GERD ke Dokter Apa?

Oleh Tim RS Pondok Indah

Rabu, 26 Februari 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

GERD tidak boleh disepelekan, terutama bila kondisi ini berulang. Segera periksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi hepatologi!

GERD ke Dokter Apa?

GERD, atau sering juga disebut sebagai sakit maag, adalah suatu kondisi yang menggambarkan naiknya asam lambung ke kerongkongan (esofagus). Kondisi yang memiliki istilah awam asam lambung ini akan menyebabkan penderitanya mengalami beberapa gejala, termasuk mual, nyeri ulu hati, sensasi terbakar di dada (heartburn), sakit tenggorokan, batuk kronis, sesak nafas, serta mulut terasa pahit. 


Jika kondisi ini dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, bisa terjadi luka maupun komplikasi, bahkan meningkatkan risiko terjadinya kanker esofagus. Untuk itu, ketahui dokter spesialis yang sesuai untuk mengatasi GERD yang tengah Anda alami dengan membaca artikel singkat berikut ini.


Periksa GERD ke Dokter Apa?

Untuk memeriksakan penyakt GERD, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam, khususnya dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi hepatologi, atau yang memiliki gelar Sp. P.D, Subsp. G.E.H. (K).


Sesuai dengan gelarnya, dokter gastrologi memiliki kompetensi khusus untuk menangani gangguan kesehatan terkait sistem pencernaan, termasuk lambung, usus halus, empedu dan saluran empedu, pankreas, kesehatan hati (hepar atau liver) hingga usus besar dan rektum, termasuk memeriksa sekaligus menangani GERD.


Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Dokter spesialis penyakit dalam akan melakukan pemeriksaan yang dimulai dengan melakukan anamnesis atau tanya jawab medis terkait dengan gejala GERD yang Anda alami, kondisi yang memicu terjadinya keluhan, penyakit yang dialami, maupun mendeteksi adanya faktor risiko terjadinya GERD.


Setelah itu, pemeriksaan akan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital, status gizi (berupa pengukuran tinggi dan berat badan), dan pemeriksaan organ saluran pencernaan atau pemeriksaan perut dengan menggunakan stetoskop. 


Untuk untuk memastikan dan menentukan keparahannya, dokter spesialis gastroenterologi mungkin akan menyarankan beberapa pemeriksaan penunjang, meliputi:


  • USG  
  • Endoskopi, menggunakan gastroskopi
  • Pemeriksaan kadar keasaman (pH) kerongkongan
  • X-ray atau foto rontgen saluran cerna atas
  • Manometri esofagus, untuk memeriksa pergerakan dan kekuatan otot esofagus
  • Rekam jantung (EKG) untuk menyingkirkan kemungkinan keluhan disebabkan oleh penyakit jantung 


Setelah dipastikan, dokter spesialis gastroenterologi akan menentukan pengobatan yang sesuai dengan penyebab keluhan, baik dengan peresepan obat antasida, penghambat produksi asam lambung, maupun obat untuk mempercepat pengosongan lambung, hingga tindakan medis atau operasi untuk kasus GERD yang parah. 


Selain ditangani secara medis oleh dokter sp.PD-KGEH, perubahan gaya hidup (terutama pola makan dengan mengonsumsi makanan yang tepat) juga menjadi kunci penting untuk mengatasi GERD yang Anda alami.


Agar GERD tidak berlarut-larut dan mengganggu aktivitas, bahkan sampai menyebabkan komplikasi yang pemicu terjadinya kanker esofagus, Anda sebaiknya menemui dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah cabang terdekat! Terutama ketika mengalami sakit perut yang hebat, bahkan muntah darah.


Konsultasikan pada dokter spesialis kami untuk penanganan lebih lanjut:


dr. Andry Surandy, Sp. P.D, Subsp. G.E.H. (K)

dr. Deka Larasati, Sp. P.D, Subsp. G.E.H. (K)

Dr. dr. Hasan Maulahela, Sp. P.D, Subsp. G.E.H. (K)

Dr. dr. Suyanto Sidik, Sp. P.D, Subsp. G.E.H. (K), FINASIM

dr. Duddy Mulyawan I. K. Djajadisastra, Sp. P.D, Subsp. G.E.H. (K)

dr. Femmy Nurul Akbar, Sp. P.D, Subsp. G.E.H. (K)

dr. Lianda Siregar, Sp. P.D, Subsp. G.E.H. (K), FINASIM

dr. Okto Dewantoro, Sp. P.D, Subsp. G.E.H. (K)

dr. Taufiq, Sp. P.D, Subsp. G.E.H. (K)

dr. Tiroy Sari Bumi Simanjuntak, Sp. P.D, Subsp. G.E.H.(K), FINASIM

Prof. Dr. dr. Rino Alvani Gani, Sp. P.D, Subsp. G.E.H. (K)




Referensi:

  1. Katz PO, Dunbar KB, et al,. ACG clinical guideline for the diagnosis and management of gastroesophageal reflux disease. Official journal of the American College of Gastroenterology| ACG. 2022. (https://journals.lww.com/ajg/fulltext/2022/01000/acg_clinical_guideline_for_the_diagnosis_and.14.aspx?fbclid=IwAR1vsDTHzGU7RIHNLeK47UhLcXRMEuAPvDwkveALNkhxDVERJierK9dMj8E). Diakses pada 5 Februari 2025.
  2. Velagala NR, Velagala VR, et al,. The spectrum of treatment modalities for gastroesophageal reflux disease (GERD): a narrative review. Cureus. 2022. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9845533/). Diakses pada 5 Februari 2025.
  3. Zhang M, Hou ZK, et al,. Dietary and lifestyle factors related to gastroesophageal reflux disease: a systematic review. Therapeutics and Clinical Risk Management. 2021. (https://www.tandfonline.com/doi/full/10.2147/TCRM.S296680#abstract). Diakses pada 5 Februari 2025.
  4. Cleveland Clinic. Acid Reflux & GERD. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17019-acid-reflux-gerd). Direvisi terakhir 28 September 2023. Diakses pada 5 Februari 2025.
  5. Harvard Health Publishing. Gastroesophageal reflux disease (GERD). (https://www.health.harvard.edu/a_to_z/gastroesophageal-reflux-disease-gerd-a-to-z). Direvisi terakhir 2 Februari 2023. Diakses pada 5 Februari 2025.
  6. Mayo Clinic. Gastroesophageal reflux disease (GERD). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gerd/diagnosis-treatment/drc-20361959). Direvisi terakhir 22 Agustus 2024. Diakses pada 5 Februari 2025.