Tumor otak adalah pertumbuhan sel abnormal di otak yang bisa bersifat jinak atau ganas, menyebabkan gangguan fungsi otak dan memerlukan penanganan medis.
Ketika mendengar kata tumor otak, apa yang biasa terbersit di benak kita? Apakah sesuatu momok menakutkan dan tidak ingin kita hadapi? Ada yang takut untuk berobat, tetapi ada pula yang ingin sesegera mungkin mencari solusi untuk menangani penyakitnya.
Mari memahami lebih lanjut apa itu tumor otak, dan bagaimana kondisi ini dapat dideteksi sehinga bisa ditangani sedini mungkin.
Tumor otak adalah suatu pertumbuhan abnormal di otak, sifatnya bisa jinak ataupun ganas. Tumor dapat berasal dari sel otak itu sendiri (tumor otak primer) karena adanya mutasi pada DNA, akibatnya sel terus bertumbuh dan tidak mengikuti siklus sel normal. Namun, tumor otak juga dapat terjadi karena pertumbuhan tumor pada organ lain yang kemudian menyebar ke otak (tumor otak sekunder).
Berdasarkan kecepatan pertumbuhan, tumor otak dibedakan menjadi 4 jenis atau tingkatan, mulai dari tingkat 1 sampai 4. Tumor otak stadium 1 mendakan pertumbuhannya lambat dan bentuk sel nya masih serupa dengan sel otak lain yang sehat. Semakin tinggi tingkatnya, pertumbuhan sel tumor otak semakin cepat dan bentuk sel nya makin berbeda dari sel otak yang sehat.
Berikut merupakan jenis-jenis tumor otak yang umum terjadi:
Tumor otak primer adalah tumor yang berasal langsung dari sel-sel otak atau jaringan di sekitarnya, termasuk meninges (selaput otak), saraf kranial, atau kelenjar pituitari. Contohnya termasuk glioma, meningioma, schwannoma, dan adenoma pituitari. Glioma sendiri terbagi menjadi beberapa jenis seperti astrositoma, oligodendroglioma, dan glioblastoma, dengan glioblastoma menjadi jenis yang paling agresif.
Tumor otak sekunder terjadi ketika sel-sel kanker dari bagian tubuh lain menyebar ke otak melalui aliran darah atau sistem limfatik. Ini adalah jenis tumor otak yang paling umum pada orang dewasa. Kanker paru-paru, payudara, ginjal, dan melanoma adalah beberapa jenis kanker yang sering menyebar ke otak, menyebabkan tumor metastatik.
Tumor jinak otak adalah jenis tumor yang tidak bersifat kanker dan tumbuh dengan lambat. Meskipun tidak invasif, tumor jinak seperti meningioma atau adenoma pituitari bisa tetap berbahaya jika mereka menekan bagian penting dari otak atau menyebabkan peningkatan tekanan di dalam tengkorak. Pengobatan sering kali melibatkan pembedahan untuk menghilangkan tumor.
Tumor ganas otak adalah tumor yang bersifat kanker, tumbuh dengan cepat, dan cenderung menyebar ke jaringan otak lain. Glioblastoma adalah contoh utama dari tumor ganas yang sangat agresif dan sulit diobati. Tumor ganas memerlukan penanganan yang cepat dan agresif, termasuk pembedahan, radiasi, dan kemoterapi.
Tumor ini berkembang di kelenjar pituitari, yang terletak di dasar otak dan bertanggung jawab atas produksi hormon yang mengatur banyak fungsi tubuh. Sebagian besar tumor pituitari adalah jinak (adenoma), tetapi mereka dapat menyebabkan masalah serius dengan mengganggu keseimbangan hormon atau menekan saraf optik, menyebabkan gangguan penglihatan.
Medulloblastoma adalah jenis tumor otak yang paling umum pada anak-anak dan merupakan tumor ganas yang tumbuh di otak kecil (cerebellum). Tumor ini sangat agresif dan dapat menyebar melalui cairan serebrospinal ke bagian lain dari otak dan sumsum tulang belakang. Pengobatan biasanya melibatkan pembedahan, radiasi, dan kemoterapi.
Schwannoma akustik adalah tumor jinak yang berkembang di saraf kranial yang menghubungkan telinga ke otak, juga dikenal sebagai saraf vestibulokoklear. Tumor ini biasanya menyebabkan gangguan pendengaran, tinitus (dering di telinga), dan masalah keseimbangan. Meskipun jinak, mereka bisa menyebabkan masalah signifikan jika tumbuh besar.
Berikut ini adalah faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena tumor otak:
Lokasi tumor otak dan kecepatan pertumbuhannya dapat mempengaruhi gejala klinis yang timbul. Pada umumnya orang sering bertanya-tanya bagaimanakah gejala tumor otak. Secara teori tentunya bergantung kepada faktor lokasi, jenis, dan kecepatan pertumbuhan tumor, tetapi umumnya 54 persen gejala adalah berupa sakit kepala, 45 persen adanya kelemahan anggota gerak, dan 26 persen berupa kejang.
Gejala lain yang dapat dirasakan dapat berupa:
Keluhan sakit kepala dapat terjadi dengan atau tanpa peningkatan intrakranial yakni kondisi di mana adanya pertambahan isi di dalam rongga tengkorak maka tekanan terhadap otak meningkat. Keluhan klasik sakit kepala yang biasa dirasakan para pasien tumor otak terasa paling berat di pagi hari saat bangun tidur.
Gejala sakit kepala ini dapat memberat ketika batuk, mengedan, atau pada 30 persen kasus membungkuk. Keluhan sakit kepala juga disertai mual dan muntah dan merasakan keluhan terasa membaik setelah muntah. Keluhan-keluhan ini disertai dengan kelumpuhan atau kejang yang membedakan sakit kepala akibat tumor. Sebagai catatan, 77 persen kasus sering menyerupai tension headache dan 9 persennya menyerupai gejala migrain. Hanya 8 persen yang sesuai keluhan klasik tumor.
Jadi, apabila Anda mengalami rasa sakit kepala yang sangat mengganggu, maka segera periksakan diri kondisi Anda ke dokter spesialis bedah saraf.
Setelah berkonsultasi dengan dokter, biasanya dokter akan merujuk Anda untuk melakukan pemeriksaan penunjang radiologi antara lain:
Pemeriksaan tersebut adalah untuk memastikan ada dan tidaknya pertumbuhan abnormal. Sebagai pemeriksaan gold standard tetap perlu dilakukan biopsi yakni pengambilan jaringan abnormal untuk kemudian diperiksa oleh unit patologi anatomi untuk menentukan jenis tumor dan juga ganas tidaknya.
Ada beberapa penanganan tumor otak yang dapat disesuaikan dengan jenis, letak, dan juga ukuran tumor.
Pada umumnya operasi adalah pilihan pertama dan sekaligus jaringan diambil melalui proses ini (biopsi).
Pada sebagian kecil kasus yakni tumor otak dengan penyebab hormonal dapat dilakukan terapi pengobatan sambil evaluasi berkala.
Setelah ada hasil patologi anatomi yang menentukan apakah tumor tergolong sensitif atau tidak terhadap penyinaran maka umumnya dilakukan penyinaran radioterapi yang sering berjalan beriringan dengan kemoterapi.
Teknologi penyinaran khusus untuk tumor otak yang bergantung pada jenis tumor dan juga ukuran tumor.
Sakit kepala mungkin merupakan gejala yang cukup umum, tetapi sakit kepala yang sering kambuh, bahkan terasa cukup mengganggu, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah saraf ya. Sebab semakin cepat penanganan diberikan, makin cepat pula keluhan yang mengganggu Anda teratasi.
Ciri-ciri penyakit tumor otak meliputi sakit kepala yang sering atau memburuk, gangguan penglihatan atau pendengaran, perubahan perilaku atau kepribadian, kejang, mual atau muntah tanpa sebab jelas, serta kelemahan atau mati rasa pada satu sisi tubuh. Gejala ini dapat bervariasi tergantung lokasi dan ukuran tumor di otak, dan seringkali berkembang secara bertahap.
Tumor otak bisa sembuh tergantung pada jenis, lokasi, dan stadium tumor, serta respons terhadap pengobatan. Tumor jinak lebih mudah diobati dan memiliki prognosis yang lebih baik, sementara tumor ganas (kanker) memerlukan perawatan lebih intensif seperti operasi, radiasi, atau kemoterapi. Dalam beberapa kasus, tumor dapat diangkat sepenuhnya dan pasien bisa sembuh, namun pada kasus lain, perawatan berfokus pada mengontrol pertumbuhan tumor dan memperpanjang kualitas hidup.
Tumor otak berbahaya karena dapat mengganggu fungsi vital otak, menyebabkan gejala serius seperti kejang, kelumpuhan, gangguan kognitif, dan perubahan perilaku. Tumor jinak bisa menekan jaringan otak dan menyebabkan masalah serius jika tidak diobati, sementara tumor ganas memiliki potensi menyebar dan merusak jaringan otak lebih lanjut, mengancam nyawa jika tidak ditangani secara tepat.
Tumor otak dapat diperiksakan ke spesialis neurologi atau ahli bedah saraf (neurosurgeon). Ahli neurologi biasanya melakukan diagnosis awal dan pengelolaan medis, sementara ahli bedah saraf bertanggung jawab untuk tindakan pembedahan jika diperlukan. Dalam kasus tertentu, dokter onkologi juga dapat terlibat dalam pengobatan, terutama jika tumor bersifat ganas dan memerlukan terapi tambahan seperti radiasi atau kemoterapi.