Berikan stimulasi dini dengan bermain, berbicara, bernyanyi, dan berinteraksi. Gunakan mainan, sentuhan, dan aktivitas sederhana untuk merangsang perkembangan.
Berdasarkan banyak penelitian, para ahli menyimpulkan bahwa periode 1.000 hari pertama kehidupan adalah periode emas. Periode ini dimulai sejak konsepsi, pertumbuhan janin, hingga ulang tahun ke-2 kehidupannya.
Disebut periode emas karena perkembangan pada periode ini akan menentukan kualitas kesehatan pada kehidupan selanjutnya. Bukan sekadar lahiriah, emosi, dan jiwa, tapi juga mencakup kecerdasan atau intelektualnya.
Karenanya, stimulasi yang tepat pada periode ini akan membantu anak untuk tumbuh sehat dan mampu mencapai kemampuan optimalnya.
Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin. Selain itu, anak pun harus terus dalam kondisi happy dan enjoy. Stimulasi ini dapat diberikan saat bermain bersama orangtua, pengasuh, atau anggota keluarga lainnya.
Waktu pemberiannya pun fleksibel mengikuti jadwal anak, dan cukup 5–10 menit dalam sehari. Penting untuk memperhatikan durasi stimulasi. Jika kekurangan stimulasi, tumbuh kembang anak dapat menyimpang bahkan menyebabkan gangguan menetap, berupa gangguan gerak kasar dan halus, gangguan bicara dan bahasa, gangguan sosialisasi dan emosional, kesulitan belajar, serta lainnya.
Sementara jika berlebih, akan menimbulkan overstimulation.
Jika dilakukan terus-menerus, overstimulation pada anak bisa menyebabkan kondisi yang tidak menguntungkan, seperti:
Stimulasi dini yang dilakukan bertujuan untuk merangsang kemampuan gerak kasar (motorik kasar), kemampuan gerak halus (motorik halus), kemampuan bicara dan bahasa, serta kemampuan bersosialisasi dan kemandirian.
Stimulasi ini dapat dilakukan dengan mengajak anak bermain atau bernyanyi, dalam suasana yang menyenangkan, tanpa paksaan, dan tidak ada hukuman. Lakukan stimulasi terhadap empat aspek kemampuan dasar anak ini secara berkelanjutan, sesuai dengan usia anak.
Gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman, dan ada di sekitar anak. Dan jangan lupa, berikan pujian jika anak dapat menyelesaikan, atau bahkan memberinya hadiah.
Ada beberapa bentuk stimulasi yang dapat diberikan pada periode emas, sesuai dengan perkembangan usia anak:
Memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak senyum, meniru ocehan dan mimik muka bayi, membunyikan berbagai suara atau musik secara bergantian, menggantung dan menggerakkan benda berwarna terang atau berbunyi, menggulingkan bayi ke kanan-ke kiri, tengkurap, telentang, serta mengajak bayi mengamati benda-benda dan keadaan di sekitarnya.
Bermain petak umpet, mencari sumber suara, menirukan suara dan kata, melihat wajah bayi dan ibu di cermin, melihat-meraih, dan menendang mainan gantung, memperhatikan benda bergerak, serta meraba dan merasakan berbagai bentuk permukaan dan tekstur.
Memanggil nama anak, mengajak bersalaman, tepuk tangan, membacakan dongeng, merangsang duduk, serta melatih berdiri sambil berpegangan.
Mengulang-ulang nama ibu, ayah, atau kakak, memasukkan mainan ke dalam wadah, minum dari gelas, menggelindingkan bola, melatih berdiri, serta berjalan dengan berpegangan.
Berjalan naik-turun tangga, berjalan jinjit, menangkap dan melempar bola, bermain dengan mainan yang mengapung di air, menggambar, menyusun kubus dan mainan, memasukkan kubus di kotak, berbicara, menjawab pertanyaan, menunjuk dan menyebutkan gambar-gambar, bermain menirukan pekerjaan rumah tangga, menunjuk yang diinginkan tanpa menangis atau merengek, serta mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu.
Mengenal berbagai ukuran dan bentuk, menggambar wajah, bermain puzzle yang terdiri dari 2–3 potong, meminta anak untuk menceritakan apa yang dilakukan dan dilihatnya, bernyanyi, melatih melepas pakaian, memakai kancing sendiri, makan sendiri, dan bisa bermain dengan anak usia sebaya, serta mulai diperkenalkan tentang jenis kelamin saat memandikan atau memakaikan pakaian dengan menggunakan kata-kata sederhana.
Baby class yang ada sekarang merupakan salah satu alternatif aktivitas untuk memberikan stimulasi kepada anak usia periode emas. Disebut alternatif karena pada dasarnya kegiatan anak dengan orangtua di rumahlah yang merupakan aktivitas utama dalam pemberian stimulasi kepada anak.
Saat baby class, orangtua dan pengasuh juga dapat ikut dalam kegiatan sehingga mengetahui cara memberikan stimulasi pada anak untuk di rumah. Yang perlu diingat, kegiatan stimulasi ini jangan berhenti dalam baby class saja tapi terus berlanjut dalam aktivitas di rumah, sehingga bisa memberikan manfaat yang lebih banyak untuk balita Anda.
Jika anak tidak diberikan stimulasi, perkembangan kognitif, motorik, dan emosionalnya bisa terhambat. Anak mungkin jadi lebih lambat dalam belajar bicara, bergerak, atau bersosialisasi karena kurangnya rangsangan untuk otaknya.
Tanda bayi kurang stimulasi bisa termasuk keterlambatan bicara, sulit fokus, motorik lambat, atau jarang tertarik dengan lingkungan sekitarnya. Bayi mungkin juga tampak kurang responsif saat diajak bermain atau jarang tersenyum.
Ciri-ciri bayi overstimulasi termasuk rewel, menangis tanpa henti, sulit tidur, tampak gelisah, atau menghindari kontak mata. Bayi juga bisa tiba-tiba menjadi sangat sensitif terhadap suara atau cahaya.