Diabetes melitus pada pria dapat menyebabkan disfungsi ereksi, penurunan libido, masalah kesuburan, meningkatkan risiko penyakit jantung dan kerusakan saraf.
Diabetes melitus disebabkan oleh berbagai macam hal, antara lain faktor genetika, kegemukan gaya hidup, atau pola konsumsi obat sebelumnya (misalnya konsumsi obat-obatan steroid dalam jangka waktu lama). Bagaimana perkembangan penyakit ini pada pria?
Penyakit yang lebih dikenal dengan kencing manis ini merupakan penyakit yang diderita berjuta-juta orang di dunia saat ini. ada beberapa tipe diabetes melitus, yaitu diabetes mellitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2, diabetes melitus gestasional, dan diabetes melitus tipe lain.
Pada diabetes melitus yang timbul pada orang dewasa (tipe 2), terjadi peningkatan kadar gula darah yang disebabkan oleh resistensi insulin di jaringan. Insulin adalah zat hormonal yang dikeluarkan pankreas dan bertugas membawa gula dari darah ke dalam jaringan tubuh.
Namun pada penderita diabetes melitus awal, terjadi ketidakmampuan transportasi gula yang dibawa insulin. Akibatnya, gula tetap bertahan di dalam darah dan kadar gula darah menjadi tinggi sehingga terjadilah diabetes melitus (awal).
Komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat diabetes melitus sangat banyak karena penyakit ini secara mendasar merusak pembuluh darah. praktis, semua organ yang dilalui pembuluh darah juga mengalami kerusakan, antara lain otak (stroke), saraf tepi, kerusakan pembuluh darah mata dan katarak, penyakit jantung koroner, gagal ginjal, sampai dengan infeksi dan kerusakan jaringan lunak (gangren).
Pada pria, penyakit diabetes melitus kerap kali menimbulkan gangguan ereksi serta penurunan libido karena terjadinya kerusakan pembuluh darah. Hal ini mengakibatkan mekanisme vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) pada saat terjadi ereksi menjadi sangat terganggu.
Komplikasi yang seringkali juga mengganggu antara lain gangguan penglihatan. Bila hal ini terjadi pada pria usia produktif, akan sangat mengganggu aktivitas dan pekerjaan sehari-hari yang secara otomatis akan menurunkan produktivitas.
Pencegahan dapat dilakukan antara lain dengan memperbaiki gaya hidup, gaya diet, menghindari stres, menghindari penggunaan obat-obatan steroid, melakukan olahraga secara teratur, serta menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal.
Apabila seorang menderita penyakit diabetes melitus, maka yang harus diketahuinya adalah diabetes melitus merupakan penyakit yang akan diidapnya seumur hidup. Bagi para penderita diabetes melitus tidak ada istilah sembuh! Istilah yang lebih tepat digunakan adalah ”gula darah terkontrol” atau ”gula darah tidak terkontrol”.
Gula darah yang terkontrol dengan baik akan menurunkan risiko terjadinya komplikasi-komplikasi pada penderita diabetes melitus. Sebaliknya, gula darah yang tidak terkontrol akan meninggikan risiko terjadinya komplikasi-komplikasi bagi para penderitanya.
Adapun pengobatan diabetes melitus yang baik, antara lain meliputi keteraturan konsumsi obat, olahraga, pola makan, dan kontrol ke dokter. Konsumsi obat harus dijalankan seumur hidup, sesuai dengan anjuran dokter, serta ”aturan mainnya”. Olahraga juga harus dilakukan secara teratur. WHO menyarankan olahraga simultan berupa jogging, renang, atau aerobik. Pola hidup dan pola makan para penderita diabetes melitus juga harus dilakukan dengan benar.
Menghindari beban psikologis atau kelelahan fisik berat serta pola makan yang baik juga harus dijalankan sesuai dengan anjuran dokter. Para penderita diabetes melitus juga diharuskan memeriksakan dirinya ke dokter secara rutin. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat progresivitas penyakit dan efektivitas terapi yang diberikan kepadanya. Berbagai macam obat yang dapat diberikan adalah obat hipoglikemik oral (oho) atau injeksi insulin.
Jika seorang pria menderita diabetes, ia bisa mengalami komplikasi seperti gangguan jantung, kerusakan saraf, masalah penglihatan, dan disfungsi ereksi. Diabetes juga meningkatkan risiko infeksi dan memperlambat penyembuhan luka. Kontrol gula darah yang baik sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Mengobati diabetes pada pria melibatkan pengaturan pola makan, rutin berolahraga, dan memantau kadar gula darah. Obat diabetes atau insulin mungkin diperlukan sesuai anjuran dokter. Hindari stres dan tidur cukup untuk membantu menjaga gula darah stabil serta mengurangi risiko komplikasi.
Ya, diabetes bisa menurunkan gairah seksual pria. Gula darah tinggi merusak saraf dan pembuluh darah, mengganggu aliran darah ke area vital. Hal ini dapat menyebabkan disfungsi ereksi dan menurunkan libido.