Batu empedu lebih rentan terjadi pada wanita karena hormon estrogen lebih tinggi, meningkatkan kolesterol empedu sehingga lebih pekat dan membentuk batu empedu.
Batu empedu atau cholelithiasis adalah kondisi medis yang menggambarkan terbentuknya batu akibat pengendapan zat sisa, di dalam kantong atau saluran empedu. Kondisi ini dapat dialami siapa saja, tetapi wanita biasanya lebih rentan mengalami batu empedu dibandingkan pria. Simak penjelasan lebih lanjut tentang penyakit batu empedu pada wanita dalam artikel ini.
Batu empedu bisa terbentuk karena adanya ketidakseimbangan kadar cairan empedu yang menyebabkan terbentuknya endapan zat sisa. Beberapa penyebab batu empedu mencakup:
Ketika bicara tentang batu empedu, dikenal istilah 4F sebagai faktor risiko terjadinya gangguan kesehatan ini, yaitu Female, Forty, Fertile, Fat (wanita, berusia lebih dari 40 tahun, subur, memiliki berat badan berlebih). Wanita memiliki kadar hormon estrogen yang lebih tinggi, terutama saat hamil. Hormon ini dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam empedu serta menurunkan kontraksi kantong empedu. Akibatnya, cairan empedu bisa lebih pekat dan kemudian membentuk batu empedu.
Risiko terbentuknya batu empedu pada wanita semakin tinggi saat hamil dan setelah melahirkan. Berbagai perubahan yang terjadi saat hamil, termasuk kadar hormon dan perubahan tubuh, merupakan alasannya.
Selain itu, terapi penggantian hormon atau konsumsi pil KB pun dapat memicu terbentuknya batu empedu.
Baca juga: Tangani Batu Empedu dengan Tepat
Bebrapa kondisi yang merupakan faktor risiko batu empedu, seperti:
Oleh karena itu, Anda dapat mencegah terbentuknya batu empedu dengan dengan menjaga berat badan ideal. Selain itu, kurangi konsumsi makanan berlemak jenuh, batasi konsumsi minuman beralkohol, perbanyak konsumsi sayur dan buah yang tinggi kandungan serat, rutin berolahraga, serta tidak melakukan diet yang terlalu ketat.
Selain itu, konsultasi dan pemeriksaan ke dokter spesialis bedah digestif juga dapat dilakukan untuk membantu mencegah penyakit batu empedu sebelum terjadi komplikasi, terutama sepsis (infeksi lebih luas yang menyebar lewat darah).
Ketika batu empedu terbentuk, biasanya akan muncul gejala-gejala seperti berikut:
Beberapa penderita batu empedu mungkin saja tidak mengalami keluhan, kondisi ini dikenal dengan istilah kolesistolitiasis asimtomatik. Keberadaan batu empedu pada pasien ini diketahui secara tidak sengaja, misalnya saat menjalani pemeriksaan kesehatan melalui ultrasonografi (USG).
Baca juga: Batu Empedu Hilang, Sayatan Tak Terpandang
Penanganan batu empedu disesuaikan dengan ukuran, keparahan, keluhan, serta jenis batu empedu yang Anda alami. Untuk batu empedu masih terbilang kecil, biasa dokter akan meresepkan obat dan perubahan pola hidup untuk penangannnya. Pasien juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala guna menghindari terjadinya komplikasi ataupun perburukan kondisi.
Operasi pengangkatan batu, sekaligus kantung empedu (kolesistektomi), baru dianjurkan untuk kondisi berikut ini:
Kolesistektomi dapat dilakukan secara operasi terbuka atau dengan teknik laparoskopi (minimal invasive), tergantung pada kondisi pasien serta ketersediaan fasilitas.
Baca juga: Gangguan Empedu pada Anak
Perlu diketahui, meski kantung empedu sudah diangkat, organ hati masih tetap memproduksi cairan empedu dan masuk ke saluran cerna, tetapi tidak ditampung. Jadi, pasien yang menjalani tindakan ini disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan berlemak dan yang mengandung santan selama beberapa waktu setelah tindakan.
Sayangnya, karena berbagai alasan, tidak jarang pasien enggan menjalani kolesistektomi. Padahal, batu empedu yang tidak segera ditangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya.
Beberapa masalah kesehatan yang dapat terjadi apabila batu empedu tidak segera ditangani, antara lain:
Selain itu, menunda penanganan pun meningkatkan risiko yang dapat terjadi sehingga tingkat efektivitas tindakan berkurang. Jadi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah digestif untuk menentukan pilihan pengobatan batu empedu yang tepat.
Ciri batu empedu pada wanita meliputi nyeri di perut kanan atas atau tengah yang hilang timbul, mual, muntah, kembung, dan perut terasa penuh setelah makan. Terkadang penderita batu empedu juga dapat mengalami demam ringan, gangguan pencernaan, dan sakit kuning.
Batu empedu bisa menyebabkan sakit pinggang, terutama jika batu tersebut menyumbat saluran empedu. Rasa sakit biasanya terasa di perut bagian atas dan bisa menjalar ke punggung atau pinggang.
Secara tidak langsung, batu empedu bisa menyebabkan susah tidur bila muncul di malam hari.
Penyakit batu empedu biasanya menyebabkan rasa sakit di perut atas bagian kanan atau tengah, tepat di bawah tulang rusuk. Rasa sakit ini juga bisa menjalar ke punggung atau bahu kanan. Sakit akibat batu empedu sering datang tiba-tiba dan bisa berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam, terutama setelah mengonsumsi makanan berlemak.
Penyakit batu empedu memang lebih sering terjadi kepada wanita karena faktor hormon. Namun, kondisi ini dapat disembuhkan. Oleh sebab itu, lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala di Executive Health Check Up di RS Pondok Indah, sebagai langkah awal deteksi batu empedu. Tidak usah menunggu adanya keluhan, pemeriksaan kesehatan rutin merupakan investasi yang berharga, dan RS Pondok Indah akan mengutamakannya dalam melakukan segala pelayanan kesehatan.
Pemeriksaan rutin ke dokter spesialis bedah digestif juga perlu Anda lakukan sebagai upaya deteksi dini adanya batu empedu, terutama bagi memiliki faktor risiko batu empedu. Bagi Anda yang berisiko, segera buat janji konsultasi dengan dokter spesialis di RS Pondok Indah cabang terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan sedini mungkin, agar kesehatan Anda dapat tetap terjaga.