Anak Kehilangan Indera Penciuman dan Perasa, Apa yang Sebaiknya Dilakukan?

Senin, 24 Maret 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Jika anak kehilangan indra penciuman dan perasa, periksakanlah ke dokter, isolasi bila diperlkukan, dan lakukan tes infeksi virus, seperti COVID-19. Simak selengkapnya!

Anak Kehilangan Indera Penciuman dan Perasa, Apa yang Sebaiknya Dilakukan?

Kehilangan kemampuan untuk menghidu (anosmia) dan kehilangan kemampuan mengecap (ageusia) adalah dua gejala khas penderita COVID-19 yang cukup sering menyertai gejala lain, berupa demam, batuk kering, dan kelelahan. Meskipun kedua kondisi ini kini identik dengan COVID-19, ageusia dan anosmia juga bisa disebabkan oleh kondisi medis lainnya.


Anosmia dan ageusia juga berpotensi menyebabkan anak kehilangan nafsu makan, hingga menjadi semakin lemas. Saat hal ini terjadi, orang tua tentu khawatir akan timbulnya masalah lebih jauh lagi akibat gejala anosmia dan ageusia yang terjadi pada anak.


Apa itu Anosmia pada Anak?

Anosmia adalah kondisi medis yang ditandai dengan kehilangan kemampuan untuk mencium bau. Gejala anosmia terjadi akibat adanya gangguan pada proses penciuman.


Proses penciuman terjadi ketika bau yang masuk ke dalam hidung diterima oleh sel-sel saraf pembau, kemudian sinyal tersebut dikirmkan ke otak untuk diolah dan dikirimkan kembali sehingga bau teridentifikasi.


Baca juga: Radang Tenggorokan pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Tips Menanganinya


Apa itu Ageusia pada Anak?

Ageusia adalah kondisi hilangnya kemampuan untuk mengecap atau mengenali suatu rasa. Meskipun lebih jarang, ageusia juga dapat menjadi masalah yang signifikan bagi anak-anak. Sebab, anak yang mengalami ageusia tidak dapat merasakan makanan yang ia makan, menyebabkan nafsu makannya menurun.


Saat mengalami ageusia, produksi air liur juga terganggu, sehingga kemampuan mengecap rasa juga akan berkurang.


Baca juga: Flu Singapura pada Anak, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya



Penyebab Anosmia dan Ageusia pada Anak

Anosmia dan ageusia merupakan dua gejala yang kini identik dengan COVID-19. Namun, kedua kondisi ini juga dapat disebabkan oleh kondisi medis lainnya, seperti:


  • Infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu atau COVID-19, bahkan hingga menyebabkan peradangan
  • Alergi
  • Sinusitis kronis
  • Polip hidung
  • Gangguan atau kerusakan pada saraf penciuman dan perasa
  • Cedera kepala
  • Efek samping penggunaan obat-obatan tertentu
  • Paparan bahan kimia beracun


Baca juga: Imunisasi Lengkap untuk Perlindungan Maksimal


Bahaya Anosmia dan Ageusia pada Anak

Hilangnya kemampuan indra penciuman dan perasa dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan dan perkembangan anak.


Masalah terutama terjadi pada anak yang masih kecil yang belum dapat mendeskripsikan apa yang dirasakannya dengan jelas. Saat anosmia dan ageusia terjadi, seringkali rasa dan bau makanan akan berubah, bahkan tidak dapat merasakan atau mencium aroma makanan sama sekali.


Akibatnya, anak yang mengalami anosmia dan ageusia mungkin menjadi kurang tertarik untuk makan atau minum. Tentunya, hal ini berpotensi menyebabkan anak menolak makan dan pada akhirnya, menyebabkan kekurangan asupan nutrisi.


Oleh sebab itu, pada kondisi seperti ini, peran orang tua sangat penting dalam memastikan asupan anak tetap tercukupi dengan baik. Selama anak sakit, kebutuhan makro dan mikronutrien harus dipenuhi guna melawan infeksi yang terjadi.


Baca juga: Bahaya Difteri pada Anak


Kapan Harus ke Dokter?

Selain memastikan asupan anak tetap baik, orang tua juga harus mewaspadai adanya tanda bahaya pada tubuh si Kecil. Sebab, gejala anosmia dan ageusia biasanya muncul akibat kondisi medis lain.

Segera bawa si Kecil ke RS Pondok Indah untuk diperiksa oleh dokter spesialis anak, bila ia mengalami beberapa gejala berikut ini:


  • Anak lebih sering tidur
  • Napas cepat
  • Ada cekungan di dada, hidung kembang kempis
  • Saturasi oksigen kurang dari 95 persen
  • Mata merah, ruam kulit, leher bengkak
  • Demam berlangsung lebih dari 7 hari
  • Tidak bisa makan dan minum
  • Mata cekung
  • BAK berkurang, atau tidak kencing sama sekali
  • Kejang
  • Terjadi penurunan kesadaran


Baca juga: Anak Kekurangan Zat Besi, Atasi dengan Asupan Gizi yang Optimal



Tips Merawat Anak yang Mengalami Anosmia dan Ageusia

Berikut beberapa cara agar si kecil tetap mengonsumsi nutrisi yang optimal di kala mengalami anosmia maupun ageusia:


  • Orang tua dapat menawarkan berbagai macam makanan dan kudapan dalam porsi kecil dengan frekuensi lebih sering
  • Sediakan makanan yang berkalori tinggi, sehingga meskipun jumlah makanan yang masuk tidak banyak, tetap dapat memenuhi kebutuhan harian anak 
  • Buat bentuk makanan yang menarik dan siapkan berbagai variasi makanan favorit anak 
  • Jangan lupa untuk mengajak anak bicara agar ia dapat mengingat pengalaman menyenangkan saat anak mengonsumsi makanan tersebut sebelumnya 
  • Multivitamin yang sesuai dengan usia anak untuk sementara dapat diberikan selama anak sulit makan, agar asupan mikronutrien tetap optimal


Asupan makanan dan multivitamin menjadi kunci penting untuk memperkuat imunitas si kecil. Imunitas tubuh yang kuat dapat membantu meningkatkan kekebalan terhadap berbagai penyakit infeksi dan membantu memulihkan kesehatan si Kecil. 


Untuk melatih fungsi indra penciuman agar lekas pulih, anak yang berusia lebih besar dapat melakukan latihan penciuman dengan bahan-bahan yang sudah biasa dikenali anak, seperti jeruk, lemon, peppermint, minyak kayu putih, atau bahan lainnya yang beraroma kuat sebanyak dua kali per hari. 


Jangan lupa ajak si kecil untuk cukup beristirahat, tetap melakukan aktivitas ringan di rumah, dan menjaga suasana hati si kecil agar tetap bahagia.


Jika kondisi anak tidak kunjung membaik atau justru muncul gejala lainnya, jangan ragu untuk menjadwalkan konsultasi dengan dokter spesialis anak di RS Pondok Indah cabang terdekat, yang senantiasa memberikan layanan medis terbaik bagi buah hati Anda.


Didukung dengan tim medis yang berpengalaman dan fasilitas medis berteknologi terkini, RS Pondok Indah siap memberikan pelayanan kesehatan optimal untuk Anda dan si Kecil.


Baca juga: Ketika Pertahanan Tubuh Anak Kurang Optimal



FAQ


Apakah Anosmia Bisa Sembuh Sendiri? 

Anosmia sering bisa sembuh sendiri, terutama jika disebabkan oleh flu atau infeksi ringan. Namun, pemulihan bisa memakan waktu hingga beberapa minggu. Jika berlanjut, konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.


Apakah Anosmia Itu Berbahaya?

Anosmia umumnya tidak berbahaya, tapi bisa mengganggu kehidupan sehari-hari. Kehilangan penciuman dapat meningkatkan risiko terpapar bahaya, seperti kebocoran gas atau makanan basi. Jika menetap, sebaiknya periksa ke dokter untuk penanganan.


Apa Obat Terbaik untuk Anosmia?

Obat untuk anosmia tergantung penyebabnya. Jika akibat infeksi, dekongestan atau steroid bisa membantu. Latihan penciuman juga efektif. Jadi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk pengobatan yang sesuai.


Kenapa Indra Perasa Tidak Berfungsi?

Indra perasa bisa tidak berfungsi karena infeksi, alergi, kekurangan nutrisi, atau kerusakan saraf akibat cedera maupun penyakit. Kondisi seperti flu, COVID-19, atau gangguan saraf juga dapat menyebabkan hilangnya perasa sementara.


Bagaimana Cara Menghidupkan Kembali Indra Perasa?

Mengembalikan indra perasa bisa dengan latihan penciuman, menjaga kebersihan mulut, mengonsumsi makanan bergizi, dan cukup minum air. Jika keluhan terjadi karena infeksi, pemulihan sering terjadi seiring kesembuhan.


Berapa Lama Indra Perasa dan Penciuman Hilang karena Covid?

Indra perasa dan penciuman yang hilang karena COVID biasanya pulih dalam 2-4 minggu, tetapi pada beberapa orang bisa berlangsung lebih lama. Jika gejala menetap, latihan penciuman bisa membantu mempercepat pemulihan.