Jangan Anggap Sepele, Ketahui tentang Tipes Lebih Jauh di Sini

Oleh Tim RS Pondok Indah

Selasa, 15 April 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Tipes adalah gangguan saluran pencernaan yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Gejalanya adalah demam yang naik bertahap dan gangguan pencernaan.

Jangan Anggap Sepele, Ketahui tentang Tipes Lebih Jauh di Sini

Demam tifoid, atau lebih sering dikenal sebagai penyakit tipes, menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini hanya bisa hidup dan berkembang biak dalam tubuh manusia. Proses penularan tipes terjadi ketika bakteri ini keluar, melalui feses atau urine, orang yang terinfeksi kemudian mengontaminasi makan maupun minuman.


Risiko terjadinya penyakit tipes cukup tinggi di lingkungan dengan tingkat sanitasi yang buruk atau pada orang yang kurang menjaga kebersihan diri. 


Apa Itu Tipes?

Tipes atau demam tifoid adalah penyakit yang menyerang saluran pencernaan dan bisa menyebar ke organ tubuh lainnya melalui aliran darah. Penyakit ini memiliki gejala khas berupa demam yang meningkat secara bertahap, bahkan bisa mencapai 40°C. Selain itu, gejala penyakit tipes juga berupa gangguan pencernaan, seperti sembelit, diare, atau sakit perut


Penyakit tipes perlu dideteksi dan ditangani sejak dini untuk mencegah penyebaran bakteri ke orang lain serta terjadinya komplikasi. Penanganan tipes sesegera mungkin juga bisa mempercepat pemulihan, sehingga penderitanya bisa kembali beraktivitas normal. 


Baca juga: 12 Makanan untuk Tipes agar Cepat Sembuh


 


Gejala Tipes

Gejala tipes biasanya muncul 1–3 minggu setelah seseorang terpapar bakteri Salmonella typhi. Gejala tipes yang banyak dikeluhkan adalah sebagai berikut ini:


  • Demam yang meningkat setiap hari, bahkan bisa mencapai suhu 40°C 
  • Menggigil 
  • Sakit perut
  • Mual dan muntah
  • Kelelahan ekstrem
  • Nyeri otot
  • Badan pegal
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Nafsu makan menurun atau tidak nafsu makan sama sekali 
  • Sakit kepala
  • Mulut terasa pahit dan kering
  • Ruam 
  • Linglung


Selain itu, penderita tipes juga dapat mengalami gejala berupa diare atau sembelit. Gejala diare lebih sering dialami oleh anak-anak, sedangkan konstipasi lebih banyak dikeluhkan oleh orang dewasa.


Baca juga: Waspadai Radang Lambung dan Ketahui Cara Mengatasinya


Penyebab Tipes

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tipes atau demam tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Penyebaran bakteri ini bisa terjadi melalui berbagai cara berikut:


  • Konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri penyebab tipes
  • Menyentuh makanan dengan tangan yang kotor
  • Tidak mencuci tangan setelah dari toilet
  • Kontak langsung dengan penderita tipes melalui berbagi alat makan yang tidak dicuci bersih
  • Tidak menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal


Baca juga: Infeksi Saluran Pencernaan, Sudah Biasa, tetapi Tidak Bisa Diabaikan


Faktor Risiko Tipes

Perlu diingat bahwa setiap orang berpotensi terkena tipes, terlebih jika memiliki beberapa faktor risiko berikut ini:


  • Tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk, misalnya lingkungan yang tidak memiliki sistem air bersih dan pembuangan limbah dengan baik maupun tinggal di tempat yang padat penduduk
  • Sering mengonsumsi makanan/minuman yang tidak higienis atau makanan yang tidak dimasak sampai matang
  • Jarang mencuci tangan setelah dari toilet atau sebelum makan maupun mengolah makanan
  • Berpergian ke daerah endemik tipes
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, contohnya anak-anak dan lansia
  • Kontak langsung dengan pembawa bakteri penyebab tipes, misalnya merawat orang yang sedang sakit tipes


Baca juga: Deteksi Dini Gangguan Pencernaan Bawah dan Kolonoskopi


Kapan Harus ke Dokter?

Penanganan tipes harus dilakukan sedini mungkin untuk mencegah komplikasi yang membahayakan jiwa. Komplikasi ini terjadi karena bakteri penyebab tipes sudah menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah. Agar tidak sampai menyebabkan gangguan organ tubuh lainnya, Anda harus segera memeriksakan diri jika mencurigai tengah mengalami gejala tipes. 


Anda dapat mengunjungi dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah cabang terdekat saat mengalami demam yang makin tinggi dari hari ke hari dan tidak membaik dengan obat penurun panas. Bahkan demam ini disertai dengan gangguan pencernaan atau rasa lelah yang luar biasa. 


Anda juga perlu memeriksakan diri ke dokter apabila gejala tipes muncul setelah kontak langsung dengan penderita tipes atau bepergian ke daerah dengan kasus tipes tinggi. Anda sebaiknya segera pemeriksaan ke dokter, karena tipes bisa memburuk dengan cepat jika tidak segera ditangani. 


Baca juga: Penyakit Crohn: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati



Diagnosis Tipes

Dokter akan memeriksa gejala pasien dengan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis tipes, setelah melakukan anamnesis (tanya jawab medis). 


Saat anamnesis, dokter akan bertanya seputar waktu kemunculan dan pola demam. Dokter juga akan menanyakan gejala lainnya serta memastikan apakah pasien pernah kontak langsung dengan penderita tipes atau tidak. 


Selanjutnya, pemeriksaan fisik berupa pengukuran suhu tubuh, pemeriksaan kondisi lidah, hati, dan limpa, serta pemantauan ruam merah di kulit dilakukan untuk mengidentifikasi gejala khas penyakit tipes. 

Untuk memastikan, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan yang berupa pemeriksaan penunjang, meliputi:


  • Tes darah, untuk melihat adanya bakteri penyebab tipes dalam darah
  • Tes urine, untuk mengetahui keberadaan bakteri Salmonella typhi dalam urine
  • Tes tinja, untuk memeriksa ada tidaknya bakteri penyebab tipes dalam tinja
  • Rapid test IgG dan IgM, untuk mengidentifikasi keberadaan antibodi yang melawan bakteri penyebab tipes


Baca juga: Begini Cara Mengatasi Diare Saat Perjalanan Jauh agar Tidak Mengganggu


Pengobatan Tipes

Karena disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, pengobatan tipes yang utama adalah pemberian antibiotik. Umumnya antibiotik yang diresepkan oleh dokter sebagai pengobatan tipes harus dikonsumsi selama 7–14 hari. Meski gejala kebanyakan membaik setelah mengonsumsi obat antibiotik, Anda tidak disarankan untuk menghentikan konsumsi obat tanpa arahan dokter.


Bagi pasien yang mengalami gejala tipes berat, contohnya muntah terus-menerus, pembengkakan pada perut, atau diare parah, dokter akan merekomendasikan rawat inap di rumah sakit sebagai langkah pengobatan tipes dan pemantauan kondisi. 


Baca juga: Memahami Penyakit Radang Usus (IBD) yang Dapat Memengaruhi Kualitas Hidup


Komplikasi Tipes

Kemunculan komplikasi bisa terjadi jika pengobatan tipes terlambat dilakukan. Beberapa komplikasi tipes bisa berupa:


  • Perdarahan pada saluran cerna
  • Miokarditis (peradangan otot jantung)
  • Peritonitis (peradangan pada peritoneum)
  • Endokarditis (peradangan pada lapisan jantung dan katupnya)
  • Pneumonia (peradangan pada selaput pembungkus paru-paru)
  • Aneurisma mikotik (penggelembungan pembuluh darah akibat infeksi)
  • Pankreatitis
  • Infeksi ginjal atau kandung kemih
  • Meningitis
  • Gangguan kejiwaan, contohnya halusinasi


Perlu diingat, Anda harus kembali memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam bila gejala tipes tak kunjung membaik dalam lima hari setelah menjalani pengobatan dengan antibiotik. Kontrol atau pemeriksaan ulang bertujuan untuk mengevaluasi pengobatan serta mencegah terjadinya komplikasi yang mengancam jiwa. 


Baca juga: Apakah Penderita Meningitis Bisa Sembuh? Mengetahui Pengobatan untuk Meningitis


Pencegahan Tipes

Untungnya, tipes merupakan salah satu penyakit yang bisa dicegah. Berikut ini adalah beberapa upaya pencegahan tipes yang dapat Anda lakukan:


  • Selalu cuci tangan setelah dari toilet atau mengganti popok, serta sebelum makan atau mengolah makanan.
  • Bersihkan lingkungan rumah secara rutin, terutama area kamar mandi.
  • Jaga kebersihan diri dengan mandi dan mengganti pakaian secara rutin.
  • Hindari berbagi pakai barang pribadi, seperti handuk atau peralatan mandi, dengan penderita tipes.
  • Hindari membeli makanan yang dijual di tempat terbuka atau dekat dengan selokan.
  • Konsumsi air minum yang aman, seperti air kemasan.
  • Batasi konsumsi makanan mentah.


Jika Anda sering bepergian ke daerah dengan kasus tipes yang tinggi, lengkapi langkah pencegahan dengan melakukan vaksinasi tifoid. Meski tidak menjamin tubuh kebal sepenuhnya terhadap infeksi bakteri penyebab tipes, cara ini mampu mengurangi keparahan gejala saat Anda terinfeksi. Anda bisa mendapatkan vaksin tifoid di Executive Health Check Up RS Pondok Indah cabang terdekat. 


Sebelum melakukan vaksinasi, dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah akan terlebih dahulu memeriksa dan memastikan kondisi Anda sesuai untuk menerima vaksin ini.


Penyakit tipes memerlukan perhatian dan penanganan segera. Sebab, kondisi ini dapat berkembang menjadi komplikasi yang berbahaya bila terlambat ditangani. Jadi, jangan berpikir dua kali untuk memeriksakan dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah jika Anda mengalami keluhan yang menyerupai gejala tipes.


Baca juga: Cuci Tangan dengan Sabun: Kebiasaan Sederhana yang Penting untuk Mencegah Penyakit



FAQ


Apakah Tipes Karena Kecapekan?

Tipes disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi, bukan karena kecapekan. Seseorang dapat terinfeksi bakteri ini ketika minum air atau mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Namun, kelelahan fisik atau kecapekan juga dapat menurunkan daya tahan tubuh dan membuat tubuh lebih rentan terserang infeksi, termasuk bakteri penyebab tipes.


Gejala Tipes Ringan Seperti Apa?

Gejala tipes ringan dapat meliputi demam, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, dan kelelahan. Gejala ini biasanya muncul secara bertahap dan bisa makin parah bila tidak segera ditangani. Konsultasikan diri dengan dokter spesialis penyakit dalam bila Anda mengalami gejala tipes, terutama bila keluhan sudah berlangsung selama lebih dari seminggu atau tidak kunjung membaik.


Apakah Demam Tifoid Berbahaya?

Demam tifoid bisa berbahaya jika tidak diobati. Sebab, penyakit ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti perdarahan usus. Infeksi ini juga dapat menyebar ke organ tubuh lainnya dan mengancam nyawa.


Oleh karena itu, penting untuk segera mencari penanganan medis jika Anda mengalami tipes, terutama jika gejala semakin parah atau berlangsung lama.


Apa Pengobatan Utama untuk Demam Tifoid?

Pengobatan utama untuk demam tifoid adalah konsumsi antibiotik, yang dapat membantu membunuh bakteri penyebab infeksi. Jenis antibiotik yang diresepkan dokter akan disesuaikan dengan tingkat keparahan dan kondisi pasien. Pada kasus yang parah, pasien mungkin perlu dirawat inap untuk pemantauan lebih lanjut.


Berapa Lama Demam Tifoid Bisa Sembuh?

Durasi penyembuhan demam tifoid bervariasi, tetapi umumnya penderita tipes dapat mulai membaik dalam satu atau dua minggu dengan pengobatan yang tepat.



Referensi:

  1. Mohamed AA, Ebeid B, et al,. Use of onsite typhoid IgG/IgM combo test as rapid diagnostic test for typhoid fever. Beni-Suef University Journal of Basic and Applied Sciences. 2023. (https://bjbas.springeropen.com/articles/10.1186/s43088-023-00391-8). Diakses pada 13 April 2025. 
  2. World Health Organization. Typhoid. (https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/typhoid). Direvisi terakhir 30 Maret 2023. Diakses pada 13 April 2025. 
  3. National Health Service UK. Typhoid fever. (https://www.nhs.uk/conditions/typhoid-fever/). Direvisi terakhir 20 September 2024. Diakses pada 13 April 2025.   
  4. Centers for Disease Control and Prevention. Typhoid & Paratyphoid Fever. (https://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2024/infections-diseases/typhoid-and-paratyphoid-fever). Direvisi terakhir 31 Januari 2025. Diakses pada 13 April 2025. 
  5. Cleveland Clinic. Typhus. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/typhus#management-and-treatment). Direvisi terakhir 24 Juli 2024. Diakses pada 13 April 2025. 
  6. Mayo Clinic. Typhoid fever. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/typhoid-fever/symptoms-causes/syc-20378661#complications). Direvisi terakhir 28 Januari 2023. Diakses pada 13 April 2025.