Nyeri lambung disebabkan oleh beberapa hal seperti luka pada lambung atau gangguan pada organ terdekat lambung sehingga memberikan gejala yang sama
Bisa dibilang, nyeri atau sakit lambung atau yang biasa disebut dengan sakit maag menjadi keluhan yang sering diderita oleh kebanyakan orang.
Sayangnya, tak banyak orang yang menganggap serius keluhan ini, lalu sekadar mengatasinya dengan mengonsumsi obat maag yang bisa dibeli bebas. Padahal, sakit pada lambung bisa menandakan gejala penyakit yang serius, bahkan salah satu gejala kanker.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui penyebab sakit lambung, agar dapat diatasi dengan tepat.
Pada dasarnya, sakit lambung bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, yakni:
Nyeri lambung dapat disebabkan karena terjadinya luka pada lambung. Luka ini sendiri bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti konsumsi obat-obatan penghilang nyeri atau rematik, mengonsumsi jamu pegal linu (terlebih yang tidak terdaftar di BPOM), dan stres yang parah.
Selain itu, nyeri lambung juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri pada sistem pencernaan. Infeksi ini merupakan hasil dari pertumbuhan tak terkendali dari bakteri Helicobacter Pylori (H. Pylori), yang menyebabkan peradangan dan luka. Gejalanya akan dirasakan sebagai nyeri lambung.
Selain itu, GERD (gastroesophageal reflux disease) atau penyakit asam lambung juga dapat menyebabkan nyeri lambung dan heartburn (nyeri yang terasa seperti terbakar pada dada maupun kerongkongan). GERD memerlukan perhatian medis, karena dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius jika tidak ditangani dengan baik.
Penyebab lain GERD yang juga berbahaya bagi lambung Anda adalah stres berkepanjangan dan penyebab inilah yang paling jarang disadari oleh para pasien penderita sakit lambung.
Baca juga: Permasalahan Lambung Kaum Urban: Dispepsia, Gastritis, dan GERD
Selain penyebab-penyebab yang telah disebutkan di atas, gaya hidup yang tidak sehat ternyata juga dapat mengiritasi lambung dan menyebabkan sakit lambung. Sebut saja mengonsumsi alkohol dan merokok.
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung sehingga membuat dinding lambung menjadi rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.
Sedangkan rokok mengandung zat yang dapat membuat produksi asam dan gas menjadi berlebihan dalam lambung, sehingga Anda akan merasa mual, perut kembung dan nyeri, meski Anda tidak pernah terlambat makan.
Rasa nyeri pada perut seringkali langsung dianggap sebagai sakit lambung. Padahal, sensasi nyeri ini juga bisa disebabkan oleh gangguan pada organ-organ terdekat lambung yang memberikan gejala yang sama. Misalnya saja ada gangguan pada empedu, pankreas, atau infeksi pada usus buntu.
Baca juga: Nyeri Perut, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Meredakannya
Pada kasus sakit lambung ringan, tanda dan gejala yang dirasakan biasanya berupa:
Apabila kondisinya sudah bertambah parah, maka gejala bisa bertambah menjadi pendarahan yang keluar melalui muntah maupun feses sehingga menyebabkan anemia akut.
Baca juga: Mengenal Konstipasi, Si Pengganggu Saluran Cerna
Apabila Anda mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya Anda mengunjungi dokter spesialis penyakit dalam untuk mengetahui penyebab sakit lambung yang dialami dan menentukan pengobatan yang akan dilakukan.
Pemeriksaan bisa berawal dari USG lalu dilanjutkan dengan endoskopi untuk pemeriksaan yang lebih komprehensif.
Endoskopi merupakan pemeriksaan saluran cerna yang menggunakan perangkat bernama endoskop di mana terdapat kamera untuk melihat ada atau tidaknya kelainan pada lambung.
Setidaknya, ada dua macam jenis endoskopi yang dapat dilakukan, yakni:
Sejak pertama kali didemonstrasikan oleh Philipp Bozzini pada tahun 1806, kini endoskopi sudah mengalami perubahan yang semakin canggih. Apabila dahulu alat biopsi masih kaku, kini sudah sangat lentur sehingga risiko cedera pada saluran cerna bisa dihindari.
Dari segi tampilan hasil pun sudah jauh berbeda. Apabila dulu gambarnya masih kurang jelas, kini gambar yang dihasilkan sudah jernih dan bisa diperbesar hingga 100 kali.
Apabila dulu endoskop hanya berfungsi untuk mendiagnosis, kini sudah dilengkapi dengan perangkat yang memungkinkan terjadinya proses terapi.
Tak hanya itu, dengan kemajuan teknologi yang ada, proses endoskopi saat ini juga dapat mendeteksi kanker stadium awal tanpa harus melakukan biopsi melainkan hanya dengan mendeteksi perubahan warna mukosa.
Tak sekadar mendeteksi, fungsi yang juga sangat penting dari sebuah endoskop kini adalah dapat mengangkat tumor stadium satu.
Melalui endoskopi, dapat ditentukan tindakan apa yang dirasa tepat untuk mengatasi keluhan penderita sakit lambung. Apabila lukanya ringan, luka dapat diberi obat dan tak perlu diulang.
Namun, untuk kasus yang parah, biasanya setelah masa konsumsi obat sudah selesai akan dilakukan pemeriksaan ulang untuk melihat perkembangan penyembuhan luka ataupun status bakteri yang sebelumnya menginfeksi.
Baca juga: 7 Cara Mengatasi GERD Kambuh di Tengah Aktivitas
Khusus untuk sakit lambung yang berasal dari luka pada lambung, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan agar terhindari dari penyakit ini.
Pertama, ubah gaya hidup dengan makan secara teratur, mengurangi konsumsi kafein, menghindari konsumsi alkohol dan rokok, juga hindari stres.
Selain itu, disarankan juga untuk meningkatkan konsumsi serat yang dapat memperlancar proses pencernaan.
Baca juga: Langkah Awal Mendiagnosis Masalah Lambung
Lambung terasa sakit dan nyeri biasanya disebabkan oleh asam lambung yang naik atau iritasi pada dinding lambung. Selain itu, sakit pada lambung bisa terjadi karena pola makan yang tidak teratur, stres, konsumsi makanan pedas, asam, atau berlemak, juga penggunaan obat-obatan yang dapat mengiritasi lambung.
Untuk mengatasi sakit lambung, mulailah dengan makan teratur dan pilih makanan yang lembut dan mudah dicerna, seperti bubur atau roti tawar. Hindari makanan pedas, asam, atau berlemak, serta minuman berkafein dan beralkohol. Minum air hangat atau teh jahe bisa membantu meredakan nyeri, tetapi efek ini mungkin berbeda untuk beberapa orang.
Ciri-ciri lambung sudah parah antara lain nyeri perut yang parah, terutama setelah makan atau saat perut kosong, sering mual atau muntah, muntah darah atau tinja berwarna hitam, penurunan berat badan tanpa direncanakan, dan tidak nafsu makan. Jika mengalami gejala-gejala ini, segera periksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam, karena kondisi ini bisa menjadi tanda masalah serius seperti tukak lambung atau infeksi.