Penanganan batu ginjal berdasarkan ukurannya dibagi menjadi batu ginjal kurang dari 5 mm, kurang dari 2 mm, hingga lebih dari 3cm. Simak penanganannya di sini.
Batu ginjal merupakan endapan yang terjadi pada keadaan supersaturasi urin. Akibatnya, larutan akan mengendap dan beragregasi, hingga membentuk susunan kosentris berwujud batu.
Gejala umum yang dirasakan pasien batu ginjal adalah nyeri kolik (berupa rasa nyeri hebat yang hilang timbul pada saluran cerna maupun saluran kemih) akut di daerah pinggul, dan biasanya menjalar ke inguinal (selangkangan) dan kantung buah zakar.
Beberapa batu ginjal dapat keluar dengan sendirinya melalui ureter, kandung kemih, dan uretra. Saat dalam proses keluarnya ini, perpindahan batu ginjal bisa menyebabkan berbagai gejala. Jika batu turun ke saluran kencing bagian dalam (ureter), nyeri mungkin akan terpusat pada rongga perut (abdomen), tergantung pada letak batunya. Kolik renal atau ureter dirasakan pasien sebagai keadaan yang sangat nyeri. Bagi pasien wanita nyeri ini bahkan dirasakan lebih parah dibandingkan dengan saat melahirkan.
Jika batu mendekati ureterovesical junction, gejala batu ginjal yang dirasakan dapat berupa nyeri pada seperempat bagian bawah perut, sering kencing, tidak bisa menahan saat ingin kencing, dan nyeri saat kencing (keadaan ini mirip dengan peradangan kandung kencing).
Akhir-akhir ini, dalam mendiagnosis penyakit batu ginjal, pemeriksaan penunjang yang direkomendasikan adalah CT-Scan (CT Urography) pada rongga perut dan tulang panggul. Namun, ada juga pemeriksaan USG (ultrasonografi) yang bisa dikerjakan lebih cepat dan relatif lebih terjangkau.
Tak heran, USG adalah pemeriksaan penunjang pertama pada pasien yang dicurigai mengalami batu saluran kencing, termasuk batu ginjal.
Pada setiap kasus batu saluran kemih, hal pertama yang harus diputuskan adalah apakah kasus itu memerlukan tindakan dekompresi (pengurangan atau peniadaan tekanan dalam saluran kemih) segera atau tidak.
Sementara, pertimbangan untuk melakukan intervensi segera pada batu saluran kencing, antara lain, sumbatan saluran kencing atas dengan infeksi, kerusakan ginjal yang mengancam, nyeri berulang yang tidak membaik dengan pengobatan analgetik, mual dan muntah hebat, serta permintaan atas pasien.
Mengingat kebanyakan pasien baru datang dengan keluhan nyeri yang hebat, pemberian obat penghilang rasa nyeri (analgetik) harus segera diberikan.
Baca juga: Bahaya Batu Ginjal, Ketahui Cara Mengatasinya di Sini
Pengobatan batu ginjal dapat bervariasi tergantung pada ukuran, lokasi, dan keparahan kondisi.
Untuk batu yang berukuran kecil, dokter lebih mungkin meresepkan obat pereda nyeri sembari menunggu batu keluar dengan sendirinya. Sedangkan untuk batu yang lebih besar, prosedur medis, seperti Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL), mungkin diperlukan.
Baca juga: Kenali Gagal Ginjal Akut Sedini Mungkin untuk Pemulihan yang Optimal
Berikut ini adalah penjelasannya:
Umumnya, batu saluran kencing dengan diameter kurang dari 5 mm atau batu yang berukuran kecil, bisa keluar dengan sendirinya. Semakin kecil batu, semakin tinggi kemungkinannya dapat keluar secara spontan. Namun, intervensi medis tetap diperlukan dalam beberapa kasus, misalnya ketika batu menyumbat saluran kemih atau menyebabkan gejala yang parah.
Pada pasien yang membutuhkan tindakan intervensi, yang harus dipertimbangkan adalah lokasi batu, ukuran batu, dan fungsi ginjal.
Pilihan pengobatan batu ginjal, antara lain:
Untuk batu yang berukuran kurang dari 2 cm (sama seperti diameter maksimal saluran kemih), pilihan penanganan pertamanya adalah pelaksanaan ESWL. Keberhasilan ESWL tergantung pada ukuran batu, komposisi, dan lokasi batu.
ESWL akan menghasilkan gelombang kejut ekstrakorporal yang difokuskan pada fragmen batu, memecahkannya menjadi beberapa bagian kecil. Dengan demikian, batu akan lebih mudah dikeluarkan bersama urine.
Keuntungan ESWL adalah pasien tidak memerlukan pembiusan umum, dan bisa langsung pulang pasca-tindakan.
Pilihan penanganan untuk batu ginjal yang berukuran lebih dari 3 cm adalah teknik percutaneous nephrolithotomy (PCNL), dengan atau tanpa dikombinasikan dengan ESWL. Prosedur PCNL memerlukan pembiusan umum dan batu dikeluarkan lewat lubang kecil (sekitar 1 cm) dari pinggang.
Selain itu, tindakan URS juga bisa dijadikan alternatif penanganan batu ginjal. Prosedur medis ini dilakukan dengan memasukkan ureteroskop fleksibel ke ureter melalui uretra dan bulu-buli untuk memecahkan batu menjadi lebih kecil, kurang dari 1 mm. Dengan kemajuan teknologi dan sarana kesehatan yang canggih, tindakan penanganan batu ginjal ini sudah sangat sering dilakukan.
Baca Juga: Ragam Penanganan Batu Ginjal
Batu ginjal dianggap berbahaya jika ukurannya lebih dari 10 mm (1 cm), karena bisa menyumbat saluran kemih dan menyebabkan komplikasi seperti infeksi atau kerusakan ginjal. Batu sebesar ini biasanya hanya dapat dikeluarkan dengan tindakan medis, seperti prosedur ESWL atau operasi batu ginjal secara terbuka.
Batu ginjal dianggap berbahaya jika ukurannya lebih dari 10 mm (1 cm), karena bisa menyumbat saluran kemih dan menyebabkan komplikasi, seperti infeksi maupun kerusakan ginjal. Batu sebesar ini biasanya perlu dikeluarkan dengan tindakan medis, seperti prosedur ESWL atau operasi.
Batu ginjal berukuran 3 mm bisa menyakitkan, terutama saat berpindah dalam saluran kemih dalam upayanya dikeluarkan melalui urine.
Batu ginjal yang harus dioperasi umumnya berukuran lebih dari 10 mm, terutama yang menyebabkan komplikasi, baik berupa nyeri nyeri, infeksi saluran kemih, maupun penyumbatan saluran kemih. Operasi dilakukan untuk mengeluarkan batu maupun mencegah terjadinya komplikasi serius. Konsultasikan dengan dokter spesialis urologi untuk menentukan tindakan yang tepat berdasarkan ukuran dan jenis batu ginjal.
Bila Anda mulai mengalami gejala batu ginjal, segera konsultasikan dengan kepada dokter spesialis urologi di RS Pondok Indah untuk tindakan lanjutan. Selain penanganan oleh tim medis yang berpengalaman, fasilitas kesehatan yang tersedia di RS Pondok Indah juga telah menggunakan teknologi terkini. Dengan begitu, penanganan ubatu ginjal berdasarkan ukuran yang diberikan oleh dokter spesialis urologi bisa lebih optimal.