Ring Jantung: Prosedur Cara Pemasangan dan Risikonya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Kamis, 15 Agustus 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Tindakan pemasangan ring jantung atau angiopasti koroner adalah prosedur yang dilakukan untuk membuka penyumbatan pembuluh darah. Simak selengkapnya di sini!

Ring Jantung: Prosedur Cara Pemasangan dan Risikonya

Tindakan pemasangan ring jantung atau angiopasti koroner adalah prosedur yang dilakukan untuk membuka penyumbatan pembuluh darah. Tindakan yang juga dikenal dengan percutaneous coronary intervention (PCI) atau intervensi koroner perkutan ini umumnya dilakukan untuk pencegahan, tetapi sering kali dilakukan pada kasus serangan jantung yang merupakan kondisi gawat darurat. Pemasangan ring jantung untuk kasus serangan jantung dikenal dengan primary PCI.


Jantung untuk berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Namun, jantung sendiri memerlukan suplai darah yang cukup untuk bisa bekerja dengan optimal. Sumbatan akibat penumpukan plak pada pembuluh darah jantung akan mengganggu kerja jantung dan menghambat aliran darah, bahkan membahayakan nyawa. Kondisi ini dikenal dengan serangan jantung.


Gejala serangan jantung bisa bervariasi, bahkan ada yang tidak merasakan gejala sama sekali. Namun, sering kali serangan jantung dirasakan sebagai nyeri dada maupun sesak napas (atau yang dikeluhkan sebagai napas tidak ‘plong’ oleh pasien). Oleh karena itu, segera periksakan ke dokter terdekat bila Anda merasakan salah satu gejala ini.


Indikasi Ring Jantung

Perlu diingat bahwa fungsi pasang ring atau stent jantung bukanlah untuk menyembuhkan penyakit jantung koroner, melainkan untuk melebarkan kembali pembuluh darah yang tersumbat. Dengan demikian, aliran darah yang sebelumnya terganggu, bisa kembali normal. 


Dokter akan memasangkan ring jantung yang dilapisi obat, supaya tidak terjadi jaringan parut yang menyebabkan penyempitan berulang. Mereka yang memerlukan tindakan pemasangan ring jantung, antara lain:


  • Pasien dengan penyakit jantung koroner yang sudah menerapkan pola hidup sehat dan melakukan pengobatan dengan maksimal, tindakan pemasangan ring jantung bisa dipertimbangkan
  • Pasien yang mengalami serangan jantung, pemasangan ring jantung dilakukan untuk memperbaiki aliran darah
  • Pasien dengan angina pectoris atau nyeri dada yang makin sering atau memburuk


Pilihan penanganan terbaik untuk kondisi medis yang Anda alami hanya bisa dipastikan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, setelah melakukan pemeriksaan langsung. Sebab, penanganan yang diberikan oleh dokter perlu disesuaikan dengan riwayat kesehatan serta keparahan kondisi Anda. 


Baca juga: Perkembangan Pengobatan Penyakit Jantung Koroner



Pemeriksaan Sebelum Pemasangan Ring Jantung

Sebelum disarankan untuk memasang ring jantung, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah akan memastikan kondisi Anda. Sebab gejala serangan jantung tidak selalu khas. Pemeriksaan akan diawali dengan proses anamnesis atau tanya jawab medis, yang dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik.


Selanjutnya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis. Pemeriksaan penunjang berupa EKG, echocardiography, stress test atau treadmill test, CT-Scan jantung, maupun MRI, bisa saja dilakukan, sesuai dengan ketersediaan fasilitas dan kondisi masing-masing pasien.


Untuk memastikan adanya penyempitan, dokter spesialis jantung bisa menyarankan pemeriksaan penunjang yang lebih akurat berupa kateterisasi. Namun, bila dokter mencurigai pasien menderita sindrom koroner akut, atau pada kasus gawat darurat, langkah pemeriksaan penunjang bisa diabaikan dan langsung dilakukan proses kateterisasi guna mencegah keparahan.


Baca juga: Penyakit Jantung Koroner: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan


Prosedur Pemasangan Ring Jantung

Setelah dipastikan ada penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah, dan diperlukan pemasangan ring jantung, beberapa persiapan akan dilakukan. Proses pemasangan ring jantung berlangsung antara 30-120 menit, tergantung kondisi atau keparahan pembuluh darah yang tersumbat.


Secara umum, berikut ini adalah penjelasan prosedur pemasangan ring jantung, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan teknik maupun urutan pada masing-masing fasilitas kesehatan:


  1. Perawat akan memasangkan infus dan melakukan sterilisasi pada daerah yang akan menjadi lokasi masuknya kateter. 
  2. Pemasangan elektroda pada beberapa titik di dada untuk memantau denyut jantung sebelum, selama, dan beberapa saat setelah prosedur dilakukan.
  3. Perawat juga akan memasangkan manset untuk mengukur tekanan darah di lengan atas, serta alat untuk mengukur kadar oksigen dalam darah di salah satu jari.
  4. Dokter akan mulai melakukan pembiusan lokal pada pergelangan tangan, lipat lengan, maupun lipat paha, yang merupakan lokasi dimasukkannya kateter untuk memasang ring jantung. Bius umum bisa saja dilakukan bila pasien merasa tidak nyaman atau takut tetap terjaga selama tindakan pemasangan ring jantung dilakukan.
  5. Proses pemasangan ring jantung dikenal dengan percutaneous coronary intervention (PCI), yang dilakukan dengan memasukkan alat khusus seperti selang panjang, tipis, dan fleksibel (kateter), melalui pembuluh darah pada pergelangan tangan Anda. 
  6. Kateter adalah alat perantara untuk memasukkan kontras dan balon, serta memasangkan ring jantung, di mana balon akan dikembangkan untuk melebarkan pembuluh darah yang tersumbat.
  7. Setelah pembuluh darah yang menyempit dikembangkan dengan balon, stent akan dipasang untuk menjaga pembuluh darah tetap melebar. 
  8. Proses angioplasti ini bisa dilakukan beberapa kali bila memang diperlukan. 


Setelah proses pemasangan ring jantung selesai dilakukan, Anda akan dirawat dalam ruang perawatan khusus sampai stabil. Bila sudah stabil, barulah Anda akan dipindahkan ke ruang rawat biasa sampai boleh pulang dari rumah sakit.


Pemulihan total, atau aktivitas normal, bisa Anda kembali lakukan dalam waktu 1 minggu setelah tindakan. Selama waktu pemulihan tersebut Anda tidak diperbolehkan mengangkat beban berat, melakukan aktivitas dengan intensitas berat, maupun mengemudikan kendaraan bermotor. Hal ini dilakukan untuk memastikan luka pada lokasi masuknya kateter bisa cepat sembuh.


Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Anda untuk memastikan beberapa pantangan setelah pemasangan ring jantung.


Baca juga: Hasil CT-Scan Jantung, Ini yang Harus Diketahui



Risiko Pemasangan Ring Jantung

Meski sangat kecil, pemasangan ring jantung tetap memiliki risiko. Ada pun risiko pemasangan ring jantung adalah sebagai berikut ini:

  • Perdarahan 
  • Infeksi
  • Penggumpalan darah
  • Pembuluh darah menyempit kembali
  • Alergi obat


Selain itu, ada juga beberapa kondisi yang jarang terjadi sebagai risiko pemasangan ring jantung meliputi, robekan pada pembuluh darah, denyut jantung tidak teratur, gangguan ginjal, serangan jantung, dan stroke. Namun, komplikasi tersebut tidak selalu terjadi, tergantung kondisi dari masing-masing pasien.


Anda tidak perlu khawatir karena risiko tersebut telah diantisipasi oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Jadi, ketika dokter menyarankan pemasangan ring jantung, manfaat yang Anda peroleh akan jauh lebih besar dibandingkan dengan tidak melakukannya.


Baca juga: Deteksi Dini Kelainan Jantung pada Dewasa Muda


Tips Mencegah Sumbatan Berulang Setelah Pasang Ring Jantung

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pemasangan ring jantung bertujuan untuk melebarkan kembali pembuluh darah yang tersumbat. Sumbatan berulang setelah pemasangan ring jantung pun bisa saja terjadi. Untuk mencegahnya, diperlukan konsumsi obat rutin, kontrol teratur serta menerapkan pola hidup sehat. Beberapa pola hidup sehat yang dimaksud adalah:


  • Rutin berolahraga
  • Menerapkan pola makan sehat
  • Menjaga berat badan ideal
  • Memastikan tekanan darah tetap normal
  • Melakukan kontrol gula darah secara rutin
  • Mengupayakan kadar kolesterol dalam batas normal
  • Tidak merokok


Kontrol rutin setelah tindakan juga perlu dilakukan untuk mengevaluasi hasil pemasang ring jantung, serta deteksi dini adanya kemungkinan sumbatan berulang. Selain itu, bagi mereka yang memiliki keluarga dengan riwayat sakit jantung atau faktor risiko lain, kontrol rutin ke dokter jantung dan pembuluh darah wajib dilakukan. Dengan begitu, dokter bisa memeriksa kondisi kesehatan jantung dan melakukan upaya pencegahan sumbatan pembuluh darah. 


RS Pondok Indah menyediakan layanan terbaik untuk kesehatan jantung Anda, dengan diawasi langsung oleh dokter jantung berpengalaman. Jadi, jangan tunggu sampai ada keluhan, bahkan sampai perlu dipasang ring jantung, periksakan kesehatan ke RS Pondok Indah cabang terdekat untuk menjaga kesehatan jantung Anda.



Ditinjau oleh:

dr. Yahya Berkahanto Juwana, Sp. J. P, Subsp. K. I. (K), Ph.D, FIHA

Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah



Referensi:

  1. Stevens JR, Zamani A, et al,. Critical evaluation of stents in coronary angioplasty: a systematic review. Biomedical engineering online. 2021. (https://biomedical-engineering-online.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12938-021-00883-7). Diakses pada 8 Mei 2024.
  2. American Heart Association. What is a Stent? (https://www.heart.org/en/health-topics/heart-attack/treatment-of-a-heart-attack/stent). Direvisi terakhir 15 Maret 2023. Diakses pada 8 Mei 2024.
  3. Cleveland Clinic. Angioplasty. (https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/22060-angioplasty). Direvisi terakhir 11 Agustus 2021. Diakses pada 8 Mei 2024.
  4. Mayo Clinic. Coronary angioplasty and stents. (https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/coronary-angioplasty/about/pac-20384761). Direvisi terakhir 7 November 2023. Diakses pada 8 Mei 2024.
  5. Mayo Clinic. Heart Attack. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-attack/symptoms-causes/syc-20373106). Direvisi terakhir 9 Oktober 2023. Diakses pada 23 Mei 2024.
  6. WebMD. What Is a Stent? (https://www.webmd.com/heart-disease/what-is-stent). Direvisi terakhir 28 April 2022. Diakses pada 8 Mei 2024.