Fisioterapi adalah terapi yang bertujuan untuk menjaga maupun mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu akibat suatu kondisi medis. Simak penjelasan selengkapnya!
Proses penanganan suatu kondisi medis tentu saja melibatkan banyak aspek, tidak hanya dengan pengobatan dari dokter semata. Perubahan gaya hidup dan beberapa terapi tambahan juga bisa disarankan untuk mengoptimalkan proses pemulihan suatu penyakit. Salah satu terapi tambahan yang bisa disarankan adalah fisioterapi.
Fisioterapi adalah salah satu terapi yang bertujuan untuk rehabilitasi atau menjaga maupun mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu akibat suatu kondisi medis.
Jenis perawatan ini biasanya ditujukan untuk membantu individu yang mengalami gangguan pada sistem muskuloskeletal, seperti gangguan fungsi maupun kemampuan gerak, nyeri, atau keterbatasan fungsi gerak akibat cedera atau kondisi medis tertentu. Perbaikan postur tubuh juga bisa ditangani menggunakan metode penanganan ini.
Jadi, terapi ini tidak bisa menggantikan terapi utama dan memang tujuannya bukan menyembuhkan suatu penyakit. Dokter akan menyarankan sesi fisioterapi demi meningkatkan proses pemulihan.
Fisioterapi umumnya dilakukan sebagai terapi rawat jalan. Namun, terapi ini bisa saja dimulai sejak Anda dirawat di rumah sakit, setelah menjalani tindakan medis maupun perawatan medis oleh dokter.
Durasi, frekuensi, dan jenis fisioterapi akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing orang, setelah dilakukan pemeriksaan langsung oleh dokter spesialis rehabilitasi medis.
Baca juga: Sakit Pinggang ke Dokter Apa?
Secara umum, fisioterapi dilakukan dengan menggerakkan bagian tubuh yang terdampak (pergerakan pasif oleh fisioterapis) maupun gerakan atau latihan yang melibatkan pergerakan bagian tubuh tertentu (pergerakan aktif pasien), dengan disupervisi oleh tenaga ahli.
Berikut ini adalah macam-macam fisioterapi berdasarkan alat yang digunakannya:
Sedangkan berdasarkan tujuan dilakukannya, jenis terapi bisa dibedakan menjadi:
Baca juga: Nyeri Punggung Bawah, Ketahui Penanganan Sesuai dengan Penyebabnya
Dokter mungkin memberi saran untuk melakukan fisioterapi guna mempercepat proses pemulihan setelah mengalami cedera maupun mengelola kondisi medis kronis. Sebab fisioterapi bermanfaat dalam mengurangi rasa sakit sekaligus menjaga dan meningkatkan kekuatan otot pada penyakit kronis maupun cedera, sekaligus mencegah cedera lebih parah.
Beberapa kondisi maupun cedera yang menjadi indikasi fisioterapi adalah sebagai berikut ini:
Selain itu, fisioterapi juga bisa disarankan untuk mengelola beberapa masalah kesehatan kronis, seperti:
Baca juga: Berbagai Jenis Cedera Lutut, Momok Bagi Para Atlet
Sebelum memulai sesi fisioterapi, dokter spesialis rehabilitasi medis akan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan. Tujuan pemeriksaan yang dilakukan ini adalah untuk menentukan jenis, durasi, dan frekuensi fisioterapi.
Dokter juga akan menjelaskan secara singkat tentang bentuk perawatan fisioterapi yang akan dilakukan, risiko, serta hasil akhir yang diharapkan.
Meski bisa berbeda-beda, umumnya setiap sesi fisioterapi akan berlangsung selama 30-60 menit. Anda diharapkan menggunakan pakaian yang nyaman selama melakukan fisioterapi.
Fisioterapis maupun petugas medis akan melakukan pemeriksaan fisik sebelum memulai sesi fisioterapi. Ketika sudah dinyatakan fit, fisioterapis akan melakukan beberapa pergerakan aktif, pasif, serta memberikan edukasi atau penjelasan tentang tujuan fisioterapi yang dilakukan.
Selalu komunikasikan dengan fisioterapis jika Anda merasa lelah atau nyeri saat menjalani sesi fisioterapi, agar tidak terjadi cedera lebih parah.
Baca juga: 12 Olahraga untuk Sakit Pinggang yang Bisa Dilakukan di Rumah
Rasa frustasi, kelelahan, bahkan stres setelah sesi fisioterapi bisa saja Anda alami. Beberapa reaksi ini termasuk normal, selama tidak menyebabkan gangguan yang bermakna.
Jangan ragu untuk menginformasikan ke petugas medis jika mengalami kesulitan melakukan gerakan yang diarahkan.
Setelah menyelesaikan sesi fisioterapi, Anda disarankan untuk tetap kontrol rutin ke dokter spesialis rehabilitasi medis agar bisa dinilai perkembangan kondisinya.
Selain itu, lakukan tugas atau latihan pribadi di rumah yang dianjurkan oleh fisioterapis, agar hasil program fisioterapi bisa lebih optimal. Jangan lupa untuk memastikan gerakan yang Anda lakukan secara mandiri sudah tepat, sesuai dengan arahan fisioterapis.
Beberapa fisioterapi memang bisa dilakukan di rumah, dengan bantuan fisioterapis yang datang ke rumah. Namun, Anda tetap memerlukan pemeriksaan dari dokter spesialis rehab medis sebelum memulai sesi fisioterapi.
Jadi, bila Anda mengalami suatu cedera maupun menderita penyakit kronis yang memerlukan rehabilitasi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis rehabilitasi medis di RS Pondok Indah cabang terdekat guna mengetahui perlu tidaknya tindakan fisioterapi. Dengan demikian, dokter bisa memeriksa dan menentukan jenis fisioterapi yang sesuai untuk memaksimalkan proses pemulihan Anda.
Baca juga: 9 Jenis Cedera Sepak Bola yang Sering Terjadi pada Atlet
Fisioterapi berfungsi untuk memulihkan, memperbaiki, dan menjaga fungsi gerak tubuh yang terganggu akibat cedera, penyakit, atau kondisi masalah kesehatan tertentu.
Selain itu, perawatan dengan fisioterapi dapat membantu mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas, mempercepat pemulihan pascaoperasi, dan mencegah kecacatan jangka panjang.
Fisioterapi tidak dapat dilakukan secara mandiri. Namun, Anda bisa melakukan fisioterapi di rumah dengan bantuan tenaga kesehatan yang sudah terlatih.
Untuk hasil terapi yang maksimal, Anda sebaiknya melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis rehabilitasi medis untuk mengetahui jenis fisioterapi yang sesuai.
Waktu terbaik untuk fisioterapi tergantung pada kondisi masing-masing pasien. Biasanya, terapi dimulai setelah dokter spesialis rehabilitasi medis memberikan diagnosis dan langkah penanganan yang tepat.
Pada umumnya, pasien dianjurkan untuk menjalani fisioterapi sesegera mungkin setelah cedera atau operasi untuk membantu proses pemulihan.
Alat fisioterapi meliputi terapi ultrasound, TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation), MWD (Microwave Diathermy), resistance bands, foam roller, dan sebagainya. Selain itu, terdapat alat bantu jalan, seperti walker, tongkat, atau kursi roda, yang dapat digunakan untuk membantu mobilitas pasien.
Frekuensi fisioterapi tergantung pada kondisi dan kebutuhan pasien. Umumnya, sesi fisioterapi dilakukan 2 hingga 3 kali per minggu. Namun, pada beberapa kondisi, frekuensi ini bisa saja lebih jarang.
Jadwal fisioterapi yang sesuai biasanya akan ditentukan oleh dokter spesialis rehabiltasi medis setelah mendiagnosis kondisi pasien.
Referensi: