Rabun Jauh, Ketika Pandangan Terlihat Kabur Saat Melihat Jarak Jauh

Oleh Tim RS Pondok Indah

Jumat, 25 Oktober 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Rabun jauh (miopi) adalah kondisi mata kesulitan untuk melihat objek dalam jarak normal sehingga harus didekatkan agar terlihat jelas. Simak selengkapnya!

Rabun Jauh, Ketika Pandangan Terlihat Kabur Saat Melihat Jarak Jauh

Seseorang bisa melihat benda atau objek dengan jelas ketika objek memantulkan cahaya. Di dalam mata, pantulan cahaya tersebut diterima oleh kornea, kemudian diteruskan ke pupil hingga menembus lensa lensa, dan dibiaskan hingga terpusat di retina. 


Selanjutnya, retina akan mengubah cahaya menjadi sinyal yang dikirimkan ke otak melalui saraf optik, untuk kemudian diterjemahkan oleh otak sebagai suatu objek.


Apa itu Rabun Jauh?

Rabun jauh (miopi) adalah kelainan refraksi yang menyebabkan seseorang tidak bisa melihat pada jarak normal. Agar benda bisa terlihat dengan jelas, penderita rabun jauh, atau yang dikenal dengan mata minus ini harus mendekatkan objek yang dilihatnya. 


Rabun jauh bisa dialami oleh siapa saja. Namun, kondisi ini biasanya berkembang pada masa anak-anak dan remaja. Sehingga akan mengganggu prestasinya di sekolah, maupun performa saat bekerja.


Baca juga: Sindrom Mata Kering: Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya



Penyebab Rabun Jauh

Rabun jauh terjadi ketika sinar yang seharusnya terfokus pada retina mata jatuh di depan retina. Akibatnya, mata tidak bisa fokus pada suatu benda atau tulisan berjarak jauh. Itulah alasannya seseorang dengan miopi akan melihat objek lebih samar dan buram pada jarak normal.


Secara umum, penyebab rabun jauh bisa dibedakan menjadi tiga, sebagai berikut ini:


  • Kelainan bentuk bola mata
  • Kelainan lensa mata
  • Kelainan retina, termasuk saraf-saraf mata


Baca juga: Katarak: Penyebab, Gejala, Penanganan, dan Pencegahan


Faktor Risiko Rabun Jauh

Gangguan mata ini umumnya disebabkan oleh faktor genetik. Artinya, kondisi ini diturunkan dari orang tua kepada anaknya.


Selain faktor genetik,beberapa kondisi berikut ini juga meningkatkan risiko terjadinya miopi atau rabun jauh:


  • Memiliki kebiasaan membaca buku dengan jarak dekat dan tiduran
  • Melihat telepon genggam dan layar monitor komputer dengan jarak dekat
  • Menghabiskan banyak waktu di dalam ruangan dengan menatap layar, baik televisi telepon genggam, atau komputer
  • Adanya gangguan pada kornea mata
  • Kekurangan vitamin D


Apabila Anda memiliki faktor risiko rabun jauh, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata secara berkala untuk memonitor kondisi kesehatan mata dan penglihatan. Hubungi Executive Health Check Up RS Pondok Indah dan jadwalkan pemeriksaan mata dan penglihatan Anda sekarang!


Baca juga: Kenali dan Atasi Alergi pada Mata



Gejala Rabun Jauh

Selain penglihatan kabur, buram, dan tidak jelas, rabun jauh juga disertai dengan gejala berikut ini:


  • Sakit kepala
  • Mata tegang dan mudah lelah karena harus bekerja berlebihan untuk melihat suatu objek
  • Sering mengedipkan mata
  • Sering memicingkan atau menyipitkan mata untuk melihat objek yang jauh
  • Sering mengucek mata


Pada Anak-Anak

Anak-anak dengan rabun jauh bisa mengalami gejala yang khas, yaitu:


  • Prestasi sekolah menurun karena sulit untuk melihat tulisan di papan tulis, khususnya ketika duduk di kursi belakang
  • Sulit untuk fokus belajar
  • Sering membaca buku dengan jarak dekat agar tulisan terlihat


Baca juga: Hindari Gangguan Miopi pada Anak Anda


Diagnosis Rabun Jauh

Lalu, bagaimana perawatan rabun jauh? Untuk mengembalikan fungsi mata agar bisa melihat jelas objek pada jarak normal, Anda perlu melakukan pemeriksaan terlebih dahulu ke dokter spesialis mata di RS Pondok Indah cabang terdekat.


Di awal proses pemeriksaan mata, dokter akan anamnesis untuk memastikan kapan keluhan tidak bisa melihat pada jarak normal ini terjadi, dan keparahan serta efeknya pada aktivitas sehari-hari.


Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fungsi mata dan tes ketajaman penglihatan dengan cara membaca huruf-huruf pada poster yang tersedia di ruangan atau melihat objek yang ditampilkan dari proyektor khusus. Hasil pemeriksaan ini biasa akan dikombinasikan dengan hasil pemeriksaan menggunakan phoropter, yang memberikan hasil koreksi refraksi Anda.


Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan retina menggunakan retinoskop dengan cahaya khusus yang disinarkan ke mata. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah retina memantulkan cahaya atau tidak.


Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan dan menegakkan diagnosa, selanjutnya dokter akan memberikan penanganan yang sesuai. 


Baca juga: Apakah Katarak Berbahaya dan Operasi Penanganannya


Cara Mengatasi Rabun Jauh

Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan di atas, dokter spesialis mata akan memberikan penanganan rabun jauh yang bertujuan untuk memfokuskan cahaya tepat di retina. Penanganan yang diberikan sangat tergantung pada usia pasien, tingkat keparahan rabun jauh, dan kondisi kesehatan pasien.


Beberapa penanganan rabun jauh yang bisa diberikan oleh dokter spesialis mata adalah sebagai berikut ini:


1. Pemakaian kacamata 

Penanganan rabun jauh yang sederhana dan terjangkau adalah dengan menggunakan kacamata dengan jenis lensa koreksi minus.


2. Operasi dengan sinar laser atau LASIK

Pengobatan definitf rabun jauh adalah dengan operasi refraksi. Salah satu metde operasinya adalah menggunakan sinar laser, yang dikenal dengan operasi LASIK. Namun, penanganan ini dianjurkan hanya untuk orang dewasa dan tidak diperbolehkan untuk anak-anak di bawah usia 18 tahun.


3. Implan lensa buatan

Apabila miopi atau rabun jauh yang Anda alami sudah parah dan tidak bisa ditangani dengan operasi LASIK, dokter akan merekomendasikan implan lensa buatan. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan lensa buatan tanpa mengeluarkan lensa mata yang asli. Dengan begitu, penglihatan Anda bisa kembali normal.


Selain itu, dokter juga bisa meresepkan obat-obatan untuk meringankan gejala miopi yang Anda alami, termasuk peresepan obat analgetik untuk meredakan nyeri kepala.


Baca juga: Agar Pandangan Selalu Prima


Dokter mata juga mungkin akan menyarankan senam mata untuk menguatkan otot mata dan meningkatkan fokus penglihatan pada beberapa pasien. Jangan lupa untuk mengistirahatkan mata setiap 20 menit sekali, lalu memandang objek yang berjarak 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 menit.


Perlu diketahui bahwa rabun jauh sangat berisiko tinggi dialami apabila Anda memiliki riwayat keluarga yang mengalami rabun jauh juga. Namun, Anda bisa menurunkan risiko mengalami rabun jauh dengan mengonsumsi makanan sehat setiap hari, khususnya buah-buahan maupun makanan yang mengandung vitamin A, vitamin C, dan lutein. 


Bagi Anda yang berisiko mengalami rabun jauh, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis mata di RS Pondok Indah cabang terdekat setiap 2 tahun sekali. Sebab rabun jauh bisa menghambat aktivitas Anda, karena Anda jadi kesulitan untuk melihat objek dalam jarak normal. Dengan penanganan sedini mungkin, keluhan penglihatan jarak jauh yang buram bisa diatasi dengan baik, tanpa harus mengganggu aktivitas sehari-hari.



FAQ


Apa Efek Mata Minus?

Efek mata minus (miopia) adalah kesulitan melihat objek jauh, seperti rambu lalu lintas atau tulisan di papan tulis. Mata minus bisa memperburuk dan menimbulkan komplikasi berupa mata lelah, pusing dan sakit kepala, jika tidak ditangani dengan tepat.


Apa Yang Terjadi Jika Mata Minus Dibiarkan?

Jika mata minus dibiarkan tanpa penanganan, penglihatan bisa semakin memburuk. Kondisi ini dapat menyebabkan mata tegang, sering sakit kepala, dan kesulitan melihat jarak jauh. Dalam jangka panjang, risiko terjadinya komplikasi rabun jauh adalah glaukoma, ablasi retina, bahkan kebutaan.


Penanganan dini dari dokter spesialis mata seperti penggunaan kacamata sangat penting untuk menjaga kesehatan mata.


Apakah Rabun Jauh Bisa Bertambah Parah?

Rabun jauh (miopia) bisa bertambah parah apabila dibiarkan tanpa penanganan, terutama pada anak-anak atau usia sekolah. Tanpa penanganan yang tepat, gangguan penglihatan bisa bertambah buruk, bahkan meningkatkan risiko kebutaan sebagai komplikasi.


Lensa Apa yang Dibutuhkan Oleh Penderita Rabun Jauh?

Penderita rabun jauh (miopia) membutuhkan lensa cekung (minus) untuk membantu cahaya fokus dan jatuh di retina. Lensa ini bekerja dengan menyebarkan cahaya yang masuk sehingga objek jauh terlihat lebih jelas.


Konsultasikan dengan dokter spesialis mata untuk mendapatkan resep lensa yang tepat berdasarkan tingkat keparahan rabun jauh Anda agar penglihatan optimal.




Referensi:

  1. Chan HN, et al. Vitamin D and ocular diseases: a systematic review. International journal of molecular sciences. 2022. (https://www.mdpi.com/1422-0067/23/8/4226). Diakses pada 2 Oktober 2024.
  2. Russo A, et al. Myopia: mechanisms and strategies to slow down its progression. Journal of Ophthalmology. 2022. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9213207/). Diakses pada 2 Oktober 2024.
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tahukah Kamu Bagaimana Mata Kita Bisa Melihat. (https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1732/tahukah-kamu-bagaimana-mata-kita-bisa-melihat). Direvisi terakhir 31 Oktober 2022. Diakses pada 2 Oktober 2024.
  4. Cleveland Clinic. Myopia (Nearsightedness). (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8579-myopia-nearsightedness). Direvisi terakhir 13 Oktober 2023. Diakses pada 2 Oktober 2024.
  5. Mayo Clinic. LASIK surgery: Is it right for you?. (https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/lasik-eye-surgery/in-depth/lasik-surgery/art-20045751). Direvisi terakhir 27 Juni 2023. Diakses pada 2 Oktober 2024.
  6. Mayo Clinic. Diseases & Conditions. Nearsightedness. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nearsightedness/symptoms-causes/syc-20375556). Direvisi terakhir 19 April 2024. Diakses pada 2 Oktober 2024.
  7. American Academy of Opthalmology. Nearsightedness: Myopia Diagnosis and Treatment. (https://www.aao.org/eye-health/treatments/myopia-nearsightedness-treatment). Direvisi terakhir 5 Februari 2019. Diakses pada 2 Oktober 2024.