Cegah varises dengan rutin olahraga, angkat kaki, dan hindari berdiri lama. Tangani varises dengan kompresi, skleroterapi, atau operasi bila diperlukan.
Mendengar varises, sepertinya banyak orang yang sudah tidak asing lagi. Bahkan, mungkin ada orang-orang di sekitar Anda, atau bahkan Anda sendiri, pernah mengalaminya. Sayang, tidak jarang orang menganggap remeh varises. Padahal, jika tidak segera ditangani dengan baik, penyakit ini dapat berdampak negatif pada organ tubuh lain.
Varises adalah kondisi ketika terjadinya pelebaran pada vena yang kemudian membuat vena berkelok-kelok. Kondisi ini biasanya terjadi pada bagian tungkai. Penyakit ini terjadi karena kelemahan katup-katup pada vena. Pada vena, terdapat ratusan bahkan ribuan katup yang berfungsi membantu aliran darah untuk kembali ke jantung. Karena suatu kondisi, katup pada vena dapat mengeras sehingga membuat darah berkumpul di vena. Kondisi yang membuat vena mengeras biasanya terjadi karena beberapa hal, seperti kelainan pembuluh darah (pengerasan), faktor usia, serta duduk atau berdiri yang terlalu lama.
Pada kondisi awal, penderita varises akan mengalami beberapa gejala, seperti merasa pegal-pegal (biasanya di bagian belakang dengkul atau betis) yang kemudian berlanjut pada menonjolnya pembuluh darah serta munculnya gambaran seperti sarang laba-laba (spider veins).
Yang perlu diketahui, varises tidak sekadar menyebabkan gangguan pada penampilan penderitanya. Darah yang terperangkap di suatu area dapat membeku. Darah beku ini, jika terlepas dan ikut dalam aliran darah, akan dapat menyebabkan gangguan pada organ lain, terutama pada paru dan jantung.
Bahkan, varises yang tidak segera ditangani pun dapat menyebabkan perdarahan spontan.
Selama menjaga asupan makanan yang dikonsumsi, beberapa kebiasaan juga dapat dilakukan untuk mencegah varises:
Secara garis besar, ada dua metode untuk menangani varises: konservatif dan operasi. Penentuan metode mana yang digunakan tergantung pada kondisi varises yang dialami oleh seorang pasien.
Di masa lalu, ada dua jenis operasi yang biasa dilakukan untuk menangani varises, yaitu ligasi dan stripping. Keduanya memerlukan waktu tindakan yang lama serta dengan masa penyembuhan yang terbilang lama (pada stripping rasa nyeri bisa bertahan tiga hingga enam bulan).
Teknologi terbaru memungkinkan dilakukannya tindakan invasif minimal untuk menangani varises, disebut ablasi (menggunakan laser atau radio frequency). Ablasi dengan laser dinilai lebih efektif karena risiko kembalinya varises setelah tindakan kurang dari tiga persen, dibanding dengan radio frequency yang mencapai di atas lima persen.
Ablasi dengan laser dilakukan dengan memasukkan laser fiber (seperti selang kecil) ke vena yang terdapat varises. Laser fiber ini kemudian akan melengketkan (menutup) vena dari dalam. Tindakan ini pun hanya memerlukan bius lokal, meski ada pula pasien yang meminta dilakukan epidural. Setelah tindakan, bekas luka yang ditinggalkan seperti luka sehabis diinfus.
Proses tindakan ablasi dengan laser biasanya memerlukan waktu satu jam untuk satu tungkai. Meski dapat dilakukan langsung pada kedua tungkai, disarankan untuk melakukannya pada waktu yang berbeda untuk memberi waktu observasi pada tindakan yang pertama. Penanganan varises dengan tindakan ablasi (laser) dapat dilakukan di RS Pondok Indah - Pondok Indah.