Oleh Tim RS Pondok Indah
Kanker anus sering disalahartikan sebagai wasir karena sama-sama ditandai dengan benjolan anus. Penting untuk mengenali kondisi ini, agar bisa ditangani sedini mungkin.
Anus adalah bagian terakhir dari saluran pencernaan yang berfungsi sebagai jalur keluarnya tinja dari tubuh. Organ ini terletak di ujung rektum dan memiliki otot yang disebut sfingter anus. Yang mana sfingter anus sendiri berfungsi untuk mengontrol anus dalam proses pengeluaran tinja.
Gangguan pada anus, termasuk kanker anus, dapat mengganggu proses buang air besar. Meski kasusnya tidak sebanyak kanker kolorektal, kanker anus tidak bisa disepelekan. Selain berbahaya, penanganan kanker anus yang tertunda dapat menghambat aktivitas sehari-hari. Sebab kondisi ini menimbulkan gejala, seperti perdarahan pada rektum atau nyeri anus.
Agar mendapat penanganan sedini mungkin, kenali kanker anus dan informasi seputar kondisi ini lewat pemaparan di bawah!
Kanker anus atau kanker dubur merujuk pada kondisi di mana sel-sel di jaringan anus mengalami mutasi dan menyebabkan pertumbuhan abnormal, atau pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Kondisi ini memiliki peluang sembuh yang tinggi jika terdeteksi dan ditangani sejak dini. Sedangkan jika terlambat ditangani, sel kanker berpotensi menyebar ke bagian tubuh lainnya dan membuat proses penyembuhan jadi lebih sulit serta menurunkan harapan hidup pasien.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali faktor risiko dan gejala kanker anus sedini mungkin agar lebih cepat dideteksi untuk kemudian ditangani oleh dokter.
Baca juga: Ambeien ke Dokter Apa?
Berdasarkan tipe sel yang mengalami pertumbuhan abnormal, jenis kanker anus dibedakan menjadi 2, yaitu:
Karsinoma sel skuamosa merupakan jenis kanker anus yang paling sering terjadi. Namun, jenis kanker ini juga memiliki respons paling baik terhadap pengobatan, jika terdeteksi sejak dini.
Baca juga: Laser Hemorrhoidoplasty untuk Penanganan Wasir
Kanker anus sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas pada tahap awal, dan sering salah dikenali sebagai gejala dari penyakit lain. Namun, Anda perlu mewaspadai beberapa gejala kanker anus berikut ini, terlebih jika berlangsung cukup lama dan tidak membaik dengan perawatan mandiri:
Jika kanker telah menyebar, penderita kanker anus juga bisa mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan.
Baca juga: Tangani Kanker Rektum dengan Minimal Invasive Surgery
Sebenarnya, penyebab kanker anus belum diketahui secara pasti. Namun, infeksi HPV (human papillomavirus) yang merupakan penyebab kanker serviks, diyakini menjadi penyebab utama kanker anus. HPV menular melalui kontak kulit ke kulit, biasanya lewat hubungan seksual, baik anal, vaginal, maupun oral. Infeksi virus HPV dapat menyebabkan mutasi genetik pada sel sehat di anus, yang kemudian memicu sel abnormal tumbuh di anus dan merusak jaringan normal di sekitarnya.
Meski infeksi HPV diyakini menjadi penyebab kanker anus yang utama, ada beberapa faktor lain yang meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini, yaitu:
Baca juga: Dampak Serius HPV pada Pria: Cara Penularan dan Gejala yang Harus Diketahui
Jika Anda merasakan gejala yang mengarah ke kanker anus seperti yang disebutkan di atas, segera konsultasikan dengan dokter spesialis bedah digestif di RS Pondok Indah cabang terdekat. Anda perlu melakukan pemeriksaan jika merasakan gejala tersebut selama lebih dari 2 minggu, terutama jika disertai perdarahan atau benjolan di anus yang terus membesar dengan cepat.
Meski mirip dengan wasir, jangan pernah mengabaikan gejala kanker anus. Pasalnya, makin dini kondisi ini terdeteksi, makin mudah pula pengobatan dilakukan dan peluang sembuhnya juga makin tinggi.
Dalam mendiagnosis kanker anus, dokter menggunakan beberapa metode, mulai dari pemeriksaan fisik hingga tes pencitraan dan biopsi.
Sebagai langkah awal, dokter akan melakukan anamnesis serta pemeriksaan fisik dengan menanyakan gejala yang pasien alami, seperti perdarahan, nyeri, atau benjolan di lubang anus dan sekitarnya. Dokter juga akan mengonfirmasi riwayat kesehatan pasien, termasuk infeksi HPV, HIV, atau kanker serviks maupun kondisi medis lainnya.
Selanjutnya, digital rectal examination dilakukan dengan tujuan memeriksa adanya benjolan sekaligus struktur anus. Jika ditemukan kelainan, dokter akan melakukan pemeriksaan endoskopi, yaitu selang kecil yang dilengkapi dengan kamera, untuk melihat kondisi dalam anus dan rektum.
Bila ditemukan adanya sel abnormal pada pemeriksaan endoskopi, dokter akan mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan ini dapat memastikan apakah sel tersebut merupakan sel normal atau bersifat ganas (kanker), sekaligus menentukan jenis kankernya.
Setelah terkonfirmasi mengidap kanker anus, dokter biasa akan menyarankan pemeriksaan lanjutan, berupa:
Dokter juga mungkin melakukan biopsi kelenjar getah bening, jika kanker anus telah menyebar.
Baca juga: Apakah Kanker Bisa Sembuh? Jangan Khawatir, Kanker Bisa Diobati
Selain menegakkan diagnosis kanker anus, dokter juga akan menentukan derajat keparahan kanker anus (staging kanker anus), sebagai berikut ini:
Pada stadium ini, kanker masih dalam tahap awal dan hanya tumbuh di lapisan terluar anus. Kanker juga belum menyebar ke jaringan yang lebih dalam bahkan ke kelenjar getah bening.
Di tahap ini, ukuran tumor masih kecil, yakni ≤2 cm. Kanker juga masih berada di anus, belum menyebar ke kelenjar getah bening maupun organ lain.
Tumor sudah membesar lebih dari 2 cm, tetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lain.
Ukuran tumor sudah berukuran lebih dari 2 cm dan menyebar ke kelenjar getah bening atau jaringan di sekitarnya.
Tumor telah menyebar ke organ lain yang lebih jauh dari anus, seperti tulang, hati, maupun paru-paru.
Perlu diketahui, stadium 0–II memiliki peluang kesembuhan yang baik jika langsung ditangani. Sedangkan stadium III-IV cenderung lebih sulit ditangani, karena kanker sudah menyebar ke organ lain.
Baca juga: Kanker Teratasi, Aktivitas Tak Terbatasi
Penanganan kanker anus bisa berbeda-beda untuk setiap penderitanya, tergantung pada stadium kanker, ukuran tumor, penyebaran kanker, serta kondisi kesehatan pasien. Beberapa metode penanganan yang umumnya dilakukan untuk mengobati kanker anus adalah:
Kanker anus yang tidak terdeteksi dan ditangani sejak dini bisa menimbulkan berbagai komplikasi, antara lain:
Hingga saat ini tidak ada upaya mencegah kanker anus yang benar-benar efektif. Meski demikian, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko terjadinya kanker anus, antara lain:
Pemeriksaan kesehatan rutin bagi yang memiliki faktor risiko kanker anus, sebaiknya dilakukan setiap 1–2 tahun sekali. Anda bisa menjadwalkan konsultasi dengan dokter spesialis bedah digestif di RS Pondok Indah cabang terdekat untuk memastikan perlu atau tidaknya dilakukan pemeriksaan rutin ini.
Ingat, deteksi dini adalah kunci keberhasilan penanganan kanker anus. Jadi, jangan tunda berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah digestif di RS Pondok Indah cabang terdekat, terutama bagi Anda yang berisiko tinggi ataupun merasakan gejala kanker anus yang tidak membaik dalam 2 minggu.
Baca juga: Nyeri Kanker, Ketahui Penyebab dan Penanganannya!
Kanker anus dan wasir sama-sama kondisi yang ditandai dengan benjolan pada anus. Namun kedua kondisi ini berbeda. Benjolan karena kanker anus terjadi karena adanya mutasi genetik sehingga pertumbuhan sel anus jadi tidak terkendali. Sedangkan benjolan karena wasir (ambeien) adalah pembengkakan pembuluh darah di area anus yang biasanya disebabkan oleh tekanan berlebih, seperti karena sembelit kronis.
Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter spesialis bedah digestif jika mengalami benjolan pada anus. Agar dokter bisa memastikan penyebab benjolan anus yang Anda alami.
Wasir (ambeien) sendiri tidak menyebabkan kanker anus. Namun, gejala wasir, seperti perdarahan rektal, dapat menutupi atau menyamarkan gejala kanker anus. Oleh karena itu, jika seseorang mengalami perdarahan atau keluhan di anus, lakukan pemeriksaan medis ke dokter spesialis bedah digestif.
Penampilan benjolan kanker anus bervariasi, bisa sebagai benjolan yang keras atau lunak di area anus, yang berwarna merah, ungu, bahkan hitam. Besar dan bentuk benjolan bisa berbeda-beda.
Selain benjolan, kanker anus juga sering kali disertai dengan gejala lain, seperti perdarahan, nyeri, gatal, dan keluarnya lendir atau nanah dari anus.
Jadi, periksakanlah kondisi ke dokter spesialis bedah digestif untuk evaluasi lebih lanjut jika benjolan pada anus tidak kunjung hilang atau bertambah besar dengan sangat pesat, maupun disertai dengan gejala lain.
Referensi: