Mengapa Vaksin Pneumonia Penting Bagi Anak dan Orang Dewasa?

Oleh Tim RS Pondok Indah

Senin, 25 November 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Vaksin pneumonia merupakan salah satu upaya mencegah peradangan paru-paru. Pemberian vaksin ini juga bisa menurunkan risiko terjadinya komplikasi pneumonia.

Mengapa Vaksin Pneumonia Penting Bagi Anak dan Orang Dewasa?

Pneumonia adalah kondisi dimana paru-paru mengalami peradangan akibat infeksi bakteri maupun virus. Pada lansia dan anak-anak, peradangan paru-paru bisa berisiko fatal. Oleh sebab itu diperlukan upaya pencegahan yang tepat, yakni dengan menerapkan pola hidup sehat, serta mendapatkan vaksin pneumonia.


Apa itu Vaksin Pneumonia?

Vaksin pneumonia adalah salah satu upaya menurunkan ri seseorang terkena radang paru-paru (pneumonia) akibat infeksi Streptococcus pneumoniae atau bakteri pneumokokus. Pemberian vaksin ini tidak berarti membuat seseorang terbebas dari risiko mengalami pneumonia. Namun, pemberian vaksin pneumonia bisa meringankan gejala serta mencegah risiko terjadinya komplikasi.


Baca juga: Waspada Pneumonia pada Anak: Kenali Gejala dan Penanganannya!



Indikasi Vaksin Pneumonia

Pada dasarnya, vaksin diberikan untuk merangsang daya tahan tubuh supaya menciptakan antibodi yang kemudian bisa mengenali kuman, sehingga tidak terinfeksi. Prinsip ini juga yang berlaku untuk pemberian vaksin pneumonia, yakni melindungi orang yang telah mendapatkan vaksin dari infeksi pneumonia maupun penyakit lain akibat infeksi bakteri pneumokokus, termasuk bronkopneumonia dan meningitis, bahkan sepsis.


Berdasarkan tujuan utamanya, vaksin pneumonia diberikan pada beberapa kelompok maupun kondisi berikut ini:


  • Anak yang berusia kurang dari 5 tahun
  • Lansia 
  • Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, termasuk mereka yang sedang menjalani kemoterapi, menderita diabetes, maupun pengidap HIV
  • Memiliki kelainan bawaan, terutama penyakit jantung bawaan
  • Menderita penyakit kronis, seperti asma, diabetes, dan gagal ginjal kronis
  • Mengalami kelainan darah, seperti thalasemia dan anemia sel sabit
  • Memiliki riwayat operasi, seperti operasi implan koklea, transplantasi organ, atau pengangkatan limpa
  • Memiliki kebiasaan merokok


Baca juga: Cari Tahu Penyebab PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), Gejala, dan Cara Mengobatinya


Manfaat Vaksin Pneumonia

Fungsi vaksin pneumonia adalah merangsang tubuh dalam membentuk antibodi, yang berguna untuk mengenali bakteri pneumokokus. Dengan demikian, orang yang sudah mendapatkan vaksin pneumonia akan lebih mampu melawan bakteri tersebut. 


Berikut ini adalah beberapa manfaat vaksin pneumonia yang bisa didapatkan:


  1. Mencegah penyakit pneumonia akibat infeksi Streptococcus pneumoniae
  2. Mengurangi keparahan gejala pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri pneumokokus
  3. Mengurangi risiko terjadinya komplikasi akibat penyakit pneumonia, termasuk sepsis
  4. Melindungi kelompok rentan
  5. Mencegah terjadinya stunting
  6. Mencegah penyebaran penyakit pneumonia


Vaksin Pneumonia untuk Jamaah Haji dan Umroh

Vaksinasi pneumonia juga seringkali diberikan pada para calon jamaah haji dan umroh sebelum keberangkatan. Meskipun bukan merupakan salah satu vaksinasi wajib untuk haji, vaksinasi pneumonia dapat membantu melindungi kesehatan para jamaah, sehingga ibadah bisa tetap dilakukan dengan optimal.


Baca juga: Pentingnya Cek Kesehatan sebelum Umroh


Jenis Vaksin Pneumonia

Terdapat 2 jenis vaksin pneumonia yang tengah beredar yang sama-sama efektif untuk mencegah infeksi akibat bakteri pneumokokus. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya:


1. Pneumococcal conjugate vaccine (PCV) 

Vaksin ini mencegah radang paru-paru yang disebabkan oleh 15 jenis bakteri pneumokokus. Vaksin pneumonia jenis ini diberikan pada bayi, anak-anak dan orang dewasa yang berisiko terinfeksi.


2. Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPSV23)

Vaksin ini akan memberikan perlindungan terhadap 23 jenis bakteri penyebab pneumonia. Umumnya jenis vaksin pneumonia ini diberikan pada perokok aktif, lansia, orang dewasa, maupun anak yang berusia lebih dari 2 tahun.


Baca juga: Batuk Pilek, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya



Jadwal Pemberian Vaksin Pneumonia

Ada perbedaan jadwal pemberian vaksin pneumonia, berdasarkan kelompok usianya. Berikut ini adalah jadwalnya:


Anak

Anak yang berusia kurang dari 1 tahun akan mendapatkan 3 dosis vaksin pneumonia, dengan jadwal vaksinasi pertama saat anak berusia usia 2 bulan, kemudian dosis ke-2 saat anak berusia 4 bulan, dan dosis terakhir pada saat anak berusia 6 bulan.


Vaksin untuk dosis pengulangan diberikan pada saat anak menginjak usia 12–15 bulan.


Orang Dewasa

Orang dewasa akan mendapatkan vaksin pneumonia dalam 2 tahap. Vaksin pneumonia yang pertama diberikan adalah vaksin jenis PCV, sedangkan vaksin pneumonia jenis PPV diberikan dengan jeda waktu 1 tahun setelah pemberian vaksin PCV.


Baca juga: Pentingnya Vaksinasi bagi Orang Dewasa


Persiapan Vaksin Pneumonia

Sebelum mendapatkan vaksin pneumonia, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter di Executive Health Check Up di RS Pondok Indah cabang terdekat. Dengan berkonsultasi, dokter bisa memberikan saran terbaik sesuai dengan kondisi Anda.


Saat konsultasi, sebaiknya menginformasikan riwayat kesehatan Anda, termasuk obat dan suplemen yang rutin dikonsumsi, alergi, maupun adanya keluhan maupun alasan khusus melakukan vaksin ini. Bagi pasien wanita, status kehamilan, seperti sedang merencanakan kehamilan, hamil, maupun menyusui, juga perlu diinformasikan ke dokter saat konsultasi.


Riwayat kesehatan keluarga juga perlu diinformasikan, terutama menyangkut riwayat alergi dan kelainan perdarahan, maupun autoimun.


Anda juga sebaiknya menginformasikan jika memiliki salah 1 kondisi yang merupakan kontraindikasi vaksin pneumonia berikut ini:


  • Memiliki riwayat alergi, bahkan anafilaksis, setelah mendapatkan vaksin pneumonia
  • Memiliki riwayat alergi dengan salah satu komponen vaksin, atau vaksin yang mengandung difteri toksoid


Selain itu, bila Anda sedang merasa kurang sehat atau mengalami gejala yang mengarah pada penyakit pneumonia, sebaiknya periksakan diri dahulu ke dokter spesialis paru dan pernapasan. Apabila Anda dinyatakan sedang mengalami penyakit pneumonia, maka Anda perlu menjalani pengobatan dahulu.


Setelah dokter mengevaluasi dan memberikan arahan sekaligus jadwal vaksin pneumonia, Anda cukup mengikuti saran tersebut. Pastikan Anda cukup beristirahat, dalam kondisi prima dan tidak sedang sakit, mendekati jadwal pemberian vaksin pneumonia.


Baca juga: Apakah PPOK Menular? Ketahui Jawaban, Penanganan dan Pencegahan PPOK


Prosedur Vaksin Pneumonia

Prosedur vaksin pneumonia tidak memakan waktu lama. Hanya saja, pemeriksaan ulang untuk memastikan kondisi Anda prima ketika menerima vaksin tetap perlu dilakukan. Pemantauan setelah vaksin disuntikkan juga dilakukan untuk memastikan tidak ada efek samping serius yang Anda alami.


Berikut ini adalah penjelasan singkatnya:


1. Pemeriksaan fisik

Biasa dilakukan oleh petugas medis, dengan melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, suhu tubuh, saturasi oksigen, tekanan darah, frekuensi pernapasan, dan detak jantung.


2. Suntik 

Ketika hasil pemeriksaan fisik tidak dalam batas normal, dan Anda dinyatakan prima untuk menerima vaksin, dokter akan mempersiapkan dengan terlebih dahulu mendisinfeksi lokasi vaksin akan disuntikkan menggunakan alcohol swab. Saat sudah kering, barulah dokter menyuntikkan vaksin pneumonia dan kemudian menutupnya menggunakan plester.


3. Pemantauan pasca penyuntikan

Setelah vaksin pneumonia disuntikkan, Anda akan dipantau sekitar 15-30 menit untuk memastikan tidak terjadi efek samping yang parah.


Jika sudah dinyatakan aman dari efek samping vaksin pneumonia, Anda diperbolehkan pulang dan beraktivitas seperti biasa.


Baca juga: Jangan Abaikan Sinusitis! Kenali Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya


Efek Samping Vaksin Pneumonia

Sama seperti pemberian vaksin lain, vaksin pneumonia juga bisa menyebabkan beberapa efek samping, dari yang ringan hingga yang berat. Berikut ini adalah beberapa contoh efek samping yang mungkin terjadi.


  • Demam ringan 
  • Nyeri atau sakit, bengkak, dan kemerahan di area penyuntikan vaksin yang akan membaik dalam 2-3 hari setelah vaksin diberikan
  • Menggigil
  • Tidak nafsu makan
  • Nyeri otot atau pegal-pegal
  • Sakit kepala
  • Anafilaksis atau reaksi alergi berat 


Umumnya efek samping setelah vaksin pneumonia ini akan membaik dengan sendirinya dalam 2-3 hari. Jika keluhan yang terjadi setelah mendapatkan vaksin tidak kunjung membaik dalam 3 hari, sebaiknya periksakan diri ke dokter umum di RS Pondok Indah cabang terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. 


Baca juga: Cari Tahu Tips Pertolongan Pertama Demam Tinggi pada Orang Dewasa



FAQ


Apakah Vaksin Pneumonia dan PCV Sama?

Vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) adalah salah satu jenis vaksin pneumonia. Selain itu, adapula vaksin PPSV23 yang juga melindungi dari bakteri pneumokokus yang menyebabkan pneumonia.


Kapan Harus Vaksin Pneumonia?

Untuk bayi, vaksin PCV diberikan mulai usia 2 bulan, dengan jadwal dosis berikutnya di usia 4 bulan, 6 bulan, dan booster pada 12-15 bulan. Sedangkan untuk orang yang berusia lebih dari 65 tahun atau mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, disarankan menerima vaksin pneumonia.


Vaksinasi pneumonia juga diberikan pada calon jamaah haji dan umroh sebelum keberangkatan.


Bagaimana Cara Pencegahan Pneumonia?

Pencegahan pneumonia meliputi vaksinasi, menjaga kebersihan diri, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Vaksin seperti PCV dan PPSV23 juga dapat diberikan untuk melindungi dari bakteri pneumokokus. Selain itu, kebiasaan mencuci tangan, menghindari paparan asap rokok, serta konsumsi makanan bergizi dapat membantu mencegah penyakit pnemonia.



Referensi:

  1. Nakafero G, Grainge MJ, et al,. Effectiveness of pneumococcal vaccination in adults with common immune-mediated inflammatory diseases in the UK: a case–control study. The Lancet Rheumatology. 2024. (https://www.thelancet.com/journals/lanrhe/article/PIIS2665-9913(24)00128-0/fulltext). Diakses pada 18 November 2024.
  2. Dunne EM, Cilloniz C, et al,. Pneumococcal vaccination in adults: what can we learn from observational studies that evaluated PCV13 and PPV23 effectiveness in the same population?. Archivos de bronconeumologia. 2023. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0300289623000030). Diakses pada 18 November 2024.
  3. Lister AJ, Dombay E, et al,. A brief history of and future prospects for pneumococcal vaccination in Malaysia. Pneumonia. 2023. (https://link.springer.com/article/10.1186/s41479-023-00114-8). Diakses pada 18 November 2024.
  4. American Academy of Pediatrics. Pneumococcal Vaccines. (https://www.aap.org/en/patient-care/immunizations/pneumococcal-vaccines/). Direvisi terakhir 9 November 2023. Diakses pada 18 November 2024.
  5. Centers for Disease Control and Prevention. Pneumococcal Vaccination. (https://www.cdc.gov/pneumococcal/vaccines/index.html). Direvisi terakhir 26 Oktober 2024. Diakses pada 18 November 2024.
  6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kemenkes Tambahkan 4 Jenis Vaksin Baru untuk Perlindungan Anak Indonesia. (https://kemkes.go.id/id/kemenkes-tambahkan-4-jenis-vaksin-baru-untuk-perlindungan-anak-indonesia). Direvisi terakhir 27 Maret 2023. Diakses pada 18 November 2024.
  7. Cleveland Clinic. Pneumococcal Conjugate Vaccine (Prevnar 13) Suspension for Injection. (https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/18213-pneumococcal-conjugate-vaccine-prevnar-13-suspension-for-injection). Diakses pada 18 November 2024.
  8. Mayo Clinic. Pneumococcal vaccine polyvalent (intramuscular route, subcutaneous route). (https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/pneumococcal-vaccine-polyvalent-intramuscular-route-subcutaneous-route/description/drg-20065538). Direvisi terakhir 1 Februari 2024. Diakses pada 18 November 2024.