Ayudhiarini - Pasien Diabetes

Oleh Tim RS Pondok Indah

Kamis, 10 Oktober 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Testimoni pasien diabetes RS Pondok Indah - Ayudhiarini. Simak pengalaman berobat, testimoni pasien serta layanan dari RS Pondok Indah di sini.

Ayudhiarini - Pasien Diabetes

“Pada 2003, saya baru kembali ke tanah air setelah kuliah di luar negeri. Mama saya bilang saya jadi kurus sekali. Saya sendiri tidak sadar, ternyata berat badan saya turun 10 kilogram. Saya juga sering sekali merasa haus dan sering buang air kecil. Ternyata kadar gula darah saya saat itu 300! Saya dinyatakan mengidap Diabetes Mellitus Tipe 1.


“Saya mengenal dr. Rochsismandoko sejak RS Pondok Indah - Bintaro Jaya pertama kali dibuka. Dengan arahan beliau, saya menjaga agar kadar gula darah saya tetap normal. Tetap ada missed juga tentunya, karena saya yang kurang disiplin. Saya sampai harus dirawat selama beberapa hari karena kadar gula darah terlalu rendah. Yang lebih seram lagi, hal ini terjadi saat saya sedang menyetir untuk menjemput anak saya. Sambil masih memegang setir mobil, saya merasa lemas dan langsung tak sadarkan diri. Untungnya saat itu anak saya sigap menghubungi mama saya, dan langsung membawa saya ke rumah sakit. Di sinilah saya menyadari, dukungan orang-orang terdekat sangat penting bagi kami penderita diabetes,” ujar Ayudhiarini Hapsari, 41 tahun.


“Mengenali gejala diabetes sejak dini memang sangat penting. Selain yang dialami oleh Ibu Ayu, biasanya penderita diabetes juga sering merasa lapar, sehingga sering makan tapi berat badannya malah turun. Ada juga yang kulitnya jadi kering, sehingga terasa gatal. Dan khusus pada perempuan, beberapa di antaranya mengalami keputihan,” jelas dr. Rochsismandoko, Sp. PD-KEMD, dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrinologi metabolik dan diabetes RS Pondok Indah - Bintaro Jaya.


“Selain itu, penting juga untuk mengetahui adanya riwayat diabetes keluarga. Seseorang yang salah satu orang tuanya menderita diabetes memiliki kemungkinan mengidap diabetes sebesar 15%. Sedangkan yang kedua orangtuanya menderita diabetes, akan memiliki kemungkinan mengidap diabetes sebanyak 75%,” lanjut beliau.