Oleh Tim RS Pondok Indah
Radang usus adalah kondisi peradangan kronis yang terjadi pada usus. Meski relatif tidak berbahaya, penanganan yang sesuai tetap diperlukan untuk mencegah komplikasi.
Usus bisa dikatakan sebagai organ pencernaan yang dominan, dimana tugasnya pun terbilang krusial, yakni menyerap nutrisi dan membentuk tinja untuk kemudian dikeluarkan sebagai zat sisa.
Berbagai gangguan bisa saja terjadi pada saluran cerna ini, termasuk peradangan. Ketika peradangan terjadi secara terus-menerus dalam jangka waktu panjang, kondisi ini bisa dianggap sebagai radang usus.
Tentunya kondisi ini akan menyebabkan berbagai keluhan terkait dengan saluran sistem pencernaan, yang jika tidak ditangani dengan tepat akan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan lebih serius.
Radang usus adalah kondisi yang merujuk kepada peradangan yang terjadi pada usus dan terjadi secara kronis (dalam waktu yang lama). Istilah radang usus atau yang juga dikenal sebagai inflammatory bowel disease (IBD) meliputi 2 kondisi, yakni penyakit Crohn (Crohn's disease) dan kolitis ulseratif.
Yang dimaksud dengan kolitis ulseratif adalah peradangan yang terjadi pada lapisan usus besar (colon) dan rektum, sedangkan penyakit Crohn adalah merupakan peradangan yang bisa terjadi pada area saluran pencernaan mana pun. Bedanya, peradangan pada Crohn’s disease terjadi hingga ke lapisan saluran pencernaan yang lebih dalam.
Baca juga: Kenali Polip Usus Sebelum Berubah Menjadi Kanker Usus! Pahami Gejala dan Penanganannya
Gejala radang usus yang dialami oleh masing-masing orang bisa saja berbeda, dengan tingkat keparahan yang juga bervariasi, tergantung dari lokasi terjadinya peradangan juga.
Penderita IBD tidak selalu merasakan keluhan secara terus-menerus. Ada 1 episode dimana keluhan terasa parah, yang diikuti dengan perbaikan kondisi (remisi), dimana tidak ada gejala radang usus yang dirasakan sama sekali.
Beberapa gejala inflammatory bowel disease (IBD) yang sering dikeluhkan adalah sebagai berikut ini:
Apabila Anda merasakan gejala-gejala seperti di atas, terutama jika terjadi terus-menerus atau berulang, segera jadwalkan konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam. Diagnosis dan penanganan dini radang usus dapat membantu meringankan gejala yang Anda alami sehingga tidak lagi mengganggu aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Perlemakan Hati: Salah Satu Sindrom Metabolik
Penyebab radang usus belum diketahui dengan pasti hingga saat ini. Namun, kelainan pada sistem kekebalan tubuh penderita sering dicurigai sebagai penyebab terjadinya IBD. Selain itu, adanya mutasi genetik juga digadang menjadi penyebab terjadinya peradangan pada kolon.
Sedangkan beberapa kondisi yang sering kali memperparah atau memicu kekambuhan gejala radang usus adalah alergi makanan dan stres yang hebat.
Baca juga: Sakit Lambung, Periksakan Segera, Jangan Remehkan Akibatnya
Beberapa kondisi diketahui dapat menyebabkan risiko seseorang mengalami irritable bowel disease. Beberapa faktor risikonya meliputi kondisi berikut ini:
Makanan bukanlah penyebab maupun faktor risiko terjadinya penyakit radang usus. Namun, ada beberapa jenis makanan yang bisa memicu kekambuhan maupun memperburuk kondisi ini, seperti makanan pedas, makanan berlemak, terbuat dari susu, serta yang kandungan seratnya tinggi, maupun minuman bersoda, beralkohol, dan berkafein.
Baca juga: Infeksi Saluran Pencernaan, Sudah Biasa, tetapi Tidak Bisa Diabaikan
Sebelum memberikan penanganan yang sesuai, dokter spesialis penyakit dalam akan terlebih dahulu menegakkan diagnosis radang usus maupun kondisi yang melatarbelakangi terjadinya keluhan yang Anda alami. Dalam proses tersebut, dokter akan terlebih dahulu mengajukan beberapa pertanyaan seputar keluhan yang Anda alami, perubahan pola BAB yang terjadi, kondisi kesehatan maupun riwayat kesehatan keluarga.
Informasi medis yang didapatkan dalam proses anamnesis kemudian akan menjadi petunjuk dokter dalam melakukan pemeriksaan fisik. Secara umum dokter akan melihat adanya pembengkakan atau bentuk perut yang tidak normal, serta status gizi.
Pemeriksaan kemudian dilanjutkan dengan meraba ada tidaknya benjolan di perut, sekaligus pemeriksaan nyeri saat perut disentuh maupun ditekan. Dokter juga mungkin akan mengetuk perut untuk mengetahui peningkatan jumlah gas dalam saluran cerna, yang menandakan perut kembung. Terakhir, dokter akan mendengarkan bunyi usus dengan bantuan stetoskop.
Kedua hasil pemeriksaan tersebut kemudian akan dipastikan dengan pemeriksaan penunjang untuk menentukan irritable bowel disease, yang bisa berupa:
Baca juga: Deteksi Dini Gangguan Pencernaan Bawah dan Kolonoskopi
Setelah menegakkan diagnosis sekaligus jenis radang usus yang dialami dan keparahannya, dokter spesialis penyakit dalam akan menentukan penanganan yang sesuai.
Tujuan penanganan radang usus yang dilakukan bukan untuk menyembuhkan, tetapi menghentikan proses peradangan yang terjadi dan meredakan gejala, sehingga kualitas hidup pasien tetap terjaga.
Beberapa cara mengobati radang usus yang mungkin dilakukan oleh dokter, antara lain:
Untuk kasus kolitis ulseratif, dokter bisa menyarankan operasi pengangkatan seluruh usus besar beserta rektum, sedangkan untuk penyakit Crohn, biasa yang diangkat hanyalah bagian yang bermasalah saja.
Meski umumnya tidak berbahaya, radang usus tetap berpotensi menyebabkan komplikasi. Berikut ini adalah beberapa komplikasi irritable bowel disease jika tidak ditangani dengan tepat:
Baca juga: Deteksi Dini Gangguan Pencernaan Bawah dan Kolonoskopi
Mengingat penyebab pastinya belum diketahui, cara mencegah terjadinya penyakit radang usus juga tidak bisa dilakukan secara mutlak. Namun, ada beberapa upaya mencegah kekambuhan irritable bowel disease serta mencegah gejalanya bertambah parah, berupa:
Selain itu, kontrol rutin dengan dokter spesialis penyakit dalam juga perlu dilakukan untuk mencegah kekambuhan radang usus. Sebab, kondisi yang tidak bisa disembuhkan ini masih mungkin dikontrol melalui perubahan pola hidup dan penanganan yang sesuai.
Meski merupakan peradangan yang terjadi pada saluran cerna, penyakit radang usus juga bisa memengaruhi kondisi kesehatan mental penderitanya. Sebab kondisi ini merupakan penyakit yang akan diderita seumur hidup, dan bisa membuat penderitanya merasa frustasi, cemas, bahkan depresi, baik karena gejala yang dialami, keputusasaan dalam mengelola kondisi ini, maupun mengatasi komplikasi yang terjadi.
Oleh karena itu, penanganan yang tepat sangat penting dalam mengelola irritable bowel disease. RS Pondok Indah merupakan rumah sakit yang berkomitmen untuk mengutamakan kesehatan pasiennya dalam menentukan segala keputusan medis, sehingga sudah sepantasnya menjadi pilihan Anda dan orang terkasih dalam mengatasi berbagai kondisi medis, termasuk mengatasi penyakit radang usus.
Baca juga: Nyeri Ulu Hati, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
IBD atau Inflammatory Bowel Disease, seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif, sering dianggap sebagai penyakit autoimun, tetapi sebenarnya lebih tepat disebut kondisi autoimun-like. Sistem imun meradang dan menyerang sel-sel di usus secara berlebihan, tetapi tanpa target spesifik, yang mana berbeda dengan penyakit autoimun murni yang memiliki target tertentu.
Sejauh ini, penyebab pasti IBD atau radang usus belum diketahui, tetapi faktor genetik dan faktor lingkungan berperan sebagai pemicu kondisi ini.
IBS (Irritable Bowel Syndrome) dan IBD (Inflammatory Bowel Disease) adalah dua kondisi yang berbeda. IBS lebih ke gangguan fungsional, yang memengaruhi cara usus bekerja, tapi tidak menyebabkan peradangan atau kerusakan jaringan. Sementara itu, IBD adalah peradangan kronis pada usus yang bisa menyebabkan kerusakan permanen pada dinding usus.
Bila dilihat berdasarkan gejalanya, IBS sering ditandai dengan kram, kembung, dan perubahan pola buang air, sedangkan IBD bisa menimbulkan gejala seperti nyeri perut hebat, diare berdarah, hingga komplikasi serius.
Durasi penyembuhan radang usus bisa bervariasi, tergantung tingkat keparahan dan respons tubuh terhadap pengobatan. Pada kasus ringan, gejala mungkin mereda dalam beberapa minggu setelah pengobatan dimulai. Namun, pada kasus lebih berat, maka proses pengobatan bisa memakan waktu beberapa bulan atau bahkan lebih lama hingga gejala mereda.
IBD atau radang usus bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan tepat. Penyakit ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius seperti obstruksi usus, perdarahan, bahkan kanker usus besar.
Meski tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, perawatan yang tepat dapat mengontrol gejala penyakit IBD dan mencegah terjadinya komplikasi.
Radang usus bisa sembuh tanpa operasi, terutama jika kondisinya tidak terlalu parah dan sudah terdeteksi sejak dini. Pengobatan dengan obat anti-inflamasi, imunomodulator, dan perubahan gaya hidup bisa jadi cukup efektif mengendalikan gejala radang usus.
Rutin kontrol dan mengalani pengobatan sesuai arahan dokter spesialis penyakit dalam dapat mencegah dilakukannya tindakan operasi dan mempercepat proses pemulihan penderita.
Referensi: