Infeksi Saluran Pencernaan, Sudah Biasa, tetapi Tidak Bisa Diabaikan

Oleh Tim RS Pondok Indah

Jumat, 30 Agustus 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Infeksi saluran pencernaan adalah gangguan yang terjadi pada organ dalam sistem pencernaan. Meskipun umum terjadi, kondisi ini tetap tidak boleh disepelekan.

Infeksi Saluran Pencernaan, Sudah Biasa, tetapi Tidak Bisa Diabaikan

Sistem pencernaan Anda sebenarnya dimulai dari rongga mulut hingga anus. Setiap bagian dari saluran ini bisa saja terinfeksi dan menyebabkan keluhan yang mengganggu, bahkan pada kelompok khusus bisa membahayakan nyawa. Padahal, dengan pencegahan dan penanganan yang tepat, infeksi saluran pencernaan hampir selalu bisa diatasi.


Apa itu Infeksi Saluran Pencernaan?

Infeksi saluran pencernaan adalah gangguan yang terjadi pada organ-organ dalam sistem pencernaan akibat infeksi. Kondisi ini bisa menyebar melalui kontak dengan individu yang terinfeksi atau permukaan yang terkontaminasi, serta mengonsumsi daging atau minum air yang terkontaminasi. Infeksi saluran cerna bisa menyebabkan berbagai gejala, yang dapat menghambat aktivitas penderitanya.


Meski kebanyakan dapat sembuh dengan sendirinya, infeksi saluran cerna tetap perlu diperhatikan, karena bisa saja menyebabkan dehidrasi yang bisa berakibat fatal.


Baca juga: Waspadai Kolitis Ulseratif, Penyakit Radang Usus Besar yang Kronis



Gejala Infeksi Saluran Pencernaan

Gejala infeksi saluran pencernaan berbeda-beda pada setiap orang, tergantung dari penyebab, keparahan, dan kondisi kesehatan secara umum. Biasanya gejala infeksi akibat virus akan mulai muncul 3-10 hari sejak terpapar, sedangkan infeksi bakteri memunculkan gejala lebih cepat, yakni sekitar 12 jam sejak terpapar dengan agen penyebab infeksi pencernaan.


Secara umum, gejala infeksi saluran pencernaan yang bisa terjadi adalah sebagai berikut ini:


  • Perut kembung atau terasa begah
  • Sakit perut atau kram perut
  • Mual muntah, terutama muntah yang menyembur
  • Tidak nafsu makan
  • Diare
  • Sakit kepala
  • Badan pegal-pegal atau nyeri otot
  • Demam 


Gejala Dehidrasi

Selain beberapa gejala infeksi saluran pencernaan di atas, dehidrasi merupakan komplikasi kondisi ini yang perlu diperhatikan agar bisa ditangani segera, terutama untuk kasus infeksi saluran pencernaan pada anak. Berikut ini adalah gejala dehidrasi yang sebaiknya Anda perhatikan:


  • Merasa haus yang berlebihan
  • Mulut atau kulit menjadi kering
  • Urine menjadi lebih pekat atau gelap, seperti teh
  • Jumlah dan frekuensi buang air kecil berkurang
  • Sakit kepala
  • Kram otot


Baca juga: Bayi Diare: Penyebab, Ciri-ciri, dan Cara Mengatasi


Penyebab Infeksi Saluran Pencernaan 

Infeksi yang terjadi pada saluran cerna bisa saja disebabkan oleh virus, bakteri, dan parasit. Proses penularannya bisa saja terjadi karena mengonsumsi makanan maupun minuman yang telah terkontaminasi, kurang menjaga kebersihan diri (khususnya jarang mencuci tangan), maupun mengonsumsi makanan atau minuman yang setengah matang bahkan mentah. Terpapar air, termasuk di kolam renang, yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan infeksi gastrointestinal.


Berikut ini adalah beberapa contoh agen yang bisa menyebabkan infeksi saluran pencernaan:


  1. Virus, berupa Rotavirus, Norovirus, dan Cytomegalovirus.
  2. Bakteri, termasuk E. Coli, Helicobacter pylori, Salmonella, Campylobacter, serta Shigella.
  3. Parasit, seperti Giardia dan Cryptosporidium.


Infeksi saluran pencernaan biasanya dapat sembuh sendiri seiring berjalannya waktu. Namun, infeksi saluran pencernaan yang tidak kunjung sembuh merupakan kondisi medis berbahaya dan harus segera ditangani oleh dokter. Jadi, segera konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk mendapat penanganan yang tepat.


Baca juga: Mengenal Konstipasi, Si Pengganggu Saluran Cerna



Faktor Risiko Infeksi Saluran Pencernaan

Ada beberapa kondisi yang akan meningkatkan risiko seseorang mengalami infeksi saluran pencernaan. Beberapa faktor risiko yang dimaksud, meliputi:


  • Balita atau lansia
  • Berdomisili, atau banyak menghabiskan waktu, di tempat secara bersama dengan banyak orang, seperti di asrama, penitipan anak, maupun pesantren
  • Tinggal di lingkungan dengan sistem sanitasi yang buruk
  • Kurang mampu menjaga kebersihan diri sendiri, terutama jarang mencuci tangan dengan benar dan menggunakan sabun
  • Mengonsumsi makanan maupun minuman yang tidak terjamin kebersihannya
  • Mengonsumsi susu, maupun produk olahannya, yang tidak terpasteurisasi
  • Mengonsumsi makanan yang masih mentah atau setengah matang
  • Memiliki kekebalan tubuh yang lemah, misalnya mereka yang menderita diabetes, sedang menjalani kemoterapi, maupun penderita AIDS


Baca juga: Mencegah Sembelit dengan Gaya Hidup Sehat


Diagnosis Infeksi Saluran Pencernaan

Agar bisa ditangani dengan tepat, dokter perlu memastikan penyebab infeksi saluran pencernaan yang Anda alami. Untuk itu, dokter akan melakukan tanya jawab (anamnesis) seputar gejala yang dialami, makanan atau minuman yang dikonsumsi serta riwayat perjalanan sebelum terjadinya keluhan, obat-obatan yang sedang dikonsumsi, dan penyakit maupun kondisi kesehatan secara umum.


Setelah itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendukung proses diagnosis, yang akan ditegakkan melalui pemeriksaan penunjang. Beberapa pemeriksaan penunjang infeksi saluran pencernaan yang biasa disarankan oleh dokter, antara lain:


  • Pemeriksaan kotoran atau tinja, atau yang dikenal juga dengan tes feses
  • Pemeriksaan darah
  • Pemeriksaan kadar elektrolit
  • Urea breath test


Baca juga: Gangguan Sistem Pencernaan pada Ibu Hamil


Penanganan Infeksi Saluran Pencernaan

Kebanyakan infeksi saluran pencernaan disebabkan oleh infeksi virus, yang merupakan self limiting disease, yang akan sembuh dengan sendirinya. Peresepan antibiotik bisa diberikan untuk mengatasi infeksi saluran pencernaan karena bakteri, setelah dipastikan oleh dokter. Demikian juga untuk infeksi yang disebabkan oleh parasit.


Selain obat-obatan yang diresepkan dokter, Anda bisa menerapkan cara mengobati infeksi saluran pencernaan secara mandiri dengan melakukan beberapa tips berikut ini:


  • Memastikan asupan cairan harian terpenuhi, lebih baik jika mengonsumsi oralit maupun minuman yang bisa menggantikan cairan tubuh yang hilang
  • Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil tetapi lebih sering
  • Mengonsumsi makanan dengan tekstur yang lunak
  • Mengonsumsi suplemen zinc atau probiotik, untuk mempercepat pemulihan saluran cerna setelah mengalami infeksi
  • Beristirahat, khususnya tidur, yang cukup
  • Melakukan cuci tangan dengan benar, setidaknya setiap sebelum dan setelah makan
  • Menghindari konsumsi minuman berkafein dan beralkohol, serta makanan yang berminyak, pedas, atau asam
  • Mengonsumsi obat antidiare yang dijual bebas, sesuai dengan aturan pakai yang tertera pada kemasan


Baca juga: Permasalahan Lambung Kaum Urban: Dispepsia, Gastritis, dan GERD


Kapan Harus ke Dokter jika Mengalami Infeksi Saluran Pencernaan?

Infeksi saluran pencernaan umumnya tidak berbahaya, karena bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, Anda sebaiknya tidak menyepelekan infeksi saluran pencernaan, karena kondisi ini bisa saja menyebabkan komplikasi berupa peradangan pada lambung, tukak lambung, gangguan keseimbangan elektrolit, dehidrasi berat hingga menyebabkan gangguan ginjal, bahkan syok hipovolemik.


Untuk itu, Anda sebaiknya segera ke dokter spesialis penyakit dalam jika mengalami:


  • Diare yang terjadi lebih dari 5 kali dalam sehari
  • Diare telah berlangsung selama 2 hari pada orang dewasa atau seharian penuh pada bayi
  • BAB berdarah (tinja berwarna hitam seperti aspal) atau bernanah, maupun kotoran berwarna hitam seperti aspal, bertekstur cair dan lengket
  • Demam tinggi atau demam yang lebih dari 38℃
  • Muntah terus-menerus
  • Muntah yang berwarna hijau atau hitam seperti bubuk kopi
  • Mengalami tanda-tanda dehidrasi berat


Baca juga: Hindari Gangguan Asam Lambung



FAQ


Berapa Lama Infeksi Saluran Pencernaan Bisa Sembuh?

Infeksi saluran pencernaan biasanya sembuh dalam 3-7 hari, tergantung penyebab dan kesigapan dalam mengupayakan penanganan yang sesuai. Bila Anda masih mengalami gejala infeksi pencernaan lebih dari seminggu, atau mengalami penurunan berat badan secara drastis, sebaiknya periksakan kondisi diri ke dokter spesialis penyakit dalam.


Apakah Infeksi Saluran Cerna Menular?

Infeksi saluran cerna bisa menular, karena disebabkan oleh virus, bakteri, dan parasit yang bisa menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Selain itu, kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dalam waktu lama pun dapat membuat Anda tertular.


Apakah Infeksi Saluran Pencernaan Berbahaya?

Infeksi saluran pencernaan biasanya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan penanganan mandiri. Namun, ada beberapa kasus yang bisa berbahaya, bahkan menyebabkan terjadinya sepsis, jika tidak ditangani dengan baik. Jadi, bila Anda mengalami infeksi saluran pencernaan yang parah atau tidak kunjung sembuh, segera konsultasikan ke dokter spesialis penyakit dalam untuk mendapat perawatan medis yang tepat.


Saat mengalami infeksi saluran pencernaan, Anda tidak disarankan untuk mengonsumsi makanan yang pedas, setengah matang atau mentah, makanan berlemak, dan makanan maupun minuman yang manis, juga minuman berkafein, susu serta produk olahannya.


Sebenarnya infeksi saluran pencernaan bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, yang salah satunya adalah mencuci tangan dengan benar. Meski tidak berbahaya, Anda tetap sebaiknya memeriksakan kondisi ke dokter spesialis penyakit dalam jika keluhan sangat mengganggu. Dengan begitu dokter bisa memberikan penanganan sesuai dengan penyebab keluhan Anda sebelum terjadi komplikasi infeksi saluran pencernaan.


Pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter spesialis di RS Pondok Indah dilakukan dengan holistik, menggunakan alat-alat dengan teknologi terkini. Semua ini kami upayakan untuk mengoptimalkan perawatan kesehatan Anda. 



Referensi:

  1. Maulahela H, Doohan D, et al,. Helicobacter pylori prevalence in Indonesia: Higher infection risk in Eastern region population. F1000Research. 2024. (https://f1000research.com/articles/11-1581). Diakses pada 22 Agustus 2024.
  2. Chao HC. Zinc deficiency and therapeutic value of zinc supplementation in pediatric gastrointestinal diseases. Nutrients. 2023. (https://www.mdpi.com/2072-6643/15/19/4093). Diakses pada 22 Agustus 2024.
  3. Fagnant HS, Isidean SD, et al,. Orally ingested probiotic, prebiotic, and synbiotic interventions as countermeasures for gastrointestinal tract infections in nonelderly adults: a systematic review and meta-analysis. Advances in Nutrition. 2023. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2161831323001357#sec5). Diakses pada 22 Agustus 2024.
  4. Centers for Disease Control and Preventions. About Norovirus. (https://www.cdc.gov/norovirus/about/index.html ). Direvisi terakhir 24 April 2024. Diakses pada 22 Agustus 2024.
  5. Cleveland Clinic. Gastrointestinal Disease. (https://my.clevelandclinic.org/health/articles/7040-gastrointestinal-diseases). Direvisi terakhir 14 Januari 2021. Diakses pada 22 Agustus 2024.
  6. Mayo Clinic. Viral gastroenteritis (stomach flu). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/viral-gastroenteritis/symptoms-causes/syc-20378847). Direvisi terakhir 18 Januari 2022. Diakses pada 22 Agustus 2024.