Intrauterine Insemination: Hasil Maksimal, Risiko Minimal

Jumat, 20 September 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Tingkat persentase keberhasil inseminasi buatan pada umumnya adalah 10-20 persen, dan akan bertambah hingga 45-50 persen pada tahap 4-6 siklus secara kumulatif.

Intrauterine Insemination: Hasil Maksimal, Risiko Minimal

Pasangan menikah yang tak kunjung dikaruniai keturunan boleh saja langsung berpikir untuk mengikuti program bayi tabung sebagai solusi. Namun, masih ada program kehamilan berbantu lain yang cukup efektif sebelum mencoba bayi tabung.


Di mata masyarakat awam, program bayi tabung seakan menjadi pilihan utama bagi pasangan yang sudah lama menikah dan belum dikaruniai keturunan. Pendapat ini lumrah ditemui karena bayi tabung merupakan salah satu terapi gangguan kesuburan yang cukup populer.


Padahal, ada beberapa terapi program kehamilan berbantu lain yang bisa menjadi pilihan dalam upaya mendapatkan keturunan.


Salah satunya intrauterine insemination atau inseminasi buatan. Sederhananya, tindakan ini memudahkan terjadinya pembuahan dengan menyemprotkan sperma langsung ke rongga rahim, dengan menggunakan tabung tipis yang disebut kateter.


Tindakan ini bertujuan mendekatkan jarak tempuh perjalanan sperma menuju sel telur di saluran telur, sehingga menjadi lebih singkat. Pada terapi ini, pembuahan tetap terjadi di dalam tubuh.


Baca juga: Fertility Preservation: Penjaga Asa untuk Memiliki Keturunan



Prosedur Inseminasi Buatan


  1. Pemeriksaan organ reproduksi dan kesuburan dari tiap-tiap pasangan. Hal ini untuk mengetahui semua kemungkinan yang menjadi penghalang terjadinya kehamilan secara alami.
  2. Setelah pemeriksaan lengkap, selanjutnya dokter akan merekomendasikan terapi yang dapat membantu terjadinya kehamilan.
  3. Sebelum inseminasi, ibu akan mendapatkan obat untuk induksi atau stimulasi sel telur, berupa obat minum maupun suntik. Menjelang masa subur, di mana ukuran sel telur sudah memenuhi syarat, maka akan dijadwalkan untuk tindakan inseminasi.
  4. Di hari inseminasi, sperma yang dikeluarkan akan melewati proses “washing”, untuk memilih sperma dengan kualitas terbaik.
  5. Sperma kemudian ditempatkan pada selang kecil yang disebut kateter, yang kemudian langsung dimasukkan ke rongga rahim. Kehamilan yang nantinya diperoleh dari inseminasi buatan tidak berbeda dengan kehamilan alami.


Dibandingkan dengan program kehamilan berbantu lainnya, semisal bayi tabung, terapi inseminasi buatan terhitung tidak terlalu mahal. Efek sampingnya pun terbilang minimal.


Selain itu, inseminasi buatan juga merupakan prosedur yang singkat dan relatif tidak menyakitkan. Proses injeksi sperma ke rahim biasanya hanya berlangsung selama 5-10 menit.


Dengan inseminasi, yang mungkin terjadi setelah Anda menjalani tindakan ini adalah hamil anak kembar; bisa kembar dua, tiga, atau bahkan lebih. Terlebih, sebelum proses inseminasi, pihak wanita biasanya dianjurkan mengonsumsi obat penyubur kandungan yang juga memicu pelepasan sel telur lebih dari satu.


Meski demikian, setelah menjalani prosedur inseminasi, pasien tidak memiliki halangan khusus untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Umumnya, setelah prosedur injeksi tersebut, dua minggu kemudian pasien sudah dapat mencoba melakukan tes kehamilan.


Jika hasilnya masih negatif, pasien tidak perlu berkecil hati. Pasalnya, proses inseminasi selanjutnya akan meningkatkan probabilitas keberhasilan pembuahan. Inseminasi buatan pertama umumnya memiliki peluang keberhasilan 15-20 persen, dan akan bertambah hingga 45-50 persen pada tahap 4-6 siklus secara kumulatif. 


Baca juga: Peran Inovasi Teknologi dalam Kesuksesan Program Bayi Tabung



Kondisi Ketidaksuburan yang Disarankan Memanfaatkan Inseminasi


  • Jumlah sperma yang rendah atau sperma yang tidak mampu menempuh jarak terlalu jauh.
  • Gangguan ejakulasi ataupun ereksi.
  • Kelainan hormon pada wanita yang menyebabkan gangguan pematangan telur.
  • Adanya endometriosis ringan.
  • Hambatan berhubungan seksual, seperti cacat fisik ataupun masalah psikologis. Termasuk, rasa sakit yang parah selama berhubungan seksual (vaginismus).
  • Infeksi virus yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual, misalnya HIV atau hepatitis.
  • Sulitnya terjadi kehamilan tanpa alasan ketidaksuburan yang jelas (unexplained infertility).


Umumnya, jika setelah serangkaian prosedur inseminasi tersebut belum juga mendatangkan hasil, barulah dokter akan menyarankan untuk beralih ke program kehamilan berbantu lainnya, seperti bayi tabung. 


FAQ Inseminasi Buatan


Berapa Persen Tingkat Keberhasilan Inseminasi?

Tingkat keberhasilan inseminasi buatan sekitar 10-20% per siklus, tergantung usia, penyebab infertilitas, dan kondisi kesehatan pasangan. Semakin muda usia wanita, biasanya peluang sukses lebih tinggi.


Bagaimana Proses Inseminasi Buatan?

Proses inseminasi buatan melibatkan penyuntikan sperma yang telah diproses langsung ke rahim wanita saat masa ovulasi. Tujuannya untuk mempermudah sperma mencapai sel telur, meningkatkan peluang kehamilan.


Apa Saja Syarat Sperma untuk Inseminasi Buatan?

Sperma untuk inseminasi harus berkualitas baik, dengan jumlah yang cukup, gerakan aktif, dan bentuk yang normal. Sperma diproses terlebih dulu untuk memisahkan yang terbaik sebelum disuntikkan ke rahim agar peluang kehamilan lebih tinggi.


Apa Efek Samping dari Inseminasi Buatan?

Efek samping inseminasi buatan bisa termasuk kram ringan, perdarahan sedikit, dan risiko kehamilan ganda. Penggunaan obat kesuburan dapat menyebabkan perubahan suasana hati atau bengkak.


Program bayi tabung di RS Pondok Indah IVF Centre memberikan pelayanan dengan pendekatan personal. Tim IVF dan dokter yang Anda pilih akan mendampingi Anda dan pasangan selama menjalani pro­gram. Dukungan teknologi terkini, akan membantu meningkatkan peluang keberhasilan program bayi tabung Anda dan pasangan.