Fakta Seputar Cacar Ular yang Perlu Anda Ketahui

Oleh Tim RS Pondok Indah

Selasa, 17 September 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Cacar ular atau dompo merupakan penyakit akibat reaktivasi virus cacar air. Kondisi ini biasa menyebabkan ruam yang gatal dan bahkan bisa menyebabkan komplikasi.

Fakta Seputar Cacar Ular yang Perlu Anda Ketahui

Hampir semua keluhan pada kulit dikeluhkan sebagai munculnya ruam atau bercak kemerahan. Namun, ada beberapa kondisi ruam yang disertai dengan munculnya bintil berisi air, salah satunya adalah penyakit cacar ular, yang juga dikenal sebagai cacar api, shingles, atau herpes zoster.


Meski tidak bisa disembuhkan, ada berbagai tips untuk meredakan keluhan yang dirasakan penderita cacar ular. Kupas tuntas informasi seputar cacar ular dengan membaca artikel ini.


Apa itu Cacar Ular?

Penyakit cacar ular merupakan penyakit infeksi akibat virus yang ditandai dengan munculnya ruam dan bintil berisi cairan (lepuhan), yang disertai dengan nyeri pada salah satu sisi tubuh. Kondisi yang terjadi ketika virus penyebab cacar air mengalami reaktivasi ini bisa menyebabkan komplikasi berupa nyeri sedang hingga berat yang bisa mengganggu penderitanya.


Baca juga: Hindari Penularan Penyakit Cacar Air



Gejala Cacar Ular

Sebelum muncul gejala penyakit cacar ular, biasanya penderita akan merasakan flu-like symptoms atau merasa tidak enak badan seperti akan flu, yang merupakan gejala khas dari infeksi virus. Beberapa gejala tersebut, termasuk:


  • Demam
  • Menggigil
  • Sakit kepala
  • Merasa lebih mudah lelah
  • Perut terasa tidak nyaman
  • Lebih sensitif terhadap cahaya


Beberapa hari kemudian, barulah muncul gejala herpes zoster yang paling sering dikeluhkan sebagai berikut ini:


  • Rasa geli, gatal, nyeri, atau sensasi terbakar pada kulit, yang biasanya terjadi sebelum munculnya ruam
  • Munculnya ruam memanjang pada salah satu sisi tubuh, yang berbentuk seperti pita
  • Terjadi penonjolan pada bagian kulit yang mengalami ruam
  • Ruam kulit disertai dengan bintil berisi air (lepuhan) yang akan pecah dan menjadi koreng, kira-kira dalam waktu 10 hari
  • Koreng yang terbentuk akan benar-benar kering dalam waktu 2-3 minggu 
  • Nyeri ringan sampai berat pada area kulit yang ruam pun bisa dialami beberapa orang


Gejala cacar ular pada tiap orang mungkin berbeda, dan umumnya akan berlangsung selama 3-5 minggu hingga benar-benar sembuh. Kondisi ini bisa saja terjadi lebih dari sekali dalam seumur hidup, tetapi lokasi munculnya ruam cacar air biasanya tidak sama.


Beberapa orang mungkin akan merasakan nyeri pada lokasi terjadinya lepuhan dan koreng, padahal sudah lama sembuh, yang dikenal dengan nyeri post-herpetik. Kondisi ini merupakan komplikasi dari cacar ular. Untuk mencegah kondisi ruam bertambah parah maupun komplikasi, segera konsultasikan diri dengan dokter spesialis kulit dan kelamin bila Anda mengalami gejala cacar ular.


Baca juga: Apakah Cacar Monyet Menular? Penularan dan Cara Mencegahnya


Penyebab Cacar Ular

Cacar ular adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster yang juga menyebabkan cacar air. Virus ini tidak akan hilang meski Anda sudah sembuh dari cacar air, melainkan akan berada dalam kondisi tidak aktif (dormant) di dalam persarafan. Ketika mengalami suatu kondisi khusus, kebanyakan stres hebat, virus ini akan teraktivasi dan kondisi inilah yang menjadi penyebab herpes zoster.


Jadi, Anda yang belum pernah mengalami penyakit cacar air, tidak mungkin mengalami cacar ular. Sebab orang yang menderita cacar ular adalah mereka yang sudah pernah mengalami cacar air sebelumnya. 

Meski cacar air ditularkan melalui paparan atau kontak langsung dengan penderitanya, cacar ular tidak dapat menular melalui cara serupa. Namun, mereka yang belum pernah mengalami cacar air maupun mendapat vaksin cacar ular, bisa saja terinfeksi oleh virus Varicella Zoster. Penyebarannya dapat terjadi melalui:


  • Kontak dengan cairan dari bintil penderita cacar ular
  • Menghirup cairan dari lepuhan penderita cacar ular


Baca juga: Mengenal Psoriasis, Si Penyebab Gatal dan Pengganggu Penampilan



Faktor Risiko Cacar Ular

Semua orang bisa saja mengalami cacar ular, tetapi ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko. Beberapa faktor risiko cacar ular yang dimaksud adalah sebagai berikut ini:


  • Berusia lebih dari 50 tahun
  • Kekebalan tubuh yang menurun, termasuk penderita penyakit kronis (seperti diabetes), mengalami cedera yang parah, penderita HIV/AIDS, maupun penderita kanker
  • Mengonsumsi obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, seperti konsumsi obat setelah prosedur transplantasi organ
  • Mengalami stres yang berat


Diagnosis Cacar Ular

Dokter spesialis kulit dan kelamin akan menegakkan diagnosis cacar ular dengan terlebih dahulu menanyakan gejala yang Anda alami. Kemudian dokter akan melihat ruam dan maupun gejala cacar ular yang Anda alami. Pemeriksaan penunjang sangat jarang dilakukan, tetapi dokter bisa saja memastikan dengan melakukan pemeriksaan usap dari cairan dalam lepuhan yang ada.  


Baca juga: Pentingnya Vaksinasi bagi Orang Dewasa


Penanganan Cacar Ular

Tujuan dari penanganan cacar ular adalah meredakan keluhan, bukan menyembuhkannya. Sebab virus penyebab cacar ular akan berada dalam kondisi dormant dalam sel saraf, dan kembali teraktivasi ketika kekebalan tubuh Anda lemah. 


Obat-Obatan untuk Penyakit Cacar Ular

Beberapa obat yang dapat diresepkan oleh dokter untuk mengatasi cacar ular, antara lain:


  • Obat antiherpetik, baik berupa acyclovir, valacyclovir, maupun famciclovir
  • Obat pereda nyeri
  • Obat antibiotik hanya akan diresepkan oleh dokter, ketika terlihat tanda-tanda infeksi pada luka cacar ular
  • Obat antiradang juga bisa diresepkan bila cacar ular terjadi pada mata, maupun kondisi khusus lainnya


Penanganan Mandiri di Rumah

Untuk memaksimalkan pengobatan cacar ular yang diberikan oleh dokter, Anda juga bisa menerapkan cara mengobati cacar ular secara mandiri di rumah, dengan melakukan:


  • Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman, serta terbuat dari katun
  • Pastikan banyak beristirahat
  • Kompres basah dengan air dingin untuk meredakan nyeri maupun gatal pada lepuhan
  • Oleskan losion kalamin untuk meredakan keluhan kulit gatal
  • Berendam dengan campuran oatmeal hangat untuk mengatasi kulit yang gatal sekaligus menjaga kelembapan kulit



FAQ


Apakah Lentingan Cacar Api Boleh Dipecahkan?

Lentingan cacar api tidak boleh dipecahkan, karena dapat meningkatkan risiko infeksi sekunder dan memperlambat proses penyembuhan. Sebaiknya biarkan lentingan tersebut pecah dengan sendirinya atau mengering secara alami.


Apakah Cacar Ular Boleh Mandi?

Orang yang menderita cacar ular diperbolehkan mandi. Mandi dapat membantu menjaga kebersihan, bahkan mempercepat proses penyembuhan, dan meredakan rasa gatal. Jadi, sangat disarankan bagi penderita cacar ular untuk mandi menggunakan air hangat dan sabun yang lembut. Kemudian setelah mandi, keringkan kulit dengan menepuk pelan, bukan menggosoknya.


Apakah Cacar Api Menyebar Ke Seluruh Tubuh?

Cacar api atau penyakit herpes zoster biasanya tidak menyebar ke seluruh tubuh. Ruam cacar api biasanya hanya muncul di area tertentu, mengikuti jalur saraf, dan biasanya di satu sisi tubuh saja. Meski demikian, orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, cacar api bisa menyebar ke seluruh tubuh. Segera konsultasi ke dokter spesialis kulit dan kelamin jika Anda mengalami gejala cacar api untuk mencegah komplikasi.


Berapa Lama Sembuh Dari Cacar Ular?

Pederita penyakit cacar ular biasanya sembuh dalam 2-4 minggu. Faktor usia, sistem kekebalan tubuh, dan seberapa cepat pengobatan dimulai dapat mempengaruhi lamanya pemulihan. Untuk mempercepat proses penyembuhan, disarankan segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin untuk memperoleh penanganan yang tepat.


Cacar Ular Apakah Harus ke Dokter?

Cacar ular sebaiknya diperiksakan ke dokter spesialis kulit dan kelamin, terutama jika gejalanya parah, menyebar ke area wajah atau mata, atau menimbulkan rasa sakit yang intens. Pengobatan dengan obat antivirus dapat mempercepat pemulihan dan mengurangi risiko terjadinya komplikasi.


Meski tidak berbahaya, cacar ular dapat menyebabkan keluhan yang mengganggu penderitanya, bahkan menyebabkan komplikasi berupa neuralgia postherpetik. Untuk mencegah kondisi ini, Anda disarankan untuk mendapatkan vaksin cacar ular yang diberikan sebanyak 2 dosis.


Namun, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mendapatkan vaksin cacar ular. Demikian pula dengan Anda yang sedang mengalami cacar ular. Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit dan dan kelamin di RS Pondok Indah cabang terdekat. Dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter spesialis, gejala cacar ular yang Anda rasakan bisa lebih cepat teratasi, sekaligus mencegah komplikasi kondisi ini.




Referensi:

  1. Curran D, Doherty TM, et al,. Healthy ageing: Herpes zoster infection and the role of zoster vaccination. npj Vaccines. 2023. (https://www.nature.com/articles/s41541-023-00757-0). Diakses pada 9 September 2024.
  2. Zhang Z, Liu X, et al,. The incidence of herpes zoster in China: a meta-analysis and evidence quality assessment. Human vaccines & immunotherapeutics. 2023. (https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/21645515.2023.2228169). Diakses pada 9 September 2024.
  3. Centers for Disease Control and Prevention. About Shingles (Herpes Zoster). (https://www.cdc.gov/shingles/about/index.html). Direvisi terakhir 10 Mei 2024. Diakses pada 9 September 2024.
  4. Unit Pelayanan Kesehatan - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Mengenal Herpes zoster. (https://upk.kemkes.go.id/new/mengenal-herpes-zoster). Diakses pada 9 September 2024.
  5. The Department of Health and Aged Care by the Australian Government. Zoster (herpes zoster). (https://immunisationhandbook.health.gov.au/contents/vaccine-preventable-diseases/zoster-herpes-zoster). Direvisi terakhir 1 November 2023. Diakses pada 9 September 2024.
  6. Cleveland Clinic. Shingles. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11036-shingles). Direvisi terakhir 2 Februari 2022. Diakses pada 9 September 2024.
  7. Mayo Clinic. Shingles. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/shingles/symptoms-causes/syc-20353054). Direvisi terakhir 20 Agustus 2022. Diakses pada 9 September 2024.