cerna Atas dengan Gastroskopi


Pencegahan Polip Usus

Hingga kini belum ditemukan metode pencegahan terjadinya polip usus yang efektif. Namun, skrining dan pemeriksaan rutin bisa mencegah risiko terjadinya polip maupun kanker usus besar. Selain itu, ada beberapa tips untuk mencegah terbentuknya polip usus yang bisa Anda terapkan, yakni:


  • Menerapkan pola hidup sehat, termasuk meningkatkan konsumsi makanan berserat, dengan konsumsi buah-buahan maupun sayuran.
  • Tidak merokok.
  • Tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Membatasi konsumsi makanan yang tinggi lemak.
  • Menjaga berat badan ideal.
  • Rutin berolahraga.
  • Memenuhi kebutuhan vitamin D dan kalsium harian.
  • Membatasi konsumsi daging merah dan menghindari konsumsi daging olahan.


Selain itu, kontrol rutin ke dokter spesialis bedah digestif juga diwajibkan bagi Anda yang memiliki risiko atau sudah pernah terdiagnosis mengalami polip usus sebelumnya, guna mencegah kekambuhan kondisi ini. Kontrol rutin ini setidaknya dilakukan setiap 5 tahun sekali, setelah berusia lebih dari 45 tahun.


Dokter spesialis di RS Pondok Indah tidak hanya melakukan pemeriksaan rutin maupun penanganan polip usus saja. Pelayanan medis yang diberikan oleh dokter spesialis kami didasarkan pada kesehatan Anda secara umum, sehingga hasilnya pun lebih optimal.



FAQ


Apakah Polip di Usus Berbahaya?

Tidak semua polip usus berbahaya. Namun, ada beberapa jenis polip yang berpotensi berkembang menjadi kanker jika tidak diatasi. Oleh karena itu, deteksi dini polip usus tetaplah penting untuk mencegahnya berkembang menjadi kanker usus besar.


Berapa Lama Polip Usus Berubah Menjadi Kanker?

Proses perubahan polip usus menjadi kanker umumnya memakan waktu bertahun-tahun, sekitar 10-15 tahun, tergantung jenis dan ukuran polip. Perlu diingat juga bahwa tidak semua jenis polip usus akan berkembang atau berakhir sebagai kanker kolorektal. 


Meskipun demikian, polip berukuran besar atau polip jenis adenomatosa lebih berisiko untuk berubah menjadi kanker. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin tetap dianjurkan sebagai langkah skrining sekaligus menghilangkan polip sebelum berkembang menjadi kanker.


Apa yang Terjadi Jika Polip Dibiarkan?

Jika dibiarkan tanpa pengobatan, beberapa jenis polip dapat berkembang menjadi kanker, terutama polip adenomatosa. Selain itu, polip yang berukuran besar juga bisa menyebabkan perdarahan maupun obstruksi pada usus.


Haruskah Semua Polip Diangkat Selama Kolonoskopi?

Umumnya dokter akan merekomendasikan untuk mengangkat semua polip yang ditemukan selama kolonoskopi. Meskipun tidak semua polip akan berubah menjadi kanker kolorektal, sulit untuk membedakan polip yang berisiko menjadi kanker dari yang tidak. Dengan mengangkat semua polip, risiko perkembangan kanker bisa diminimalkan.


Akan tetapi, polip yang berukuran terlalu besar biasanya sulit untuk diangkat selama kolonoskopi. Bila hal ini terjadi, dokter spesialis bedah digestif mungkin akan menyarankan tindakan laparoskopi.


Apa yang Terjadi Setelah Polip Usus Besar Diangkat?

Setelah polip usus besar diangkat, biasanya pasien akan dipantau untuk memastikan tidak ada komplikasi atau polip baru yang tumbuh. Polip yang diangkat juga akan dianalisis di laboratorium untuk mengetahui risiko kanker. Jika hasil biopsi menunjukkan risiko tinggi, dokter spesialis bedah digestif mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan lanjutan secara berkala untuk deteksi dini kanker usus besar.




Referensi:

  1. Deng Y, Li C, et al,. Single‐cell landscape of the cellular microenvironment in three different colonic polyp subtypes in children. Clinical and translational medicine. 2024. (https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/ctm2.1535). Diakses pada 13 November 2024.
  2. Zhang ZS. Predictive factors and model validation of post-colon polyp surgery Helicobacter pylori infection. World Journal of Gastrointestinal Surgery. 2024. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10845274/). Diakses pada 13 November 2024.
  3. Johnson GG, Helewa R, et al,. Colorectal polyp classification and management of complex polyps for surgeon endoscopists. Canadian Journal of Surgery. 2023. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10521811/). Diakses pada 13 November 2024.
  4. American Cancer Society. Your Colon or Rectal Pathology Report: Polyps (Including Serrated Adenomas). (https://www.cancer.org/cancer/diagnosis-staging/tests/biopsy-and-cytology-tests/understanding-your-pathology-report/colon-pathology/colon-polyps-sessile-or-traditional-serrated-adenomas.html). Direvisi terakhir 7 Juli 2023. Diakses pada 13 November 2024.
  5. Cleveland Clinic. Colon Polyps. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15370-colon-polyps). Direvisi terakhir 25 September 2023. Diakses pada 13 November 2024.
  6. Harvard Health Publishing. Colon polyps. (https://www.health.harvard.edu/a_to_z/colon-polyps-a-to-z). Direvisi terakhir 10 Agustus 2023. Diakses pada 13 November 2024.
  7. Mayo Clinic. Colon Polyps. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/colon-polyps/symptoms-causes/syc-20352875). Direvisi terakhir 10 September 2024. Diakses pada 13 November 2024.