Ketahui Pentingnya Program Hamil dan Waktu Terbaik Melakukannya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Kamis, 10 Oktober 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Waktu yang tepat untuk memulai program hamil adalah setelah 1 tahun mengupayakan kehamilan secara mandiri atau secepatnya pada pasangan berusia lebih dari 35 tahun.

Ketahui Pentingnya Program Hamil dan Waktu Terbaik Melakukannya

Hamil mungkin terjadi ketika sel telur dibuahi oleh sel sperma. Proses pembuahan ini umumnya terjadi di tuba falopi. Namun, pada kondisi tertentu, pembuahan bisa terjadi di luar tubuh wanita, dengan bantuan dari dokter spesialis fertilitas, maupun tenaga medis khusus.


Apa itu Program Hamil?

Kehamilan sejatinya merupakan suatu anugerah bagi tiap pasangan. Namun, kondisi ini tidak selalu dengan mudahnya diperoleh. Sehingga terciptalah suatu program yang memiliki fokus untuk memaksimalkan upaya terjadinya proses kehamilan, yang dikenal dengan program hamil.


Secara umum, program hamil bisa dibedakan menjadi alami dan buatan. Program hamil alami adalah upaya untuk memperbesar peluang kehamilan dengan berfokus pada masa subur seorang wanita. Nantinya, pasangan akan disarankan melakukan hubungan intim saat masa subur.


Sedangkan program hamil buatan adalah upaya untuk mengatasi infertilitas dan memaksimalkan peluang terjadinya kehamilan dengan bantuan tenaga medis, khususnya dokter spesialis fertilitas. Metode program hamil buatan yang biasa dilakukan adalah dengan inseminasi dan bayi tabung.


Baca juga: Peran Inovasi Teknologi dalam Kesuksesan Program Bayi Tabung



Mengapa Perlu Melakukan Program Hamil?

Konsultasi dengan dokter kandungan untuk menentukan program kehamilan yang paling tepat perlu dilakukan guna memaksimalkan hasil atau memperbesar keberhasilan proses pembuahan. Bagi pasangan yang telah melakukan hubungan intim secara rutin tanpa menggunakan alat kontrasepsi selama 1 tahun menikah, ini merupakan waktu yang tepat untuk program hamil ke dokter.


Selain itu, usia pasien wanita yang lebih dari 35 tahun juga dapat memulai konsultasi dokter kandungan. Program kehamilan yang tepat bisa dimulai meski belum mencoba berbagai upaya secara mandiri. 

Beberapa alasan pentingnya melakukan program hamil, adalah sebagai berikut ini:


  • Mengatasi infertilitas atau gangguan kesuburan
  • Meningkatkan peluang terjadinya kehamilan
  • Merencanakan kehamilan dengan matang yang bertujuan memaksimalkan tubuh dalam mempersiapkan masa penting bagi pertumbuhan janin ini
  • Mengurangi risiko terjadinya komplikasi kehamilan pada ibu, termasuk terjadinya anemia dan preeklampsia, dengan merencanakan waktu terjadinya kehamilan.
  • Memastikan jarak antar kehamilan sudah tepat, yakni tidak lebih dari 5 tahun dan tidak kurang dari 1 tahun, guna mengurangi risiko terjadinya gangguan kesehatan maupun kelainan pada bayi


Baca juga: Pentingnya Proses Pengambilan Sel Telur demi Keberhasilan IVF


Kapan Waktu yang Tepat untuk Program Hamil ke Dokter?

Jadi, jika Anda dan pasangan masih ragu, kapan sebaiknya mulai program hamil? Sebenarnya jawabannya adalah sesegera mungkin, untuk wanita yang berusia lebih dari 35 tahun. Sedangkan untuk pasangan suami istri yang wanitanya belum berusia 35 tahun, boleh mulai berkonsultasi dengan dokter kandungan setelah 1 tahun mengupayakan kehamilan secara mandiri.


Waktu yang tepat atau kapan ke dokter untuk program hamil sendiri sebaiknya dilakukan pada hari ke-10, terhitung dari hari pertama keluarnya darah menstruasi. Namun, konsultasi di luar waktu ini pun bisa saja dilakukan, jika memang tidak memungkinan atau sesuai dengan arahan dokter spesialis kebidanan dan kandungan.


Nantinya dokter akan melakukan pemeriksaan baik pada calon ibu maupun calon ayah, untuk memastikan ada tidaknya masalah pada organ reproduksi, termasuk kadar hormon maupun kelainan struktur organ. 


Baca juga: Cek Kesiapan Anda dan Pasangan Sebelum Program IVF



Pemeriksaan Sebelum Program Hamil

Sebelum program kehamilan dimulai, biasanya akan dilakukan pemeriksaan kesuburan (fertilitas) dan kesehatan reproduksi pasangan, baik pada pria maupun wanita. Pemeriksaan akan dimulai dengan proses anamnesis, atau tanya jawab medis untuk mengumpulkan data terkait siklus menstruasi, kesehatan organ reproduksi, upaya program hamil mandiri yang telah dilakukan, maupun kondisi kesehatan kedua belah pihak secara umum.


Kemudian dokter akan melanjutkan dengan pemeriksaan fisik, termasuk dengan memastikan status gizi maupun adanya tanda atau gejala PCOS, serta gangguan organ reproduksi lain yang dapat menghambat terjadinya kehamilan.


Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, yakni pemeriksaan penunjang, meliputi pemeriksaan USG, tes darah (termasuk pemeriksaan kadar hormon), hysterosalpingography (HSG), dan analisa sperma.


Baca juga: Mitos dan Fakta Seputar Bayi Tabung


Pemilihan Opsi Program Kehamilan yang Tepat

Ada beberapa pilihan program kehamilan yang dapat dijalani pasangan suami istri, yakni hubungan seksual terjadwal, inseminasi buatan (IUI), dan program bayi tabung (IVF).


Dokter spesialis fertilitas akan menyarankan program hamil yang sesuai bagi Anda dan pasangan, dengan mempertimbangkan hasil dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan sebelumnya. 


Agar hasil program hamil lebih optimal, pilihlah dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang berpengalaman. Selain itu, pemilihan rumah sakit yang menyediakan fasilitas lengkap juga penting sebagai salah satu aspek yang dipertimbangkan.


RS Pondok Indah merupakan jawaban untuk kedua aspek yang memegang peran penting dalam kesuksesan menimang anak. Apalagi IVF Centre yang berlokasi di RS Pondok Indah - Pondok Indah juga menyediakan layanan komprehensif dengan sistem one-stop service, akan memudahkan Anda dan pasangan selama menjalani program hamil.


Baca juga: Tangani Kelainan Sperma, Wujudkan Harapan Miliki Buah Hati


Tips Memaksimalkan Upaya Program Hamil

Sembari mempersiapkan kunjungan ke dokter kandungan, Anda dan pasangan bisa melakukan beberapa upaya berikut ini untuk memaksimalkan hasilnya:


  • Rutin berolahraga
  • Jaga berat badan ideal
  • Tidak merokok
  • Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
  • Mengelola stres dengan bijaksana
  • Tidur cukup


Beberapa anjuran lain, termasuk konsumsi obat-obatan, dapat disarankan oleh dokter kandungan subspesialis fertilitas, sesuai dengan kondisi masing-masing pasangan untuk mengoptimalkan program hamil. Jadi, tidak ada salahnya memulai konsultasi dengan dokter kandungan sesegera mungkin untuk mempercepat waktu bertemu dengan buah hati.


Baca juga: Kenali Gangguan Kesuburan pada Pria



FAQ


Kapan Waktu yang Tepat untuk Cek Kesuburan?

Waktu terbaik untuk cek kesuburan adalah setelah 12 bulan menikah dan merencanakan kehamilan, tetapi masih belum membuahkan hasil, atau sesegera mungkin pada pasangan yang istrinya berusia lebih dari 35 tahun. Cek kesuburan juga disarankan jika Anda atau pasangan mengalami siklus menstruasi tidak teratur, gangguan kesehatan reproduksi, atau memiliki riwayat penyakit tertentu.


Apa yang Harus Dipersiapkan Sebelum Program Hamil?

Sebelum program hamil, Anda dan pasangan disarankan untuk memastikan tubuh tetap sehat, dengan mengonsumsi makanan bergizi, rajin olahraga, dan menjaga berat badan ideal, serta melakukan kontrol penyakit yang dialami. Selain itu, hindari stres, alkohol, dan rokok untuk meningkatkan peluang keberhasilan program kehamilan.


Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Program Hamil?

Saat program hamil, hindari stres berlebihan, aktivitas terlalu berat, merokok, mengonsumsi alkohol, dan mengonsumsi kafein berlebih. Selain itu, hindari juga paparan dengan bahan kimia berbahaya seperti pestisida dan produk pembersih keras. Konsultasikan dulu dengan dokter kandungan sebelum mengonsumsi obat-obatan atau suplemen.


Referensi:

  1. Stewart C, Hall J. Pregnancy Preparation Among Women and Their Partners in the UK: How Common Is It and What Do People Do?. Women's Reproductive Health. 2024. (https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/23293691.2023.2271919#d1e1381). Diakses pada 20 September 2024.
  2. Zhao H, Shi H, et al,. Association between pregnant specific stress and depressive symptoms in the late pregnancy of Chinese women: the moderate role of family relationship and leisure hobbies. Journal of Public Health. 2024. (https://link.springer.com/article/10.1007/s10389-022-01806-z). Diakses pada 20 September 2024.
  3. Carlander A, Hultstrand JN, et al,. Unplanned pregnancy and the association with maternal health and pregnancy outcomes: A Swedish cohort study. Plos one. 2023. (https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0286052). Diakses pada 20 September 2024.
  4. Centers for Disease Control and Prevention. About Planning for Pregnancy. (https://www.cdc.gov/pregnancy/about/index.html). Direvisi terakhir 15 Mei 2024. Diakses pada 20 September 2024.
  5. Pregnancy, Birth and Baby is funded by the Australian Government. Planning for your pregnancy. (https://www.pregnancybirthbaby.org.au/planning-for-your-pregnancy ). Direvisi terakhir Juli 2020. Diakses pada 20 September 2024.
  6. Mayo Clinic. Family planning: Get the facts about pregnancy spacing. (https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/getting-pregnant/in-depth/family-planning/art-20044072). Direvisi terakhir 2 Desember 2022. Diakses pada 20 September 2024.