Red Flag pada Sakit Kepala, Apa yang Perlu Diketahui?

Selasa, 17 September 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Red Flag pada sakit kepala merupakan sinyal bahaya yang menunjukkan bahwa sakit kepala memerlukan pemeriksaan lanjutan berupa radiologi/pencitraan.

Red Flag pada Sakit Kepala, Apa yang Perlu Diketahui?

Sakit kepala adalah pengalaman tidak menyenangkan yang dapat dialami oleh siapa saja dan dapat disebabkan oleh kondisi apa pun.


Klasifikasi sakit kepala sangat luas, sehingga informasi dan pemeriksaan langsung oleh dokter spesialis neurologi sangat diperlukan untuk mengetahui jenis dan penyebabnya, sehingga penanganan yang tepat bisa diberikan. Sebab, penanganan yang tepat sasaran adalah kunci dari kesembuhan sakit kepala, terutama pada kasus yang serius.


Sakit kepala kadang disertai dengan keluhan lain, seperti leher tegang dan mata berair, yang menjadikannya salah satu keluhan paling umum seseorang untuk berobat ke dokter. Namun, ada beberapa sakit kepala yang berbahaya dan sebaiknya tidak Anda remehkan. Lalu, bagaimana cara mengenali sakit kepala yang berbahaya?


Jenis Sakit Kepala

Sebelum mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi sakit kepala yang berbahaya, Anda perlu memahami berbagai klasifikasi sakit kepala terlebih dahulu. Sakit kepala secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:


Sakit Kepala Primer 

Sakit kepala primer disebabkan oleh aktivasi sensor nyeri pada kepala yang mungkin mengalami malfungsi karena alasan tertentu. Jenis sakit kepala ini terjadi akibat mekanisme independen tanpa adanya penyakit atau kelainan lain yang mendasari.


Sakit kepala primer yang sering dikeluhkan adalah:



Hingga kini, keluhan sakit kepala masih banyak didominasi oleh penderita berjenis kelamin wanita, dengan prevalensi global tertinggi pada kasus sakit kepala tegang dan migrain.


Sakit Kepala Sekunder 

Sesuai dengan namanya, sakit kepala sekunder terjadi sebagai gejala sekunder akibat dari penyakit atau gangguan lain yang menyebabkan sakit kepala. Banyak sekali kondisi yang dapat menyebabkan sakit kepala sekunder, seperti infeksi, cedera kepala, tumor, ataupun gangguan metabolik tertentu.


Sebagian besar pasien yang berobat untuk keluhan sakit kepala memenuhi kriteria diagnosis sakit kepala primer. Namun, untuk menegakkan diagnosis sakit kepala primer, perlu dipastikan melalui konsultasi dan pemeriksaan fisik yang komprehensif oleh dokter spesialis neurologi.


Riwayat kesehatan dan informasi yang lengkap mengenai sakit kepala pasien penting didapatkan untuk memisahkan antara kemungkinan sakit kepala primer maupun sekunder. Keduanya memerlukan penanganan yang tepat sasaran dan optimal.


Baca juga: Kenali Jenis Sakit Kepala Anda



Red Flag Headache atau Tanda Sakit Kepala yang Berbahaya

Istilah “red flag headache” mengacu pada kondisi-kondisi tertentu yang biasanya menunjukkan gejala sakit kepala memerlukan pemeriksaan dan penanganan segera.


Beberapa kondisi yang termasuk dalam red flag headache meliputi:


  • Sakit kepala yang baru pertama kali dirasakan oleh pasien yang berusia lebih dari 50 tahun
  • Hasil pemeriksaan neurologis yang abnormal
  • Perubahan baru dalam pola dan karakteristik sakit kepala, atau sakit kepala yang makin memberat (progresif)
  • Sakit kepala baru pada penderita HIV, kanker, atau pasien imunokompromise (yang kekebalan tubuhnya lemah)
  • Muncul keluhan sistemik, misalnya demam atau lemas
  • Sakit kepala yang dipicu manuver valsava, yakni sakit kepala yang dialami ketika Anda menarik napas panjang dan dalam hingga dada terasa tertekan, ditahan selama beberapa detik, lalu diembuskan kembali
  • Sakit kepala pada masa kehamilan atau setelah melahirkan
  • Sakit kepala mendadak dan sangat berat


Baca juga: Agar Sakit Kepala Tak Terus Berulang


Gejala Sakit Kepala yang Berbahaya

Selain berbagai kondisi yang disebutkan di atas, adapula beberapa tanda sakit kepala yang berbahaya, seperti:


  • Sakit kepala terjadi secara berulang
  • Sakit kepala terjadi sekitar 15 hari atau lebih dalam sebulan, selama lebih dari 3 bulan
  • Sakit kepala disertai demam
  • Sakit kepala yang disertai dengan penurunan kemampuan bicara, mendengar, melihat, menggerakkan anggota tubuh, atau mengingat
  • Sakit kepala disertai gangguan penglihatan
  • Adanya sensasi kesemutan atau bengkak pada wajah
  • Terjadinya kejang atau penurunan kesadaran


Penanganan “Red Flag” pada Sakit Kepala

Untuk menangani “red flag” pada sakit kepala, diperlukan pemeriksaan lanjutan berupa pemeriksaan radiologi atau pencitraan.


Pada kasus sakit kepala yang kronis atau menahun, magnetic resonance imaging (MRI) akan memberikan hasil yang lebih sensitif atau akurat, dibandingkan dengan computed tomography scan (CT-Scan).

Apabila tidak terdapat kontraindikasi, MRI dapat dilakukan dengan media kontras, terutama jika ada kekhawatiran terkait infeksi maupun tumor. Sementara CT-Scan lebih tepat dilakukan pada keadaan sakit kepala akut untuk melihat kemungkinan terjadinya perdarahan ataupun desakan massa di otak yang dapat disebabkan oleh tumor maupun infeksi. 


Untuk mendiagnosis sakit kepala primer, tidak ada tanda atau temuan MRI yang khas, lain halnya dengan sakit kepala sekunder.


Pada kasus kecurigaan sakit kepala sekunder, selain pencitraan, pemeriksaan lanjutan juga meliputi pemeriksaan pungsi lumbal, yaitu pengambilan cairan serebrospinal dari celah tulang belakang pada daerah punggung bawah untuk dianalisis lebih lanjut.


Pendekatan pengobatan sakit kepala sekunder berfokus pada pengobatan penyakit atau gangguan yang mendasari, sehingga penanganannya akan bersifat multidisiplin yang melibatkan berbagai dokter spesialis lain.


Sementara itu, pengobatan sakit kepala primer bergantung pada jenis dan tingkat keparahan gejala. Gejala ringan dengan frekuensi yang jarang mungkin awalnya diobati dengan modifikasi gaya hidup dan obat pereda nyeri yang dijual bebas, sedangkan obat dengan resep diberikan untuk mengatasi nyeri yang lebih hebat. Pada beberapa kasus, diperlukan pula obat resep yang berfungsi sebagai pencegahan.


Jika Anda mengalami sakit kepala, periksakanlah keluhan Anda pada dokter spesialis saraf untuk mengetahui jenis sakit kepala yang Anda alami, agar dapat dilakukan penanganan yang terarah dan tepat sasaran. Waspadai gejala “red flag” pada sakit kepala Anda, dan segera lakukan pemeriksaan sebelum terlambat.


Baca juga: Penyebab Sering Sakit Kepala



FAQ


Apakah Sakit Kepala Bisa Berakibat Fatal?

Sakit kepala bisa saja berakibat fatal, bila disebabkan oleh kondisi medis lain yang lebih serius. Beberapa gejala yang menandakan sakit kepala berakibat fatal dikenal juga sebagai red flag sakit kepala, seperti muntah, kebingungan, kehilangan kesadaran, atau kelumpuhan di salah satu sisi tubuh. Selain itu, sakit kepala berkelanjutan yang tak kunjung sembuh, juga sebaiknya segera dikonsultasikan dengan dokter spesialis saraf untuk mencegahnya menjadi fatal.


Apa Penyebab Sakit Kepala yang Tidak Berhenti?

Penyebab sakit kepala yang tidak berhenti bisa bervariasi, termasuk migrain, tegang otot, dehidrasi, tekanan darah tinggi, atau stres berkepanjangan. Faktor lain seperti kurang tidur, konsumsi alkohol berlebihan, atau makanan tertentu juga dapat memicu sakit kepala kronis. Jika sakit kepala berlangsung lebih dari beberapa hari atau disertai gejala lain, seperti pusing atau penglihatan kabur, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.


Berapa Lama Sakit Kepala Bisa Sembuh?

Sakit kepala biasanya sembuh dalam waktu beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung penyebabnya. Untuk sakit kepala ringan, biasanya akan membaik dalam beberapa jam dengan istirahat atau konsumsi obat pereda nyeri. Sedangkan sakit kepala parah atau berlangsung lebih dari beberapa hari, sebaiknya jadwalkan janji temu dengan dokter spesialis saraf guna membantu Anda dalam mengatasi kondisi ini.


Apa yang Terjadi Jika Sakit Kepala Dibiarkan?

Jika sakit kepala dibiarkan, kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, stres, dan gangguan tidur. Dalam beberapa kasus, sakit kepala berulang bisa menjadi tanda masalah kesehatan serius, seperti gangguan saraf maupun meningitis, yang bisa makin parah bila diabaikan.