Mengapa dan bagaimana jantung koroner dapat terjadi?
Serangan jantung koroner, sebuah fenomena yang sampai saat ini masih menjadi momok bagi banyak orang di seluruh dunia. Kesadaran akan risiko dan langkah-langkah preventif yang tepat adalah kunci untuk mengatasi terjadinya serangan jantung koroner. Melalui artikel ini, kita akan menjelajahi akar penyebab, faktor risiko, gejala, diagnosis, pengobatan, pencegahan, recovery pasca-serangan, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya serangan jantung.
Serangan jantung koroner terjadi ketika pembuluh darah koroner tersumbat akibat pecahnya plak aterosklerosis. Plak yang pecah tersebut menggumpal dan menjadi penghalang bagi aliran darah ke jantung.
Terdapat dua jenis faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan kemungkinan serangan jantung. Pertama jenis faktor risiko yang tidak dapat dihindari, contohnya usia, jenis kelamin, dan faktor genetik. Tentunya semakin bertambah usia, semakin besar terkena risiko penyakit, tidak hanya penyakit jantung, tetapi juga penyakit lain. Serangan jantung koroner dapat dialami oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Namun secara statistik, jenis kelamin laki-laki ternyata memiliki risiko lebih tinggi daripada perempuan untuk terkena penyakit jantung koroner. Faktor genetik/keturunan juga sangat berpengaruh. Faktor kedua adalah faktor-faktor yang dapat diubah, seperti kebiasaan merokok, hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, kegemukan atau obesitas, dan kondisi stres.
Gejala khas dari serangan jantung adalah nyeri dada yang datang secara tiba-tiba. Nyeri dada pada serangan jantung biasanya dirasakan seperti dada tertekan oleh benda berat, ada penjalaran nyeri ke lengan kiri, ulu hati, leher, rahang, bahu, dan punggung. Nyeri tersebut biasanya berlangsung lebih dari 20 menit dengan disertai gejala sesak, keringat dingin, dan kadang terdapat mual hingga muntah.
Mengidentifikasi gejala-gejala seperti yang disebutkan sebelumnya, dapat menjadi langkah awal untuk mendiagnosis lebih lanjut serangan jantung. Biasanya saat terjadi keluhan disertai gejala, akan diikuti dengan pemeriksaan lanjutan seperti elektrokardiogram (EKG) dan pemeriksaan enzim jantung. Penanganan yang cepat merupakan kunci untuk mengurangi risiko komplikasi.
Jika ada seseorang di sekitar Anda yang mengalami gejala dan ciri-ciri serangan jantung yang sudah disebutkan sebelumnya, maka tindakan yang harus dilakukan adalah segera membawanya ke UGD rumah sakit terdekat agar cepat mendapatkan pertolongan. Jika ada yang memiliki obat sejenis Nitrat dapat diberikan dengan cara diisap di bawah lidah pasien. Obat ini dapat diberikan ketika pasien tersebut dibawa ke rumah sakit. Lebih baik lagi apabila ada yang memiliki kemampuan untuk melakukan prosedur bantuan hidup dasar atau basic life support (BLS). Prosedur ini adalah penanganan pertama resusitasi jantung di lokasi pasien terkena serangan jantung sambil menunggu bantuan datang atau pada perjalanan membawa pasien ke rumah sakit terdekat.
Baca juga: 13 Gejala Serangan Jantung yang Harus Diwaspadai
Untuk mengurangi risiko terjadinya serangan jantung tentunya seseorang harus dapat mengelola faktor risiko serangan jantung itu sendiri. Pengelolaan faktor risiko tersebut dapat berupa memahami kebutuhan tubuh akan keseimbangan gizi, menghindar dari asap rokok (baik aktif maupun pasif), manajemen stres, mengawasi tekanan darah, hingga kesadaran yang tinggi untuk berolahraga secara rutin.
Peranan diet dan gaya hidup sehat juga sangat berpengaruh dalam upaya mencegah terjadinya penyakit jantung koroner dan terjadinya serangan jantung. Dengan menjaga gaya hidup sehat disertai diet gizi seimbang, seseorang dapat mencegah terjadinya obesitas, hipertensi, dan diabetes yang menjadi faktor risiko utama pembentukan plak sebagai penyebab utama terjadinya penyakit jantung koroner.
Baca juga: CT Scan Jantung untuk Penyakit Jantung Koroner
Pengobatan penyakit jantung koroner meliputi sejumlah tahapan, mulai dari terapi pengobatan secara optimal, pemasangan stent/ring jantung pada kasus-kasus penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner, hingga bedah pintas arteri koroner atau yang sering disebut operasi bypass jantung apabila penyempitan pembuluh darah koronernya sudah terlalu banyak.
Penanganan keluhan jantung dan pembuluh darah yang komprehensif dan berkesinambungan sudah menjadi komitmen RS Pondok Indah Group. Pada 2023, Statista dan Newsweek meluncurkan deretan Top 100 Best Specialized Hospitals Asia Pacific 2023 dalam kategori Cardiology (jantung dan pembuluh darah). RS Pondok Indah - Pondok Indah menjadi salah satu rumah sakit dalam daftar tersebut. Pemilihan dilakukan berdasarkan hasil rekomendasi nasional dan internasional oleh lebih dari 8.000 ahli kesehatan profesional di kawasan Asia Pasifik.
Recovery pasca serangan jantung harus dilakukan secara bertahap agar proses pemulihan pasien berjalan dengan baik. Latihan fisik bertahap yang bersifat aerobik, seperti jalan santai, joging, berenang, dan senam aerobik berperan penting dalam proses recovery jantung. Dengan melakukan uji latih jantung, seorang pasien dapat mengetahui olahraga apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, karena masing-masing individu berbeda tingkat kebugarannya.
Untuk mencegah serangan jantung berulang, harus dipastikan bahwa serangan jantung terdahulu sudah tertangani dengan baik melalui prosedur revaskularisasi. Selain itu, yang terpenting adalah pengendalian faktor seperti berat badan, tekanan darah, kadar gula dalam darah, serta kadar kolesterol serta tidak lupa juga untuk menghentikan kebiasaan merokok.