Kenali Penyebab Radang Sendi dan Cara Mengatasinya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Kamis, 10 Oktober 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Radang sendi adalah peradangan yang terjadi pada sendi. Meski tidak bisa disembuhkan secara permanen, penanganan dini dapat mencegah kekambuhan dan komplikasi.

Kenali Penyebab Radang Sendi dan Cara Mengatasinya

Radang sendi adalah peradangan yang terjadi pada persendian. Gejala radang sendi yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri dan kekakuan pada sendi, yang akan makin parah seiring dengan bertambahnya usia. Namun, cara mengatasi radang sendi yang tepat akan mencegah kekambuhan dan keparahannya.


Penyebab Radang Sendi

Penyebab radang sendi tergantung pada jenis radang sendi yang dialami oleh masing-masing penderitanya. Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang penyebab radang sendi:


1. Osteoarthritis

Osteoarthritis merupakan penyebab radang sendi yang paling umum terjadi, terutama pada mereka yang berusia lebih dari 40 tahun. Namun, penyakit ini juga bisa dialami oleh siapa saja, khususnya yang memiliki riwayat asam urat atau arthritis rheumatoid.


Kondisi ini terjadi karena beban berlebih atau penggunaan berlebih persendian. Sebagai akibatnya, penderita osteoartritis akan kesulitan menggerakkan bagian tubuh yang terdampak, kebanyakan terjadi di lutut. Ketika tulang rawan mulai kasar dan menipis, tendon serta ligamen jadi harus bekerja lebih keras, kemudian menyebabkan pembentukan taji tulang (osteofit).


Osteoarthritis merupakan penyakit kronis yang dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup, terutama bila terlambat dideteksi dan ditangani. Kunci utama pencegahan osteoarthritis dan radang sendi adalah dengan skrining kesehatan secara rutin. Executive Health Check Up RS Pondok Indah Bintaro Jaya kini menawarkan Paket Skrining Osteoarthritis yang didukung langsung oleh dokter spesialis ortopedi berpengalaman. Jadi, sayangi sendi Anda dan jadwalkan skrining osteoarthritis sekarang juga!


2. Rheumatoid arthritis

Rheumatoid arthritis merupakan peradangan pada sendi akibat penyakit autoimun, dan termasuk jarang terjadi. Jenis artritis ini lebih sering menyerang kelompok usia yang relatif lebih muda, yakni 30-50 tahun.


Kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan tulang dan tulang rawan. Selain itu, penderita arthritis jenis ini juga bisa mengalami gangguan pada otot di sekitar sendi, maupun jaringan dan organ lain di tubuhnya.


Baca juga: Apakah Rematik Bisa Sembuh? Penanganan Rematik untuk Memperlambat Keparahannya


3. Gout arthritis

Radang sendi jenis ini disebabkan karena terbentuknya kristal asam urat di persendian. Penderita gout arthritis biasa mengeluhkan rasa sakit yang luar biasa di area sendi yang meradang dan akan ditandai dengan kemerahan serta bengkak.


4. Ankylosing spondylitis

Ankylosing spondylitis merupakan peradangan sendi yang terjadi dalam jangka panjang, dan memengaruhi otot maupun ligamen tulang belakang, khususnya di punggung bawah.


Baca juga: Nyeri Punggung Bawah, Ketahui Penanganan Sesuai dengan Penyebabnya



5. Septic arthritis

Peradangan sendi yang terjadi akibat adanya infeksi pada cairan sendi (sinovial) dan jaringan sendi dikenal dengan septic arthritis. Kondisi ini lebih sering dialami oleh anak-anak dibandingkan orang dewasa.


6. Psoriatic arthritis

Kesalahan sistem kekebalan tubuh yang menyerang sendi sekaligus menyebabkan psoriasis, dikenal dengan psoriatic arthritis.


Baca juga: Jangan Sepelekan Nyeri Leher! Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya!


7. Reactive arthritis atau Sindrom Reiter

Reactive arthritis atau sindrom Reiter adalah radang sendi yang dipicu oleh infeksi pada bagian tubuh lain, seperti usus, alat kelamin, atau saluran kemih. Penyakit ini sangat jarang terjadi. Bagi sebagian penderita, gejala terjadi secara kambuhan, yang akan pulih dengan sepenuhnya dalam waktu 12 bulan.


8. Juvenile idiopathic arthritis

Terjadinya radang sendi pada remaja maupun anak di bawah usia 16 tahun, dikenal dengan juvenile idiopatic arthritis. Sebagian penderita penyakit ini bisa mengalami gejala hanya hitungan bulan, tetapi ada pula yang mengalaminya selama bertahun-tahun.


Baca juga: Kenali Jenis Penyakit Reumatik dan Penyebabnya


Faktor Risiko Radang Sendi

Di samping penyebab radang sendi, ada beberapa kondisi yang akan meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko radang sendi yang dimaksud:


  • Riwayat keluarga yang mengalami radang sendi
  • Berusia lebih dari 50 tahun
  • Berjenis kelamin wanita
  • Pernah mengalami cedera sendi
  • Memiliki berat badan berlebihan (obesitas)
  • Memiliki kebiasaan merokok
  • Mengidap penyakit tertentu, termasuk autoimun
  • Kurang aktif berolahraga


Jika Anda memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko di atas, sangat disarankan untuk menjalani pola hidup sehat, lebih rutin berolahraga, dan melakukan skrining kesehatan secara rutin.


Baca juga: Mengenal Apa Itu Flu Tulang, Penyebab dan Cara Mengatasinya


Gejala Radang Sendi

Berdasarkan dari penyebabnya, radang sendi dapat menimbulkan gejala yang berbeda-beda. Akan tetapi, berikut ini adalah beberapa gejala radang sendi yang umumnya muncul:


  • Nyeri pada sendi
  • Rasa kaku pada sendi
  • Pembengkakan dan kemerahan pada sendi yang terdampak
  • Keterbatasan mobilitas atau gerak
  • Penyusutan ukuran otot di sekitar persendian (atrofi otot)
  • Penurunan kekuatan otot di sekitar persendian


Gejala radang sendi bisa muncul secara tiba-tiba ataupun bertahap. Disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi apabila Anda mengalami gejala di atas atau nyeri yang dirasakan tidak kunjung sembuh. Pemeriksaan dan penanganan dini sangatlah penting untuk meredakan gejala radang sendi sekaligus mencegah kekambuhan dan munculnya komplikasi akibat kondisi ini.


Baca juga: Bursitis, Peradangan Bantalan di Sekitar Sendi



Cara Mengatasi Radang Sendi

Radang sendi merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Namun, semakin cepat ditangani, keparahan gejalanya bisa dikurangi sehingga penderitanya bisa terus beraktivitas tanpa rasa sakit.

Cara mengatasi radang sendi akan disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Berikut ini adalah cara mengatasi radang sendi yang umum dianjurkan oleh dokter, yaitu:


1. Peresepan obat-obatan

Peresepan obat radang sendi yang dilakukan dokter bertujuan untuk mengatasi peradangan, sekaligus meredakan keluhan nyeri pada sendi. Pengobatan radang sendi biasanya akan disesuaikan dengan jenis radang sendi yang dialami dan gejala yang dialami penderita. Beberapa obat untuk radang sendi yang dimaksud, yaitu:


  • Obat analgetik untuk mengobati nyeri sendi yang terjadi
  • Obat antiperadangan
  • Obat antirematik pemodifikasi penyakit (DMARDs)


2. Fisioterapi

Fisioterapi sangat dianjurkan bagi penderita radang sendi untuk meningkatkan kekuatan dan pergerakan. Beragam terapi yang dilakukan bertujuan untuk melenturkan otot dan sendi sehingga kekakuan pun berangsur mereda.


3. Operasi

Untuk kasus radang sendi yang sangat parah, atau mengganggu aktivitas, dan tidak bisa diatasi dengan obat-obatan maupun fisioterapi, dokter akan menganjurkan operasi sebagai cara mengatasi radang sendi yang rusak.


Baca juga: Terapi TENS: Fisioterapi Menggunakan Listrik untuk Meredakan Nyeri



FAQ


Radang Sendi Apakah Bahaya?

Radang sendi bisa menjadi kondisi yang berbahaya apabila tidak ditangani dengan tepat. Selain dapat membatasi pergerakan, radang sendi yang dibiarkan saja berpotensi menyebabkan kerusakan permanen pada sendi, membatasi gerakan, dan menurunkan kualitas hidup penderitanya. Beberapa jenis radang sendi, seperti rheumatoid arthritis, bahkan dapat memengaruhi fungsi organ tubuh lainnya.


Kenapa Radang Sendi Bisa Terjadi?

Radang sendi, atau artritis, bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti proses penuaan, cedera, infeksi, atau gangguan autoimun. Faktor genetik, obesitas, dan gaya hidup sedenter juga berperan dalam menyebabkan sendi mengalami peradangan.


Bagaimana Cara Memperlambat Perkembangan Radang Sendi?

Cara memperlambat perkembangan radang sendi melibatkan kombinasi gaya hidup sehat dan perawatan medis dari dokter spesialis ortopedi. Penderita radang sendi disarankan rutin memeriksakan kesehatan ke dokter sekaligus menjalani pengobatan yang disarankan oleh dokter.


Selain itu, pasien radang sendi juga harus menghindari aktivitas berat yang membebani sendi tetapi tetap melakukan olahraga ringan secara rutin dan mengonsumsi diet yang bernutrisi.


Apakah Radang Sendi Bisa Menyebabkan Kelumpuhan?

Radang sendi bisa meningkatkan risiko terjadinya kelumpuhan jika tidak ditangani dengan benar, terutama bila radang bersifat kronis dan parah. Tanpa penanganan yang benar, peradangan sendi dapat menyebabkan kerusakan permanen, mengakibatkan deformitas, dan berkurangnya mobilitas. Untungnya, risiko kelumpuhan dapat diminimalisir dengan deteksi dan intervensi dini.


Penyakit radang sendi memang perlu ditangani dengan tepat, agar tidak mengganggu aktivitas penderitanya. Diagnosis yang awal juga penting untuk penanganan sedini mungkin.


Jadi, jika Anda memiliki riwayat keluarga yang juga mengalami radang sendi atau mengalami keluhan yang menyerupai gejala penyakit ini, seperti nyeri sendi, sendi terasa kaku dan anggota tubuh yang terdampak sulit digerakkan, serta kulit di area sendi terlihat kemerahan, segera periksakan diri ke dokter spesialis ortopedi di Rumah Sakit Pondok Indah cabang terdekat.


Melalui serangkaian pemeriksaan, dokter bisa menegakkan diagnosis dan memberikan pengobatan yang tepat, sehingga nyeri radang sendi bisa diatasi dengan baik. Ingat ya, radang sendi tidak boleh dianggap sepele, karena kondisi ini bisa berkembang menjadi parah, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.




Referensi:

  1. Scherer HU, Häupl T, et al,. The etiology of rheumatoid arthritis. Journal of autoimmunity. 2020. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0896841119308431). Diakses pada 4 September 2024.
  2. Johns Hopkins Medicine. Septic Arthritis. (https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/arthritis/septic-arthritis). Diakses pada 4 September 2024.
  3. Mayo Clinic. Arthritis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/arthritis/symptoms-causes/syc-20350772). Direvisi terakhir 29 Agustus 2023. Diakses pada 4 September 2024.
  4. Mayo Clinic. Juvenile idiopathic arthritis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/juvenile-idiopathic-arthritis/symptoms-causes/syc-20374082). Direvisi terakhir 5 Oktober 2022. Diakses pada 4 September 2024.
  5. Mayo Clinic. Capsaicin (Topical Route). (https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/capsaicin-topical-route/description/drg-20062561). Direvisi terakhir 1 Februari 2024. Diakses pada 4 September 2024.
  6. Arthritis Foundation. How Arthritis Hurts. (https://www.arthritis.org/health-wellness/healthy-living/managing-pain/understanding-pain/sources-of-arthritis-pain). Direvisi terakhir. Diakses pada 4 September 2024.