Oleh Hery Tiera dr. Sp. U
Biopsi Prostat Robotik adalah prosedur canggih dengan sistem robotik untuk mengambil sampel jaringan prostat dengan presisi tinggi untuk mendeteksi kanker.
Sebagian besar pasien kanker prostat di Indonesia baru melakukan pengobatan setelah memasuki stadium lanjut. Padahal, salah satu kunci keberhasilan penanganan kanker prostat adalah apabila terdeteksi sejak dini atau pada stadium awal. Menurut WHO Global Cancer Observatory 2020, kanker prostat menempati urutan ke-5 sebagai kanker terbanyak yang dialami pria di Indonesia.
Kanker prostat paling banyak dialami pria di atas usia 50 tahun. Namun, pria berusia di bawah 50 tahun pun berisiko mengalaminya apabila memiliki riwayat genetik di keluarganya. Kanker prostat memiliki angka kelangsungan hidup yang tinggi apabila ditemukan pada tahap awal (early diagnostic).
Pada pelaksanaannya, screening awal kanker prostat umumnya diawali dengan anamnesis keluhan dan gejala, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. Apabila ditemukan kecurigaan yang mengarah pada kanker prostat, maka akan dilakukan penegakan diagnosis dengan tindakan biopsi.
Deteksi kanker prostat dilakukan oleh dokter spesialis bedah urologi, dimulai dengan wawancara riwayat penyakit, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik (misalnya colok dubur), dan pemeriksaan Prostate Specific Antigen (PSA).
Jika ditemukan adanya benjolan atau nodul pada pasien dari hasil pemeriksaan fisik tersebut, maka dokter akan menyarankan pemeriksaan lanjutan yang meliputi pencitraan USG atau MRI, serta tindakan biopsi atau pengambilan sampel jaringan. Selanjutnya, dokter akan mendiagnosis tingkat keganasan kanker prostat untuk kemudian menentukan pilihan terapi yang akan dilakukan.
Baca juga: Kanker Penis, Salah Satu Penyebab Perubahan pada Penis
Siapa saja yang berisiko dan perlu melakukan deteksi dini kanker prostat? Ada beberapa kelompok, yaitu:
Baca juga: Apakah Kanker Bisa Sembuh? Jangan Khawatir, Kanker Bisa Diobati
Biopsi prostat adalah prosedur yang dilakukan oleh dokter spesialis bedah urologi untuk mengambil sampel jaringan dari kelenjar prostat yang bertujuan untuk menentukan apakah jaringan tersebut bersifat ganas atau tidak. Prosedur ini dilakukan dengan bius lokal, epidural/spinal, atau bius umum.
Dokter akan melakukan biopsi prostat dengan memasukkan jarum biopsi pada dinding rektum (transrectal) dan perineum atau bagian kulit di antara anus dan skrotum (transperineal).
Kini, RS Pondok Indah - Pondok Indah menghadirkan teknologi digital bernama Robotic Prostate Biopsy, yaitu teknologi biopsi terkini dengan detection rate serta akurasi yang tinggi. Teknologi ini mampu mendeteksi kanker prostat secara signifikan dengan lebih presisi dibandingkan dengan metode biopsi konvensional. Teknologi ini juga mampu meningkatkan akurasi pengambilan jaringan yang tepat sesuai target biopsi hingga 89,4 persen.
Dalam proses pengambilan sampel jaringan, teknik biopsi akan dipandu oleh gambar dari pencitraan MRI. Potongan gambar hasil MRI yang dicurigai memiliki indikasi jaringan kanker akan dikontemplasi ke dalam sebuah robot platform yang akan melakukan scanning digital dan menggabungkannya dengan gambar USG real time, dan secara otomatis menentukan titik-titik lokasi biopsi.
Berbeda dengan teknik biopsi konvensional yang menggunakan pencitraan USG, teknik Robotic MRI/US Fusion-guided prostate biopsy dapat membedakan jaringan prostat abnormal dengan lebih baik. Hal ini tentu berkontribusi besar dalam meningkatkan peluang hidup pasien, karena kebanyakan lesi kanker seringkali tidak dapat divisualisasikan pada pemeriksaan USG.
Selain itu, tindakan biopsi dengan Robotic Prostate Biopsy juga termasuk tindakan yang minim risiko infeksi jika dibandingkan dengan teknik biopsi konvensional yang memiliki risiko infeksi sekitar 3-5 persen.
Kurangnya keakuratan teknik biopsi konvensional dalam menentukan titik lokasi biopsi juga dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya false negative sebesar 30%, serta risiko terjadinya perdarahan dan sepsis.
Dengan teknik robotik ini, dokter juga dapat mengurangi atau menghilangkan trauma jaringan pada pasien. Selain itu, gambaran USG real-time untuk biopsi menjadi lebih terarah, sehingga luka menjadi lebih kecil dan risiko infeksi mendekati nol.
Baca juga: Pencitraan Mendetail untuk Cegah Kanker
Tingkat akurasi robotic prostate biopsy yang tinggi memungkinkan dilakukannya biopsi yang lebih terarah, yakni pada lesi/daerah yang dicurigai memiliki indikasi jaringan kanker. Oleh karena itu, hasil/nilai deteksinya lebih tinggi daripada metode lainnya, dan penegakan diagnosis bisa dilakukan lebih dini sehingga prognosis pasien menjadi lebih baik.
Pemanfaatan robotic prostate biopsy diindikasikan untuk pasien dengan kadar prostate specific antigen (PSA) tinggi, atau dengan penemuan digital rectal examination (DRE) abnormal, pasien kanker prostat dalam pengawasan aktif, serta pasien dengan riwayat biopsi prostat konvensional dengan hasil jinak, tetapi kadar PSA tetap tinggi.
Sebagai rumah sakit yang berorientasi pada pasien, RS Pondok Indah Group selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk pasien dengan mengadopsi teknologi medis terdepan, salah satunya dengan menghadirkan robotic prostate biopsy.
Baca juga: Kenali Gangguan Kesuburan pada Pria
Biopsi prostat robotik adalah prosedur pengambilan sampel jaringan prostat dengan bantuan teknologi robot untuk hasil yang lebih presisi. Ini membantu dokter menargetkan area prostat yang mencurigakan dengan akurat untuk mendeteksi kanker.
Robotic Prostate Biopsy bekerja dengan menggunakan lengan robot untuk mengambil sampel jaringan prostat secara presisi. Dokter mengendalikan robot ini, yang memandu jarum ke area yang dicurigai, sehingga lebih akurat dan minim risiko dibanding metode tradisional.
Operasi Robotic Prostate Biopsy biasanya berlangsung sekitar 1 hingga 2 jam. Prosedurnya lebih cepat dan presisi dibanding biopsi manual, dengan waktu pemulihan yang juga lebih singkat.
Klinik Urologi
RS Pondok Indah - Pondok Indah, Lantai 1
E-mail: services.rspi1@rspondokindah.co.id
Perjanjian: Call Centre (62-21) 765 7525 Ext. 2