HMPV dicurigai sebagai wabah baru yang menunjukkan gejala menyerupai flu. Namun, apa yang harus diwaspadai dari kondisi ini dan bagaimanakah cara pencegahannya?
Memasuki pergantian musim, flu maupun penyakit infeksi saluran napas lain mulai merajalela. Selain virus influenza, rhinovirus, dan respiratory syncytial virus (RSV), HPMV juga diketahui menjadi salah satu penyumbang kasus infeksi saluran napas yang banyak ditemukan saat memasuki musim hujan.
Sudahkah Anda mengetahui perbedaan HMPV dan virus penyebab infeksi saluran napas yang lain? Temukan informasinya dengan membaca informasi di bawah!
Human Metapneumovirus (HPMV) adalah salah satu jenis virus penyebab infeksi saluran pernapasan. Biasa diperlukan 3-6 hari dari seseorang terpapar hingga akhirnya menunjukkan gejala awal HMPV. Lama pemulihan HMPV biasa terjadi selama 7 hari, seperti penyakit infeksi virus pada umumnya.
HPMV sebenarnya bukanlah suatu varian virus yang baru dikenali. Peneliti telah mengidentifikasi virus ini pada tahun 2001 untuk pertama kalinya, di Belanda pada seorang anak. Virus ini bisa menginfeksi seseorang lebih dari 1 kali, tetapi infeksi pertama biasa akan menyebabkan gejala yang lebih berat. Sedangkan untuk infeksi kedua dan seterusnya, gejala cenderung lebih ringan, karena sistem kekebalan tubuh telah terbentuk untuk melawan HMPV.
Baca juga: Batuk Pilek, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Gejala HMPV sebenarnya menyerupai gejala salesma (common cold), yang biasa dikeluhkan sebagai:
Bila mengalami gejala-gejala di atas dan tidak kunjung membaik setelah beberapa hari, konsultasikanlah dengan dokter spesialis paru dan pernapasan. Dengan begitu, Anda bisa memperoleh penanganan yang tepat sekaligus mencegah perburukan kondisi.
Baca juga: Cari Tahu Penyebab PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), Gejala, dan Cara Mengobatinya
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, penyebab HMPV adalah human metapneumovirus yang merupakan salah satu virus dari keluarga pneumoviridae yang masih sekelompok dengan respiratory syncytial virus (RSV).
Hampir sama seperti virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan lainnya, virus ini menyebar dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak langsung dengan droplets atau liur penderitanya. Beberapa aktivitas yang sering kali menjadi cara penularan HMPV adalah sebagai berikut ini:
Pada negara 4 musim, infeksi HMPV lebih cepat menyebar saat musim dingin hingga awal musim semi. Sedangkan pada negara tropis, kemungkinan peningkatan penyebaran penyakit infeksi saluran napas ini akan lebih meningkat saat mulai masuk musim hujan, ketika kelembapan udara lebih tinggi.
Baca juga: Mengenal Apa itu Infeksi, Mulai dari Cara Penularan hingga Cara Pencegahannya
Meskipun HMPV bisa dialami oleh siapapun, ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang menderita kondisi ini. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko HMPV yang dimaksud:
Baca juga: Jangan Anggap Remeh Batuk Pilek pada Anak!
Sebenarnya untuk menegakkan diagnosis HMPV, dokter hanya perlu melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai dengan keluhan yang dialami. Namun, beberapa pemeriksaan penunjang mungkin diperlukan untuk memastikan virus penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang mungkin dilakukan untuk menegakkan diagnosis HPMV:
Baca juga: Radang Tenggorokan pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Tips Menanganinya
Kebanyakan kasus HMPV bisa sembuh dengan sendirinya. Beberapa penanganan yang diberikan bertujuan untuk meredakan gejala yang dikeluhkan penderitanya. Berikut ini adalah beberapa obat yang bisa diresepkan oleh dokter spesialis paru dan pernapasan untuk mengobati infeksi virus pernapasan ini:
Meski belum ditemukan vaksin untuk mencegah HMPV, Anda bisa saja mencegah risiko tertular penyakit ini dengan menerapkan beberapa langkah menjaga kebersihan secara sederhana.
Baca juga: Flu Singapura Pada Anak, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya
Infeksi virus HMPV umumnya tidak berbahaya, terutama pada orang dewasa yang sehat. Akan tetapi, HMPV tetap bisa menyebabkan komplikasi. Risiko komplikasi HMPV lebih tinggi jika infeksi terjadi pada bayi dibawah 6 bulan, bayi yang terlahir prematur, maupun mereka yang berusia lebih dari 65 tahun. Berikut ini adalah beberapa komplikasi HMPV yang sering terjadi:
Baca juga: Apakah PPOK Menular? Ketahui Jawaban, Penanganan dan Pencegahan PPOK
Karena penularannya adalah melalui kontak langsung dengan droplets atau liur penderitanya, HMPV bisa dicegah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, maupun langkah pencegahan sebagai berikut ini:
Berbeda dengan virus COVID-19 yang bisa terjadi pada musim apa pun, penyebaran virus HPMV lebih banyak terjadi pada musim hujan atau ketika kelembapan udara tinggi. Selain itu, COVID-19 juga sudah memiliki vaksin sebagai upaya pencegahan, sedangkan HMPV belum.
Namun, HMPV bukanlah suatu kondisi yang relatif berbahaya. Kondisi ini mungkin sudah pernah Anda alami, hanya saja tidak disadari, karena gejalanya yang lebih mirip dengan flu.
Bila Anda maupun orang tercinta (terutama anak, lansia, maupun yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah), mengalami gejala HMPV yang tidak membaik setelah lebih dari 3 hari, sebaiknya periksakan diri ke dokter spesialis paru untuk penanganan lebih lanjut. Sebab, meskipun tidak berbahaya, penanganan awal juga penting untuk mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
Jadi, jangan berpikir dua kali untuk membuat janji dengan dokter spesialis paru di RS Pondok Indah cabang terdekat guna mendapatkan penanganan medis terbaik dengan didukung oleh tenaga medis maupun fasilitas medis terkini.
Baca juga: 15 Makanan untuk Radang Tenggorokan yang Bisa Mempercepat Pemulihan
Ya, Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus yang sangat menular. Virus ini menyebar dengan sangat luas dan cepat melalui droplet saat penderita batuk, bersin, atau berbicara, serta dari permukaan yang terkontaminasi virus. Penularan paling sering terjadi di tempat umum, seperti sekolah, kantor, atau rumah sakit.
Infeksi HMPV umumnya ringan, mirip common cold atau flu maupun infeksi saluran pernapasan lain. Akan tetapi, infeksi HMPV bisa menjadi parah pada anak, lansia, atau individu dengan sistem imun lemah. Gejala infeksi HMPV meliputi batuk, pilek, demam, hingga kesulitan bernapas. Dalam kasus berat, HMPV dapat menyebabkan bronkitis atau pneumonia yang memerlukan perawatan medis.
Sebagian besar penderita HMPV pulih dalam waktu 7 hingga 14 hari. Namun, proses pemulihan bisa lebih lama pada individu dengan sistem imun lemah, kondisi medis bawaan, atau menderita penyakit kronis.
Tidak, antibiotik tidak diperlukan untuk mengobati HMPV. Sebab penyebab infeksi HMPV adalah virus, dan antibiotik hanya efektif melawan infeksi bakteri. Pengobatan HMPV umumnya berfokus pada peredaan gejala, seperti menggunakan obat penurun demam atau dekongestan.
Isolasi sementara disarankan untuk mencegah penularan HMPV ke orang lain (terutama bagi yang rentan seperti bayi, lansia, dan pasien imunokompromais), bahkan potensinya menjadi wabah HMPV. Hindari kontak dekat dengan orang lain hingga gejala mereda, dan terapkan kebiasaan menjaga kebersihan tangan yang baik.
Referensi: