Rawat gigi anak dengan rutin menyikat gigi dua kali sehari, batasi konsumsi gula, periksa ke dokter gigi secara berkala, dan ajarkan kebiasaan kebersihan mulut.
Meski baru terlihat kemunculannya ketika bayi berumur 6–8 bulan, pembentukan gigi susu sebenarnya sudah dimulai sejak bayi dalam kandungan yaitu pada usia kehamilan 4 minggu sementara pembentukan gigi tetap dimulai sejak usia kehamilan 20 minggu. Karenanya, penting bagi ibu selain memperhatikan asupan nutrisi juga menjaga atau merawat kesehatan gigi ibu di masa kehamilan demi menunjang kualitas gigi bayi (baik susu maupun tetap) bayi.
Pembentukan dan perkembangan gigi membutuhkan berbagai nutrisi, seperti karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin C, dan vitamin D, serta mineral (kalsium, fosfor, dan fluor). Protein bisa didapatkan dari daging, susu, telur, ikan gandum, jagung, serta kacang-kacangan, sementara mineral bisa didapatkan dari ikan, kerang, kubis, susu dan keju, serta brokoli.
Gigi seri rahang bawah biasanya menjadi bagian pertama pemunculan gigi (usia 6–8 bulan) yang dilanjutkan dengan gigi seri rahang atas (usia 7–9 bulan), gigi geraham pertama (usia 12–14) bulan, gigi taring (usia 16–18 bulan), dan gigi geraham kedua (usia 20–24 bulan).
Pertumbuhan gigi setiap anak tidak selalu sama. Nutrisi, jenis kelamin, status gizi, dan lainnya merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi pada si kecil. Pola pemberian makan juga dapat berpengaruh untuk merangsang pertumbuhan gigi dan rahang bayi. Karenanya, penting bagi orangtua untuk tahu saat yang tepat untuk pemberian makanan cair, semi padat, hingga padat kepada buah hati mereka.
Orangtua tidak perlu khawatir jika hingga buah hati Anda berusia 12 bulan, giginya belum erupsi (tumbuh). Tapi jika di atas usia satu tahun belum juga ada gigi yang tumbuh, segera konsultasikan ke dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak untuk mengetahui penyebabnya.
Tumbuhnya gigi kerap menimbulkan ketidaknyamanan pada bayi. Untuk mengatasinya, orangtua dapat memberikan teether maupun camilan sehat, seperti wortel atau makanan yang lembut dan dingin. Untuk pemilihan teether, pastikan keamanan bahan dan kebersihannya.
Setelah tumbuh, gigi si kecil perlu mendapat perawatan. Perawatannya cukup mudah, menggunakan kain atau kasa steril yang dibasahi dengan air hangat. Gunakan kain atau kasa tersebut untuk membersihkan gigi bayi setiap kali habis menyusui.
Setelah berusia 1–2 tahun, ketika gigi sudah mulai banyak yang tumbuh, anak mulai diajarkan memegang dan menyikat gigi sendiri—pada tahap awal dengan bantuan orangtua lalu seiring waktu, anak dibiarkan menyikat gigi secara mandiri, akan tetapi tetap dalam pengawasan orangtua.
Pada periode gigi susu, kerap terlihat adanya celah. Ini merupakan kondisi yang normal—karena menandakan rahang anak berkembang dengan baik. Celah tersebut menandakan tersedianya ruang untuk tumbuhnya gigi tetap. Tetapi jika celah pada gigi disebabkan karies, sebaiknya dilakukan penambalan demi menghindari terjadinya kerusakan yang lebih parah.
Karies pada bayi dan anak dikenal dengan sebutan early childhood caries. Kondisi ini biasanya disebabkan kebiasaan memberikan cairan yang mengandung gula (susu, gula, madu, sirup, jus buah, teh manis, dan lainnya) menggunakan botol dalam jangka waktu lama—bahkan sampai anak tertidur.
Kondisi awalnya ditandai titik putih pada permukaan email gigi yang kemudian meluas sampai ke lapisan dentin hingga dapat mengenai ruang pulpa. Dari satu gigi, kondisi ini bisa menyebar rata ke semua gigi. Karenanya, hindari kebiasaan menggunakan botol untuk memberikan cairan yang mengandung gula (terlebih hingga tertidur). Selain itu, biasakan membersihkan gigi dan rongga mulut bayi setiap selesai minum susu atau makan.
Rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi anak segera setelah gigi tumbuh juga dapat menghindarkan anak dari kerusakan gigi yang lebih parah. Jangan biarkan senyum indah buah hati Anda terganggu karena gigi yang tidak sehat. Keindahan senyum mereka menjadi penyempurna kebahagiaan Anda.