Mengenal Perawatan Fisioterapi dan Jenis-Jenisnya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Selasa, 21 Januari 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Fisioterapi adalah terapi yang bertujuan untuk menjaga maupun mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu akibat suatu kondisi medis. Simak penjelasan selengkapnya!

Mengenal Perawatan Fisioterapi dan Jenis-Jenisnya

Proses penanganan suatu kondisi medis tentu saja melibatkan banyak aspek, tidak hanya dengan pengobatan dari dokter semata. Perubahan gaya hidup dan beberapa terapi tambahan juga bisa disarankan untuk mengoptimalkan proses pemulihan suatu penyakit. Salah satu terapi tambahan yang bisa disarankan adalah fisioterapi. 


Apa itu Fisioterapi?

Fisioterapi adalah salah satu terapi yang bertujuan untuk rehabilitasi atau menjaga maupun mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu akibat suatu kondisi medis.


Jenis perawatan ini biasanya ditujukan untuk membantu individu yang mengalami gangguan pada sistem muskuloskeletal, seperti gangguan fungsi maupun kemampuan gerak, nyeri, atau keterbatasan fungsi gerak akibat cedera atau kondisi medis tertentu. Perbaikan postur tubuh juga bisa ditangani menggunakan metode penanganan ini.


Jadi, terapi ini tidak bisa menggantikan terapi utama dan memang tujuannya bukan menyembuhkan suatu penyakit. Dokter akan menyarankan sesi fisioterapi demi meningkatkan proses pemulihan.


Fisioterapi umumnya dilakukan sebagai terapi rawat jalan. Namun, terapi ini bisa saja dimulai sejak Anda dirawat di rumah sakit, setelah menjalani tindakan medis maupun perawatan medis oleh dokter.


Durasi, frekuensi, dan jenis fisioterapi akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing orang, setelah dilakukan pemeriksaan langsung oleh dokter spesialis rehabilitasi medis.


Baca juga: Sakit Pinggang ke Dokter Apa?



Jenis Fisioterapi

Secara umum, fisioterapi dilakukan dengan menggerakkan bagian tubuh yang terdampak (pergerakan pasif oleh fisioterapis) maupun gerakan atau latihan yang melibatkan pergerakan bagian tubuh tertentu (pergerakan aktif pasien), dengan disupervisi oleh tenaga ahli. 


Berdasarkan Alat yang Digunakan

Berikut ini adalah macam-macam fisioterapi berdasarkan alat yang digunakannya:


  1. Terapi manual, tanpa menggunakan alat, hanya dengan teknik gerakan, pijatan, maupun aktivitas yang dilakukan langsung menggunakan tangan fisioterapis
  2. Terapi magnetik, dilakukan dengan aliran gelombang elektromagnetik pada titik tertentu dalam tubuh, guna meredakan rasa nyeri
  3. Terapi listrik (TENS), dengan mengalirkan listrik bertegangan rendah pada beberapa titik di tubuh, untuk meredakan nyeri
  4. Taping, atau menempelkan plester elastis khusus, untuk menyangga persendian, sehingga pergerakan lebih stabil tanpa adanya hambatan maupun keterbatasan pergerakan
  5. Diathermy, atau terapi fisik dengan memanfaatkan alat yang memancarkan gelombang elektromagnetik sehingga menghasilkan suhu panas. Jenis fisioterapi ini banyak dimanfaatkan untuk meredakan peradangan, meningkatkan sirkulasi darah, serta meredakan nyeri.
  6. Ultrasound dan phonophoresis. Di mana ultrasound dilakukan dengan memanfaatkan gelombang suara ultra untuk mengatasi kerusakan jaringan. Sedangkan phonophoresis memanfaatkan obat oles yang penyerapannya akan dioptimalkan dengan penggunaan ultrasound.


Berdasarkan Tujuan

Sedangkan berdasarkan tujuan dilakukannya, jenis terapi bisa dibedakan menjadi:


  • Fisioterapi saraf
  • Fisioterapi muskuloskeletal, atau mengatasi gangguan yang melibatkan tulang, sendi, dan otot
  • Fisioterapi kardiopulmonal, atau mengatasi gangguan yang melibatkan jantung dan paru-paru
  • Fisioterapi anak
  • Fisioterapi geriatri atau lansia


Baca juga: Nyeri Punggung Bawah, Ketahui Penanganan Sesuai dengan Penyebabnya


Indikasi Fisioterapi

Dokter mungkin memberi saran untuk melakukan fisioterapi guna mempercepat proses pemulihan setelah mengalami cedera maupun mengelola kondisi medis kronis. Sebab fisioterapi bermanfaat dalam mengurangi rasa sakit sekaligus menjaga dan meningkatkan kekuatan otot pada penyakit kronis maupun cedera, sekaligus mencegah cedera lebih parah.


Beberapa kondisi maupun cedera yang menjadi indikasi fisioterapi adalah sebagai berikut ini:



Selain itu, fisioterapi juga bisa disarankan untuk mengelola beberapa masalah kesehatan kronis, seperti:



Baca juga: Berbagai Jenis Cedera Lutut, Momok Bagi Para Atlet



Persiapan Fisioterapi

Sebelum memulai sesi fisioterapi, dokter spesialis rehabilitasi medis akan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan. Tujuan pemeriksaan yang dilakukan ini adalah untuk menentukan jenis, durasi, dan frekuensi fisioterapi.


Dokter juga akan menjelaskan secara singkat tentang bentuk perawatan fisioterapi yang akan dilakukan, risiko, serta hasil akhir yang diharapkan.


Prosedur Fisioterapi

Meski bisa berbeda-beda, umumnya setiap sesi fisioterapi akan berlangsung selama 30-60 menit. Anda diharapkan menggunakan pakaian yang nyaman selama melakukan fisioterapi.


Fisioterapis maupun petugas medis akan melakukan pemeriksaan fisik sebelum memulai sesi fisioterapi. Ketika sudah dinyatakan fit, fisioterapis akan melakukan beberapa pergerakan aktif, pasif, serta memberikan edukasi atau penjelasan tentang tujuan fisioterapi yang dilakukan. 


Selalu komunikasikan dengan fisioterapis jika Anda merasa lelah atau nyeri saat menjalani sesi fisioterapi, agar tidak terjadi cedera lebih parah. 


Baca juga: 12 Olahraga untuk Sakit Pinggang yang Bisa Dilakukan di Rumah


Setelah Fisioterapi

Rasa frustasi, kelelahan, bahkan stres setelah sesi fisioterapi bisa saja Anda alami. Beberapa reaksi ini termasuk normal, selama tidak menyebabkan gangguan yang bermakna.


Jangan ragu untuk menginformasikan ke petugas medis jika mengalami kesulitan melakukan gerakan yang diarahkan.


Setelah menyelesaikan sesi fisioterapi, Anda disarankan untuk tetap kontrol rutin ke dokter spesialis rehabilitasi medis agar bisa dinilai perkembangan kondisinya.


Selain itu, lakukan tugas atau latihan pribadi di rumah yang dianjurkan oleh fisioterapis, agar hasil program fisioterapi bisa lebih optimal. Jangan lupa untuk memastikan gerakan yang Anda lakukan secara mandiri sudah tepat, sesuai dengan arahan fisioterapis.


Beberapa fisioterapi memang bisa dilakukan di rumah, dengan bantuan fisioterapis yang datang ke rumah. Namun, Anda tetap memerlukan pemeriksaan dari dokter spesialis rehab medis sebelum memulai sesi fisioterapi.


Jadi, bila Anda mengalami suatu cedera maupun menderita penyakit kronis yang memerlukan rehabilitasi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis rehabilitasi medis di RS Pondok Indah cabang terdekat guna mengetahui perlu tidaknya tindakan fisioterapi. Dengan demikian, dokter bisa memeriksa dan menentukan jenis fisioterapi yang sesuai untuk memaksimalkan proses pemulihan Anda.


Baca juga: 9 Jenis Cedera Sepak Bola yang Sering Terjadi pada Atlet



FAQ


Fisioterapi Fungsinya Apa?

Fisioterapi berfungsi untuk memulihkan, memperbaiki, dan menjaga fungsi gerak tubuh yang terganggu akibat cedera, penyakit, atau kondisi masalah kesehatan tertentu.


Selain itu, perawatan dengan fisioterapi dapat membantu mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas, mempercepat pemulihan pascaoperasi, dan mencegah kecacatan jangka panjang.


Apakah Fisioterapi Bisa Dilakukan Sendiri di Rumah?

Fisioterapi tidak dapat dilakukan secara mandiri. Namun, Anda bisa melakukan fisioterapi di rumah dengan bantuan tenaga kesehatan yang sudah terlatih.


Untuk hasil terapi yang maksimal, Anda sebaiknya melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis rehabilitasi medis untuk mengetahui jenis fisioterapi yang sesuai.


Kapan Waktu Terbaik untuk Fisioterapi?

Waktu terbaik untuk fisioterapi tergantung pada kondisi masing-masing pasien. Biasanya, terapi dimulai setelah dokter spesialis rehabilitasi medis memberikan diagnosis dan langkah penanganan yang tepat.


Pada umumnya, pasien dianjurkan untuk menjalani fisioterapi sesegera mungkin setelah cedera atau operasi untuk membantu proses pemulihan.


Alat Fisioterapi Apa Saja?

Alat fisioterapi meliputi terapi ultrasound, TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation), MWD (Microwave Diathermy), resistance bands, foam roller, dan sebagainya. Selain itu, terdapat alat bantu jalan, seperti walker, tongkat, atau kursi roda, yang dapat digunakan untuk membantu mobilitas pasien.


Berapa Kali Fisioterapi dalam Seminggu?

Frekuensi fisioterapi tergantung pada kondisi dan kebutuhan pasien. Umumnya, sesi fisioterapi dilakukan 2 hingga 3 kali per minggu. Namun, pada beberapa kondisi, frekuensi ini bisa saja lebih jarang.

Jadwal fisioterapi yang sesuai biasanya akan ditentukan oleh dokter spesialis rehabiltasi medis setelah mendiagnosis kondisi pasien.



Referensi:

  1. Antunes MD, Marques AP. The role of physiotherapy in fibromyalgia: Current and future perspectives. Frontiers in physiology. 2022. (https://www.frontiersin.org/journals/physiology/articles/10.3389/fphys.2022.968292/full). Diakses pada 8 Januari 2025.
  2. Landesa-Piñeiro L, Leirós-Rodríguez R. Physiotherapy treatment of lateral epicondylitis: A systematic review. Journal of back and musculoskeletal rehabilitation. 2022. (https://content.iospress.com/articles/journal-of-back-and-musculoskeletal-rehabilitation/bmr210053). Diakses pada 8 Januari 2025.
  3. Verhagen AP. Physiotherapy management of neck pain. Journal of physiotherapy. 2021. (https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/09593985.2021.1970867). Diakses pada 8 Januari 2025.
  4. Cleveland Clinic. Physical Therapy (Physiotherapy). (https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/physical-therapy). Direvisi terakhir 7 Maret 2024. Diakses pada 8 Januari 2025.
  5. Mayo Clinic. Physical Medicine and Rehabilitation. (https://www.mayoclinic.org/departments-centers/physical-medicine-rehabilitation-mayo-clinic/sections/overview/ovc-20467039). Direvisi terakhir 20 Desember 2024. Diakses pada 8 Januari 2025.