Alat USG mulanya hanya bisa melihat 2 sisi atau potongan hitam-putih, kemudian seiring perkembangan komputer, kini USG bisa menjadi 3 potongan (3 dimensi).
Ultrasonografi (USG) merupakan pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara ultra (di atas kemampuan penerimaan oleh alat pendengaran kita) yang dipancarkan ke bagian organ badan tertentu kita. Oleh organ badan kita, suara pancaran oleh alat USG dipantulkan kembali ke alat penerima USG dan diolah oleh prosesor computer sehingga menjadi satu gambar.
Pemeriksaan USG akan memberikan gambarannya yang semakin bagus apabila ada media cairan di sekitar organ yang diperiksa. Sebaliknya, bila organ tersebut dikelilingi oleh udara atau gas badan, maka peranan USG tidak bermanfaat sama sekali. Dengan alasan tersebut, USG berkembang pesat untuk janin di dalam kandungan yang dikelilingi oleh air ketuban. Dapat dikatakan bahwa dasar pemeriksaan USG melihat perbedaan kontras jaringan yang dituju.
Contohnya, janin memberikan pantulan suara berbeda dengan pantulan suara dari air ketuban. Semakin jelas perbedaan kontras tersebut, akan menghasilkan pencitraan USG yang semakin baik.
Pada mulanya USG berkemampuan “melihat” suatu organ dalam dua sisi atau potongan, yaitu potongan memanjang dan melintang, serta gambaran yang dihasilkan berupa hitam putih. USG 2 dimensi yang sering dipakai kebanyakan dokter sebenarnya cukup untuk pemenuhan pemeriksaan dasar.
Memang dengan jenis pemeriksaan ini, gambar yang dihasilkan sering disebut “abstrak” oleh pasien. Walapun bagi pihak pemeriksa, gambarnya cukup jelas dan memberikan pemahaman yang memadai.
Seiring berkembangnya prosesor komputer pada tahun 1995, kemampuan untuk mendapatkan pemeriksaan USG dalam tiga potongan mulai bisa dihasilkan. Sejak tahun 2000, gambaran tiga potongan (3 dimensi) lebih mudah dihasilkan. Dampak dari perkembangan USG 3 dimensi saat ini tentunya sangat bermanfaat bagi praktik klinisi maupun pasien yang diperiksa.
Sebagai dokter spesialis kebidanan dan kandungan, seandainya ada masalah yang terjadi pada janin yang dikandung sang ibu, dokter dapat menghasilkan gambar seperti aslinya, sehingga dari pihak pasien bisa melihat gambar tersebut tanpa perlu melakukan imajinasi.
Zaman semakin berkembang. Bertambahnya kemampuan prosesor yang semakin cepat membuat gambaran tiga potongan di mana sebelumnya dalam keadaan tidak bergerak, mulai bisa dihasilkan dengan gambaran bergerak.
Semakin baik prosesor komputer, maka kecepatan bergeraknya gambar akan semakin halus menyerupai gambar video. Dari kemampuan prosesor tersebut lahirlah istilah 4 dimensi, di mana dimensi keempat berupa tempo (waktu).
Dengan USG 4 dimensi, gambaran gerakan janin yang normal atau tidak, dapat jelas dibedakan. Misalkan, tangan yang tidak bisa membuka atau gerakan tangan atau kaki yang terbatas, sehingga adanya kelainan pada janin bisa segera terdeteksi.
Selain penampilan gambar yang dihasilkan USG, proses perubahan fungsi dari suatu organ bisa dicermati. Contohnya, untuk menilai pertumbuhan janin di dalam kandungan. Di sini kita mengukur semua parameter biometrik janin seperti ukuran kepala, perut, panjang tulang paha, dan lengan atas.
Selain parameter tersebut, sistem aliran darah dari plasenta ke janin juga bisa dipelajari. Demikian juga aliran dari pihak ibu yang mengalirkan darah ke rahim juga dapat dipelajari kondisinya.
Dengan pengamatan aliran darah ke rahim kita bisa memperkirakan apakah sang ibu mempunyai risiko peningkatan tekanan darah atau tidak dengan umur kehamilan yang semakin bertambah.
Aliran darah dari plasenta ke janin juga membantu dokter menilai kondisi janin, apakah mendapat asupan darah yang memadai.
Perkembangan USG masih akan berlangsung terus seiring perkembangan prosesor komputer. Banyak piranti lunak yang terdapat pada alat USG saat ini yang memberikan nilai tambah, seperti melihat jumlah telur (oocyte) di dalam indung telur (ovarium), memperjelas struktur tulang, ataupun bagian organ tertentu janin.
Piranti lunak yang tersedia memungkinkan kita untuk menganalisis kondisi janin atau organ yang diamati. Pemeriksaan USG hampir mencakup struktur organ manusia, kecuali yang berisi udara atau gas yang tidak ataupun sulit untuk dipelajari.
USG pertama kali ditemukan pada tahun 1950-an oleh Dr. Ian Donald, seorang dokter asal Skotlandia, yang mengembangkan teknologi ini untuk digunakan dalam kehamilan dan diagnosis medis.
USG mulai digunakan di Indonesia pada akhir 1970-an hingga awal 1980-an, terutama di rumah sakit besar untuk membantu diagnosis kehamilan dan kondisi medis lainnya.
USG berkembang dari 2D (1970-an) ke 3D (1980-an), lalu 4D (1990-an) yang menunjukkan gambar real-time. Tahun 2000-an, muncul USG Doppler untuk aliran darah, dan sekarang ada USG portable serta AI yang makin akurat.