Periksa Rambut Rontok ke Dokter Apa?

Oleh Tim RS Pondok Indah

Selasa, 22 April 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Rambut rontok sebenarnya normal terjadi. Namun, bila rambut rontok lebih banyak, bahkan menyebabkan kebotakan, segera periksakan ke dokter spesialis kulit dan kelamin.

Periksa Rambut Rontok ke Dokter Apa?

Rambut rontok terjadi secara alami sebagai salah satu proses dari siklus pertumbuhan rambut. Kerontokan rambut dikatakan normal jika tidak lebih dari 100 helai per hari, baik saat mencuci maupun menyisir rambut, atau di bantal saat bangun tidur. 


Jika rambut yang rontok berjumlah lebih dari 100 helai per hari, bahkan sampai menyebabkan rambut tipis atau botak di area tertentu, maka Anda perlu berkonsultasi dan mendapatkan penanganan langsung oleh dokter.


Agar pengobatannya sesuai, pastikan Anda mengetahui terlebih dahulu, konsultasi rambut rontok ke dokter apa, dengan membaca artikel berikut ini.

 

Rambut Rontok ke Dokter Apa?

Rambut rontok sebaiknya diperiksa ke dokter spesialis kulit & kelamin untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Dokter dengan gelar Sp.KK ini memang memiliki kompetensi untuk memeriksa dan memberikan penanganan pada gangguan kesehatan yang berkaitan dengan sistem integumen, termasuk kulit, kuku, dan rambut.


Penanganan rambut rontok dari dokter kulit akan disesuaikan dengan penyebab dan keparahan kondisi masing-masing pasien.     


Dokter Spesialis Kulit & Kelamin

Dokter spesialis kulit & kelamin akan memberikan penanganan yang sesuai dengan penyebab terjadinya rambut rontok. Untuk itu, dokter kulit akan terlebih dahulu melakukan serangkaian pemeriksaan sebelum memberikan penanganan yang sesuai. 


Dokter spesialis kulit & kelamin akan memulai pemeriksaan dengan melakukan anamnesis, dengan menanyakan sejak kapan rambut rontok mulai terjadi dan separah apa kondisinya, riwayat kebotakan dalam keluarga, riwayat kesehatan atau konsumsi obat tertentu, serta gejala yang menyertai rambut rontok. 


Setelah itu, dokter spesialis kulit & kelamin akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat pola kerontokan rambut, tes menarik rambut, dan pemeriksaan kulit kepala. 


Pemeriksaan penunjang mungkin diperlukan untuk mengetahui keterkaitan antara rambut rontok yang Anda alami dengan penyakit tertentu. Pemeriksaan penunjang ini mencakup:


  • Tes darah, untuk mendiagnosis kekurangan zat besi dan vitamin D, gangguan tiroid, atau adanya penyakit autoimun. 
  • Trikoskopi, untuk melihat kondisi batang rambut dan folikel. 
  • Biopsi kulit kepala untuk memastikan adanya penyakit autoimun atau infeksi tertentu. 


Pengobatan rambut rontok yang diberikan oleh dokter spesialis kulit & kelamin bisa berbeda-beda untuk setiap pasien, tergantung penyebab yang mendasarinya. Berikut ini adalah beberapa penanganan rambut rontok berdasarkan penyebabnya:


1. Pemberian Obat-Obatan

Ada beberapa jenis obat-obatan yang umumnya diberikan untuk mengatasi rambut rontok, antara lain:


  • Perangsang pertumbuhan rambut
  • Meredakan peradangan yang menyebabkan rambut rontok
  • Penghambat hormon DHT (dihydrotestosterone) yang memicu kebotakan 
  • Penghambat hormon androgen untuk mengatasi rambut rontok akibat gangguan hormon, seperti PCOS (polycystic ovarian syndrome


2. Pemberian Suplemen Nutrisi 

Pengobatan rambut rontok ini dilakukan dengan memberikan suplemen yang sesuai berdasarkan hasil pemeriksaan darah, baik berupa pemberian zat besi, vitamin D, protein, atau zinc. 


3. Terapi Medis Lain

Dokter kulit juga bisa menyarankan beberapa perawatan dan tindakan medis untuk mengatasi rambut rontok, meliputi:


  • Platelet-rich plasma (PRP), yaitu terapi dengan menyuntikkan plasma darah pasien ke kulit kepala untuk merangsang pertumbuhan folikel rambut. 
  • Microneedling, yaitu metode untuk merangsang pertumbuhan rambut dengan membuat luka kecil di kulit kepala. 
  • Terapi laser, yaitu metode untuk merangsang folikel rambut dengan menggunakan sinar laser. 
  • Transplantasi rambut, yaitu prosedur pemindahan folikel rambut yang sehat ke area kulit kepala yang botak.


Dokter biasanya akan mengombinasikan beberapa pengobatan rambut di atas untuk mendapatkan hasil yang maksimal.


Selain beberapa pengobatan di atas, dokter juga mungkin menyarankan perubahan gaya hidup dengan mengonsumsi makanan yang kaya protein, zat besi, vitamin D, dan biotin. Individu yang mengalami rambut rontok berlebihan juga disarankan untuk mengelola stres, berolahraga rutin, mencukupi waktu tidur, dan menghindari penggunaan bahan kimia berlebih untuk rambut.


Rambut rontok yang parah perlu segera ditangani oleh dokter sebelum berkembang menjadi kebotakan permanen. Jadi, jangan tunda sampai rontoknya tambah parah! Segera jadwalkan janji temu dengan dokter spesialis kulit & kelamin RS Pondok Indah cabang terdekat, sekarang juga! 


Konsultasikan pada dokter spesialis kami untuk penanganan lebih lanjut:


dr. Alexander Chandra, Sp. D.V.E, FINSDV

dr. Benny Nelson, Sp. D.V.E

dr. Budi Harjandi Widjaja, Sp. D.V.E

dr. Irwan Saputra Batubara, Sp.D.V.E

dr. Jonathan R. Subekti, Sp. D.V.E, BMedSc, FINSDV

dr. Kardiana Purnama Dewi, Sp. D.V.E

dr. R. Aj. Putri Ambarani P., Sp. D.V.E

dr. Rohprabhowo, Sp. D.V.E

dr. Suksmagita Pratidina, Sp. D.V.E

dr. Susie Rendra, Sp. D.V.E, FINSDV

dr. Umi Rinasari, MARS, Sp.D.V.E., FINSDV, FAADV

dr. Vinia Ardiani Permata, Sp. D.V.E, FINSDV, FAADV




Referensi:

  1. Khutsishvili N, Rudnicka L, et al,. Trichoscopy – a valuable tool for identifying conditions mimicking androgenetic alopecia. International Journal of Dermatology. 2023. (https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/ijd.16895). Diakses pada 19 Maret 2025.  
  2. Alessandrini A, Bruni F, et al,. Common causes of hair loss - clinical manifestations, trichoscopy and therapy. Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology. 2021. (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33290611/). Diakses pada 19 Maret 2025. 
  3. Tamashunas NL, Bergfeld W. Male and female pattern hair loss: Treatable and worth treating. Cleveland Clinic Journal of Medicine. 2021. (https://www.ccjm.org/content/88/3/173). Diakses pada 19 Maret 2025. 
  4. National Health Service UK. Hair loss. (https://www.nhs.uk/conditions/hair-loss/). Direvisi terakhir 24 Januari 2024. Diakses pada 19 Maret 2025. 
  5. National Health Service UK. Polycystic ovary syndrome. (https://www.nhs.uk/conditions/polycystic-ovary-syndrome-pcos/treatment/). Direvisi terakhir 11 Oktober 2022. 
  6. American Academy of Dermatology Association. Hair loss: Who gets and causes. (https://www.aad.org/public/diseases/hair-loss/causes/18-causes).  
  7. Cleveland Clinic. Hair Loss. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21753-hair-loss#diagnosis-and-tests). Direvisi terakhir 26 Agustus 2021. Diakses pada 19 Maret 2025.   
  8. Mayo Clinic. Hair Loss. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hair-loss/diagnosis-treatment/drc-20372932). Direvisi terakhir 19 Januari 2024. Diakses pada 19 Maret 2025.