Apakah Gigi Sakit Boleh Dicabut: Sakit Gigi, Sebaiknya Dicabut Saja?

Senin, 05 Agustus 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Tak jarang orang yang menderita sakit gigi berpikir untuk mencabut gigi sebagai solusinya. Apakah gigi sakit boleh dicabut? Pahami dulu di sini!

Apakah Gigi Sakit Boleh Dicabut: Sakit Gigi, Sebaiknya Dicabut Saja?

Sakit gigi bisa saja terjadi karena berbagai kondisi, mulai dari gigi sensitif, gigi berlubang, hingga infeksi maupun kebiasaan yang buruk. Meski sangat mengganggu, kondisi ini tidak bisa diatasi dengan sembarangan, apalagi mencabutnya. Dokter akan memastikan penyebab sakit gigi terlebih dahulu, baru kemudian memberikan penanganan yang sesuai, termasuk dengan menambal maupun mencabut gigi.


Apakah Gigi Sakit Boleh Dicabut?

Gigi sebisa mungkin dipertahankan keberadaannya. Sebab gigi memegang peran penting proses pencernaan, khususnya untuk mengunyah. Mempertahankan keberadaan gigi juga penting untuk mendukung komunikasi yang lebih baik.


Alasan lain mengapa gigi sakit tidak boleh dicabut terkait dengan beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah tindakan, seperti sakit yang terjadi untuk waktu lama, dry socket, dan peradangan.

Jadi, sebelum mencabut gigi yang sakit, dokter gigi akan terlebih dahulu mempertimbangkan penambalan gigi atau perawatan saluran akar sebagai solusinya.


Baca juga: Waspada! Gigi Berlubang Dapat Sebabkan Penyakit Lainnya, Lho!



Mengenal Cabut Gigi dan Indikasinya

Gigi permanen sebaiknya dipertahankan selama seumur hidup. Pencabutan gigi adalah tindakan mengeluarkan gigi dari tulang rahang. Ada beberapa alasan yang mengharuskan pencabutan gigi dilakukan, seperti gigi yang rusak parah, baik karena benturan atau gigi berlubang.


Proses pencabutan gigi juga dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan pada kesehatan rongga mulut, seperti infeksi, maupun untuk pemasangan kawat gigi (ortodontik).

Selain itu, beberapa indikasi pencabutan gigi, antara lain:


1. Gangguan Pada Rahang dan Sinus

Gangguan pada gigi dan mulut akan menyebabkan terbentuknya kista yang bisa meluas ke organ sekitarnya bila tidak ditangani dengan tepat. Kondisi inilah yang menyebabkan gangguan pada gigi sebagai pemicu terjadinya gangguan pada sinus, serta menyebabkan hidung menjadi tersumbat.


2. Meningkatkan Risiko Terinfeksi

Pulpa adalah akar gigi yang mengandung pembuluh darah dan saraf. Saat gigi rusak atau berlubang, akan terbentuk celah masuknya bakteri ke dalam pulpa. Kondisi ini akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi.


Oleh karena itu, perawatan gigi sangat penting untuk mencegah infeksi yang dapat terjadi akibat kerusakan gigi atau lubang pada gigi.


Namun, saat perawatan dan pengobatan dengan antibiotik sudah tidak membantu, pencabutan gigi perlu dilakukan agar infeksi tidak terlalu menyebar.


3. Mulut Terlalu Penuh

Gigi geraham biasanya baru tumbuh di usia 20-an, saat sudah terdapat kurang lebih 28 gigi dewasa dalam mulut. Pada situasi ini, sangat mungkin gigi bungsu tidak tumbuh dengan sempurna atau hanya muncul sebagian. Gigi bungsu yang tumbuh pada kondisi ini akan mendorong gigi di depannya dan menimbulkan sakit gigi.


Tindakan pencabutan gigi diperlukan untuk mengatasi kondisi ini, karena gigi yang hanya muncul sebagian (impacted tooth) menjadi sulit dibersihkan dari bakteri yang terjebak di sekelilingnya. Kondisi ini juga berpotensi menjadi penyebab infeksi (plak), karies gigi, abses, dan gingivitis.


4. Penyakit Gusi

Infeksi pada jaringan dan tulang pendukung di daerah sekitar gigi dapat mengakibatkan gigi perlu dicabut. Gusi bengkak karena penyakit gusi membuat gigi lebih sulit dibersihkan sehingga bakteri dapat mudah berkembang dan kemudian menyebabkan masalah pada gigi. 


Selain itu, masih ada beberapa pertimbangan dokter gigi sebelum melakukan tindakan pencabutan gigi, misalnya bentuk mulut, posisi gigi, keparahan sakit gigi maupun masalah rongga mulut yang dialami, serta usia.


Pencabutan gigi juga mungkin diperlukan untuk Anda yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, sehingga lebih mudah terinfeksi. Kelompok yang dimaksud dalam kondisi ini, termasuk mereka yang sedang menjalani kemoterapi atau prosedur transplantasi organ.


Baca juga: Waspadai Infeksi Endokarditis, Akibat Sakit Gigi


Perawatan Saluran Akar untuk Menyelamatkan Gigi Anda

Proses perawatan gigi yang dilakukan untuk mencegah infeksi salah satunya adalah dengan perawatan saluran akar. Semakin dini perawatan saluran akar yang dilakukan, semakin kecil kemungkinan sakit gigi perlu dicabut. Sebab tujuan utama perawatan saluran akar gigi adalah untuk mempertahankan keberadaan gigi dalam rongga mulut. Selain itu, perawatan ini dilakukan untuk:


  • Mengatasi sakit gigi yang disebabkan oleh peradangan atau infeksi pada pulpa akibat gigi berlubang.
  • Kasus cedera gigi yang dialami oleh orang dengan kebersihan rongga mulutnya kurang terjaga.


Baca juga: Gigi Ngilu Bikin Tak Nyaman? Cari Tahu Penyebabnya, Yuk!


Tindakan pencabutan gigi akan menjadi alternatif terakhir untuk semua masalah dalam rongga mulut, termasuk sakit gigi. Dokter akan mempertimbangkan pencabutan gigi ketika penanganan lain sudah dilakukan dan tidak memberikan hasil yang optimal atau tindakan lain tidak mungkin dilakukan. 


Selain itu, pencabutan gigi saat sedang sakit bisa saja menyebarkan infeksi hingga ke jantung, yang bisa membahayakan nyawa. Sebab gigi sakit merupakan salah satu gejala dari peradangan akut, atau sedang terjadi peradangan. Kondisi ini sebaiknya diatasi dengan pemberian obat. Setelah peradangan mereda baru dilakukan prosedur pencabutan gigi, bila memang diperlukan.


Untuk menjaga kesehatan gigi, jangan lupa menyikat gigi minimal dua kali sehari dan lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali. Pemeriksaan dokter gigi di RS Pondok Indah dilakukan dengan menyeluruh, sehingga Anda tidak perlu khawatir dengan sakit gigi, bahkan hingga harus mencabutnya, kecuali memang gigi sudah tidak bisa lagi dipertahankan. 


FAQ Apakah Gigi Sakit Boleh Dicabut


Kenapa Saat Gigi Sakit Tidak Boleh Dicabut?

Mencabut gigi saat sakit tidak disarankan karena saat gigi sedang meradang atau infeksi, area tersebut cenderung lebih sensitif dan bengkak, sehingga prosedur pencabutan bisa menjadi lebih menyakitkan dan berisiko. Selain itu, infeksi yang aktif dapat menyebar lebih luas jika gigi dicabut dalam kondisi tersebut. Biasanya, dokter gigi akan meresepkan antibiotik terlebih dahulu untuk mengurangi infeksi sebelum melakukan pencabutan gigi agar lebih aman dan minim risiko.


Apa yang Harus Dilakukan Saat Sakit Gigi Tak Tertahankan?

Saat sakit gigi tak tertahankan, segera berkumur dengan air garam hangat untuk membantu meredakan nyeri dan mengurangi pembengkakan. Anda juga bisa mengonsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau paracetamol sesuai petunjuk. Hindari makanan dan minuman panas atau dingin yang dapat memperburuk nyeri. Jika rasa sakit terus berlanjut, segeralah konsultasi ke dokter gigi untuk mendapatkan perawatan yang tepat.


Apa Ciri-ciri Gigi Infeksi?

Ciri-ciri gigi infeksi meliputi nyeri hebat yang berdenyut, pembengkakan pada gusi atau wajah, munculnya nanah di sekitar gigi yang terinfeksi, bau mulut tidak sedap, serta demam atau rasa tidak enak badan. Infeksi gigi juga bisa menyebabkan gusi menjadi merah dan sensitif, serta meningkatkan rasa sakit saat mengunyah atau ketika gigi disentuh. Jika mengalami gejala-gejala ini, penting untuk segera mencari perawatan medis.


Bagaimana Caranya agar Gigi Tidak Sakit Lagi?

Agar gigi tidak sakit lagi, rutinlah menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride, gunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi, dan hindari makanan serta minuman manis yang bisa menyebabkan kerusakan gigi. Selain itu, lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setidaknya setiap enam bulan sekali untuk mendeteksi dan merawat masalah gigi sebelum berkembang menjadi lebih serius. Jika ada gejala sakit gigi, segera periksakan agar bisa ditangani dengan cepat.