Macam-macam kelainan payudara di antaranya Fibro Adenoma Mamma, Philodestumor, Fibrokistik, Galactocele, Mastitis, dan Kanker Payudara. Simak di sini.
Banyak cara untuk mengenali kelainan di payudara, antara lain memeriksa payudara secara mandiri (SADARI) setiap bulan pada hari ketujuh hingga kesepuluh yang terhitung sejak hari pertama menstruasi, atau mulai hari kelima setelah selesai menstruasi. Selain itu, lakukan pemeriksaan USG payudara setiap enam bulan untuk mengetahui kesehatan organ ini.
Ada beragam kelainan yang dapat terjadi pada payudara. Kelainan tersebut dapat ditangani dengan pengobatan hingga tindakan bedah. Beberapa di antara kelainan payudara tersebut antara lain:
FAM adalah tumor jinak payudara dan kelainan payudara yang paling banyak dijumpai. Kondisi ini mencapai sekitar 45-50 persen dari kelainan payudara yang bersifat jinak. Sebanyak 15 persen di antaranya bersifat multiple (lebih dari satu) atau bisa terjadi pada kedua payudara.
Ciri khas FAM adalah benjolan pada payudara yang padat dengan konsistensi kenyal, mudah digerakkan, berbatas tegas, berbentuk bulat atau lonjong, tidak nyeri, tidak disertai dengan perubahan pada kulit payudara, serta perubahan ukuran hampir tidak terjadi atau sangat lambat. Namun, FAM merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Bila yang mengalami gejala FAM, Anda tidak disarankan untuk mengonsumsi obat hormonal, seperti obat kontrasepsi atau pemberian hormonal pada wanita pre-menopause. Pengobatan FAM hanya dapat dilakukan dengan operasi pengambilan benjolan tumor.
Gejala awal kelainan payudara ini menyerupai FAM, tetapi pertumbuhannya cepat. Tumor payudara ini padat dengan konsistensi kenyal dan berbatas tegas, kadang permukannya berbenjol-benjol atau berbentuk kantong. Bila dibiarkan, benjolan akan terus tumbuh, bahkan bisa melebihi ukuran payudara normal.
Philodestumor juga akan menyebabkan perubahan kulit payudara menjadi tegang, mengkilap, tetapi tidak lengket ke kulit payudara maupun ke dasar payudara. Umumnya tumor ini bersifat jinak, tetapi ada sebagian yang bersifat ganas. Pengobatan terbaik adalah masektomi, mengingat sifatnya yang mudah kambuh.
Baca juga: Perlukah Deteksi Dini Kanker Payudara?
Fibrokistik memiliki gejala nyeri dengan hasil perabaan dijumpai benjolan padat berkonsistensi kenyal, berbatas tidak tegas, dapat berupa kantong, baik soliter (satuan) maupun multiple (banyak). Jaringan payudara teraba padat dengan permukaan benjolan granuler.
Yang harus Anda waspadai adalah ketika ada pembesaran benjolan payudara yang terjadi sangat cepat (progresif) atau bagian payudara yang teraba keras. Bila Anda menemukan salah satu, bahkan kedua, kondisi tersebut, segera periksakan diri ke dokter spesialis bedah konsultan onkologi untuk mendapatkan penanganan yang sesuai. Sebab 2-4 persen kasus fibrokistik dilaporkan berkembang menjadi keganasan atau tumor payudara.
Saat tumor terbentuk akibat tersumbatnya saluran kelenjar susu pada ibu yang sedang menyusui atau baru saja selesai masa laktasi, maka kelainan ini dikenal dengan galactocele. Gejala galactocele adadalah ditemukannya benjolan payudara yang berbatas tegas, berbentuk bulat, berisi ASI yang kental berupa kantong. Pengobatan kelainan payudara ini adalah dengan operasi.
Baca juga: Pengaruh Gaya Hidup pada Kesehatan Payudara
Kelainan payudara ini terjadi akibat infeksi pada kelenjar payudara wanita yang sedang menyusui. Namun, tidak jarang mastitis juga dijumpai pada ibu yang sudah bertahun-tahun selesai menyusui, terutama dengan riwayat ASI yang kurang lancar pada salah satu payudara.
Mastitis pada ibu yang sedang menyusui umumnya bersifat akut. Kondisi ini sering disertai dengan rasa nyeri, terkadang juga bisa menyebabkan badan terasa meriang, dan biasanya diawali dengan lecet ringan, atau retakan pada puting susu, yang menjadi jalan masuknya bakteri.
Pada bagian yang meradang, akan tampak benjolan berwarna merah, teraba agak hangat dengan konsistensi yang keras, serta terasa nyeri. Bila tidak ditangani dengan sesuai, kondisi ini bisa berkembang menjadi abses atau bisul. Pengobatan mastitis yang ringan, cukup dengan peresepan obat antibiotik yang sesuai bagi ibu yang sedang menyusui.
Namun, mastitis yang sudah berkembang menjadi abses, harus dioperasi atau ditangani dengan insisi abses. Ada beberapa laporan bahwa beberapa kasus mastitis berisiko menjadi kanker sebanyak 2,9 kali (Donelly, 1975).
Sejak beberapa dekade terakhir ini, insiden kanker payudara sangat meningkat. Sayangnya, masih banyak penderita kanker payudara yang datang terlambat, ketika kanker sudah dalam stadium lanjut. Atau, pada awalnya sudah datang ke dokter, tetapi tidak berobat secara rutin atau melakukan pengobatan alternatid, yang membuat kanker payudara menjadi makin parah. Setelah kanker payudara lebih parah, barulah pasien berobat kembali ke dokter.
Gejala awal kanker payudara hampir sama dengan FAM dan fibrokistik. Keganasan payudara ini bisa saja tidak menunjukkan keluhan sama sekali pada masa awal perjalanan penyakitnya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, benjolan akan semakin keras, batas menjadi tidak tegas, dan permukannya menjadi tidak rata.
Pada stadium lebih lanjut, mulai tampak adanya kelainan pada kulit payudara, seperti kulit jeruk, kadang-kadang mencekung karena tertarik benjolan. Bila tumor dekat dengan puting susu, akan tampak puting susu tertarik dan susah digerakkan/lengket, bahkan mengeras.
Semakin lanjut stadiumnya, akan tampak benjolan-benjolan kecil di kulit payudara yang mudah berdarah atau akhirnya pecah, serta berbau sangat menyengat, bahkan dapat mengganggu orang-orang di sekitarnya.
Baca juga: Cegah Kanker Bersarang di Payudara, Lakukan Deteksi Dini
Pengobatan terbaik untuk kanker payudara adalah dengan operasi. Pada kanker payudara stadium awal, penanganan dilakukan dengan operasi BCS (breast conserving surgery). Tumor akan diangkat tanpa membuang payudara. Kemudian, sesuai dengan letak tumor dan hasil PA (patologi anatomi), pengobatan dapat dilanjutkan dengan kemoterapi, pengobatan hormonal, maupun radioterapi.
Gambaran klinis lain yang mungkin dijumpai sebagai kanker payudara adalah pagets disease, berupa kelainan kulit seperti alergi di puting susu dan di kulit areola (bagian hitam di sekitar puting payudara). Kondisi ini juga terkadang disertai dengan rasa gatal. Bila tidak dijumpai benjolan di payudara, kondisi ini dapat dikategorikan sebagai kanker payudara stadium awal.
Gejala lain dari kanker payudara adalah nipple discharge atau keluarnya cairan dari puting susu yang jernih, sedikit kekuningan, bahkan merah yang merupakan darah. Sekitar 80% penyebabnya adalah poliphalus di dalam saluran kelenjar payudara. Sedangan 20% lainnya karena kanker payudara intraductal. Namun, ada juga kasus keluarnya cairan dari puting payudara yang termasuk normal, bila terjadinya bilateral atau dikedua payudara dengan cairan yang berwarna jernih.
Pada sebagian besar kasus, FAM (Fibroadenoma Mammae) tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, beberapa wanita mungkin merasakan ketidaknyamanan atau nyeri ringan selama menstruasi atau saat benjolan disentuh. Jika Anda memiliki benjolan di payudara yang menimbulkan rasa sakit atau mengganggu, segera konsultasikan dengan dokter dan lakukan pemeriksaan medis untuk memastikan kondisi payudara.
Umumnya, FAM tidak berbahaya dan jarang berkembang menjadi kanker. Namun, penting untuk memeriksakan diri secara rutin untuk memastikan kondisi tidak berubah. Jika ditemukan benjolan atau gejala lain, konsultasikan dengan dokter spesialis bedah onkologi sangat disarankan untuk diagnosis yang tepat.
Seperti infeksi pada umumnya, infeksi payudara bisa berbahaya jika tidak diobati. Jika dibiarkan, infeksi bisa berkembang menjadi abses yang berpotensi menimbulkan komplikasi dan memerlukan tindakan medis lebih lanjut.
Mastitis tidak selalu harus dioperasi. Biasanya dokter akan merekomendasikan antibiotik dan kompres hangat terlebih dahulu untuk mengobati mastitis.Namun, jika mastitis menyebabkan abses atau infeksi parah yang tidak merespon obat, tindakan pembedahan mungkin diperlukan untuk mengeluarkan nanah.
Benjolan di payudara saat menyusui tidak selalu berbahaya. Benjolan tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti saluran susu yang tersumbat, mastitis, atau kista. Akan tetapi, meskipun sebagian besar benjolan tidak berbahaya, penting bagi Anda untuk memantau perkembangan dan gejalanya. Jika benjolan tidak hilang dalam beberapa hari, disertai nyeri, demam, atau perubahan pada kulit, sebaiknya segera periksakan ke dokter.
Menyusui tidak dapat menghilangkan tumor payudara. Anda perlu berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan penanganan medis untuk bisa mengatasi tumor payudara.
Bila Anda menemukan salah satu gejala dari kelainan payudara, sebaiknya periksakan diri ke dokter spesialis bedah subsesialis onkologi untuk mendapatkan penanganan yang sesuai. Pastikan Anda memiliki RS Pondok Indah sebagai tempat pemeriksaan, karena dokter spesialis kami adalah tenaga profesional yang kompeten dan didukung dengan fasilitas medis yang lengkap serta canggih. Dengan begitu, hasil pemeriksaan dan penanganan keluhan terkait kelainan payudara Anda akan lebih maksimal.