Mengenal Kanker Hati yang Harus Diwaspadai

Oleh Tim RS Pondok Indah

Senin, 17 Februari 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kanker hati merupakan salah satu jenis kanker yang memiliki angka kematian tinggi. Namun, mengenali kondisi ini sedini mungkin akan memperbesar peluang pengobatannya.

Mengenal Kanker Hati yang Harus Diwaspadai

Hati atau liver merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, yang juga merupakan salah satu bagian dari organ pencernaan. Selain berfungsi untuk mencerna makanan, hati juga berperan penting dalam menyaring zat beracun, serta memproduksi senyawa untuk pembekuan darah.


Gangguan pada organ ini, terutama kanker hati, tentu akan mengganggu fungsi penting dari organ hati. Meski masih mungkin diobati, penanganan yang diberikan seringkali terhambat, karena kondisi ini baru dikenali ketika sudah parah. Untuk mencegahnya, ketahui informasi seputar kanker hati dengan membaca artikel di bawah ini!


Apa itu Kanker Hati?

Kanker hati adalah suatu keganasan yang terjadi akibat adanya mutasi genetik pada sel-sel hati. Kondisi ini termasuk salah satu kanker dengan tingkat kematian tertinggi, karena jarang menimbulkan gejala pada tingkat keparahan awal dan perburukannya terjadi sangat cepat.


Oleh karena itu, mengetahui faktor risiko dan penyebabnya merupakan langkah awal untuk melakukan skrining rutin. Sehingga kanker hati bisa lebih cepat terdeteksi dan ditangani. 


Baca juga: Mengenal Kelainan Hati Dari Hepatitis Sampai Kanker Hati



Jenis Kanker Hati

Berdasarkan asal terjadinya, kanker hati bisa dibedakan menjadi 3 jenis, yakni:


  • Hepatocellular carcinoma (HCC) atau karsinoma hepatoseluler, adalah kanker yang tumbuh di sel hati.
  • Intrahepatic cancer (IHC) atau kanker intrahepatik yang juga dikenal dengan kolangiokarsinoma intrahepatik, merupakan kanker yang terjadi pada saluran empedu yang terdapat di dalam hati.
  • Angiosarkoma hepar adalah kanker hati yang tumbuh dari sel pembuluh darah di liver.


HCC adalah jenis kanker hati yang paling banyak ditemukan, sedangkan angiosarkoma merupakan jenis kanker yang paling jarang ditemui. 


Baca juga: Perlemakan Hati: Salah Satu Sindrom Metabolik


Gejala Kanker Hati

Ketika terkena kanker hati, tidak semua penderita menyadarinya, terutama pada kondisi awal. Ketika menyebabkan gejala, penderitanya akan menunjukkan beberapa keluhan berikut ini:


  • Penurunan berat badan drastis yang tidak direncanakan
  • Tidak nafsu makan
  • Nyeri perut bagian atas, khususnya perut bagian kanan atas
  • Mual dan muntah
  • Selalu merasa lemas dan kelelahan
  • Pembengkakan perut yang kadang disadari sebagai perut buncit
  • Kulit dan mata menguning (jaundice atau sakit kuning)
  • Kulit mudah memar
  • Tinja seperti dempul, atau berwarna putih maupun abu-abu
  • Urine lebih pekat, atau berwarna lebih gelap seperti teh


Selain itu, penderita kanker hati juga bisa mengeluhkan adanya gatal-gatal, ruam kulit, kelemahan otot, pembesaran payudara, maupun testis yang mengecil. 


Baca juga: Tes Fungsi Hati, Langkah Awal Menentukan Kesehatan Hati


Penyebab Kanker Hati

Sama seperti kanker pada bagian tubuh yang lain, kanker hati terjadi karena adanya mutasi genetik pada sel hati. Mutasi ini akan menyebabkan sel hati tumbuh secara tidak terkendali yang kemudian menjadi sel kanker.


Meski kebanyakan penyebab mutasi genetik tidak diketahui, infeksi hepatitis kronis menjadi salah satu penyebab yang sudah diketahui dapat menyebabkan terjadinya kanker hati.


Baca juga: Mengenal Hepatitis A, Jenis Hepatitis yang Paling Menular


Faktor Risiko Kanker Hati

Meski tidak selalu bisa diketahui, ada beberapa kondisi yang meningkatkan kemungkinan terjadinya mutasi genetik dan menyebabkan terjadinya kanker hati. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang menjadi faktor risiko kanker hati, yakni:


  • Infeksi hepatitis kronis, khususnya infeksi hepatitis B dan hepatitis C
  • Berjenis kelamin wanita
  • Berusia 55-64 tahun
  • Menderita sirosis hepatis
  • Menderita kelainan liver bawaan, termasuk hemochromatosis dan penyakit Wilson's
  • Penderita diabetes
  • Menderita perlemakan hati (fatty liver)
  • Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
  • Terpapar aflatoksin secara berlebih


Baca juga: Kenali Bahaya Kanker Hati, Lakukan Pemeriksaan Sedini Mungkin


Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami gejala kanker hati, segera konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterologi hepatologi di RS Pondok Indah cabang terdekat. Gejala awal yang perlu diperhatikan termasuk penurunan berat badan yang tidak direncanakan, kelelahan ekstrem, kehilangan nafsu makan, atau rasa sakit di bagian kanan atas perut.


Selain itu, bila memiliki faktor risiko kanker hati, Anda sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala di Executive Health Check Up RS Pondok Indah. Sebab, deteksi dini kanker hati dapat meningkatkan peluang kesembuhan.



Diagnosa Kanker Hati

Untuk menegakkan diagnosa kanker hati, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan yang kemudian dikonfirmasi menggunakan pemeriksaan penunjang. 


Pemeriksaan awal yang dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterologi hepatologi adalah anamnesis, dengan mengajukan pertanyaan seputar keluhan dan gejala, riwayat kesehatan, kondisi kesehatan yang menjadi faktor risiko terjadinya kanker hati serta riwayat keluhan serupa yang dialami oleh keluarga.


Setelah itu, dokter akan melanjutkan dengan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan di daerah perut. Pemeriksaan dilakukan dengan melihat, meraba, menekan, dan mengetuk perut untuk menilai pembesaran hepar. Stetoskop juga akan digunakan untuk mendengarkan bising usus atau pergerakan saluran cerna.


Beberapa pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan untuk menegakkan diagnosis kanker hati adalah:


  • Tes darah untuk menilai fungsi hati, serta kadar alfa lipoprotein.
  • USG, CT-Scan, atau MRI perut untuk mengetahui lokasi dan ukuran kanker hati, sekaligus mendeteksi kemungkinan penyebaran kanker hati.
  • Angiografi untuk mengetahui adanya sumbatan maupun kelainan pada pembuluh darah di hepar yang mungkin terganggu karena kanker hati
  • Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP) maupun percutaneous transhepatic cholangiography (PTC) untuk menilai IHC
  • Laparoskopi akan dilakukan jika pemeriksaan penunjang yang lain belum cukup memberikan informasi. Dokter juga bisa sekaligus mengambil sampel jaringan hati untuk dilakukan biopsi, guna mengetahui jenis kanker hati secara spesifik.


Baca juga: Kunci Hindari Kanker Hati: Pemeriksaan Rutin dan Pencegahan


Staging Kanker Hati

Pemeriksaan kanker hati tidak sekedar memastikan, melainkan juga menilai derajat keparahan kanker hati atau yang juga dikenal dengan staging penyakit kanker hati. Berikut ini adalah penggolongan stadium kanker hati:


Stadium 0

Ketika hanya ditemukan 1 tumor yang berukuran kurang dari 2 cm di dalam hati, dan tidak ada kelainan dari hasil pemeriksaan fungsi hati. 


Stadium I

Ketika ditemukan hanya 1 tumor berukuran kurang dari 5 cm atau lebih dari 1 tumor dengan ukuran kurang dari 3 cm, dan pemeriksaan fungsi hati masih dalam batas normal. Umumnya pada stadium ini, pasien tidak mengeluhkan nyeri, jika ada pun keluhan hanya bersifat ringan-sedang. 


Stadium II

Sudah ditemukan beberapa kanker berukuran kecil yang menyebar ke pembuluh darah, maupun beberapa tumor berukuran lebih dari 5 cm tanpa penyebaran ke pembuluh darah. Tidak ditemukan gangguan pada pemeriksaan fungsi hati dan secara umum keadaan pasien masih baik.


Stadium III

Menandakan kanker hati sudah menyebar ke pembuluh darah, kelenjar getah bening, maupun organ di sekitar hati atau organ yang dekat dengan hati. Pada stadium ini, pasien umumnya mulai menunjukkan perburukan kondisi, meskipun fungsi hati mungkin tidak banyak terpengaruh. 


Stadium IV

Merupakan stadium akhir, di mana kanker sudah menyebar ke organ lain yang lebih jauh, seperti tulang maupun paru-paru, serta ke kelenjar getah bening. Kondisi pasien pada stadium ini umumnya sudah makin buruk dan fungsi hati sangat terganggu.


Penggolongan derajat keparahan kanker hati juga bisa dilakukan berdasarkan jenisnya, yakni dengan menggunakan sistem the Barcelona Clinic Liver Cancer (BCLC), sistem the cancer of the Liver Italian Program (CLIP), maupun sistem Okuda.


Baca juga: Nyeri Ulu Hati, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya


Penanganan Kanker Hati

Pengobatan kanker hati akan dilakukan sesuai dengan jenis dan keparahannya, dengan mempertimbangkan usia dan kondisi medis masing-masing pasien. Beberapa metode yang umumnya digunakan untuk menangani kanker hati, meliputi:


  • Operasi untuk mengangkat bagian hati yang ditumbuhi sel kanker maupun transplantasi hati untuk menggantikan fungsi hepar
  • Terapi yang terarah langsung ke sel kanker seperti ablasi maupun embolisasi pembuluh darah hati juga bisa disarankan oleh dokter untuk membunuh sel kanker hati primer
  • Beberapa terapi lain, termasuk kemoterapi, kemoembolisasi, terapi target, imunoterapi, radioterapi, maupun radioembolisasi juga mungkin dipertimbangkan 


Kombinasi dari beberapa terapi bisa saja dilakukan untuk mencapai hasil yang optimal, sesuai dengan kondisi masing-masing penderita kanker hati.


Komplikasi Kanker Hati

Mengingat pentingnya fungsi hati dalam kehidupan sehari-hari, kanker pada organ ini akan menyebabkan beberapa komplikasi berupa:


  • Gangguan pembekuan darah
  • Sumbatan saluran empedu
  • Hipertensi vena porta atau peningkatan tekanan darah dalam pembuluh darah di dalam hati
  • Sindrom hepatorenal
  • Ensefalopati hepatik


Selain beberapa kondisi di atas, kanker hati juga bisa menyebabkan terjadinya asites, eritrositosis, hiperkalsemia, dan sakit kuning.


Baca juga: Apakah Kanker Bisa Sembuh? Jangan Khawatir, Kanker Bisa Diobati


Pencegahan Kanker Hati

Meski tidak bisa dicegah sepenuhnya, risiko terjadinya kanker hati bisa dikurangi dengan mengendalikan beberapa faktor risikonya, seperti:


  • Mendapatkan vaksin hepatitis B
  • Membatasi konsumsi minuman beralkohol
  • Menjaga berat badan ideal
  • Menerapkan perilaku seksual yang aman
  • Jangan menyalahgunakan narkoba, terlebih yang menggunakan jarum suntik secara bergantian
  • Hindari mendapatkan tato atau melakukan tindik di tempat yang tidak terjamin kualitas maupun higienitasnya
  • Obati penyakit hati, khususnya hepatitis, hingga tuntas


Pelaksanaan skrining kanker hati tidak diwajibkan bagi semua orang. Namun, mereka yang memiliki faktor risiko, seperti penderita hepatitis B, hepatitis C, maupun sirosis hati, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterologi hepatologi untuk memastikan perlu tidaknya dilakukan skrining ini. Pemeriksaan yang dilakukan saat skrining umumnya meliputi tes darah dan USG perut setiap 6 bulan sekali.


Jika Anda merupakan kelompok yang berisiko mengalami kanker hati, atau ingin memastikan hati tetap sehat, jangan ragu untuk menjadwalkan janji temu dengan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterologi hepatologi di RS Pondok Indah cabang terdekat, sekarang juga!


Baca juga: Kanker Teratasi, Aktivitas Tak Terbatasi



FAQ


Kanker Hati Disebabkan oleh Apa?

Kanker hati dapat disebabkan oleh mutasi genetik yang membuat sel-sel hati tumbuh tidak terkendali. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk infeksi virus Hepatitis B atau C, konsumsi alkohol berlebihan, perlemakan hati, dan sirosis hati. Faktor genetik dan faktor lingkungan juga dapat meningkatkan risiko kanker hati.


Apakah Kanker Hati Menyebabkan Perut Membesar?

Ya, kanker hati dapat menyebabkan perut membesar, karena aliran darah yang terganggu, sehingga terjadi penumpukan cairan di perut (ascites). Gejala ini seringkali menunjukkan bahwa kanker hati telah berkembang, atau terjadi komplikasi.


Apa Perbedaan Kanker Hati Primer dan Sekunder?

Kanker hati primer berasal langsung dari pertumbuhan sel-sel hati yang tidak terkendali. Sedangkan kanker hati sekunder, atau metastasis, terjadi akibat penyebaran sel kanker dari organ lain ke hati.


Tumor Hati Apakah Sama dengan Kanker Hati?

Tumor hati tidak selalu sama dengan kanker hati. Tumor hati adalah pertumbuhan abnormal di hati, yang bisa bersifat jinak atau ganas. Sedangkan kanker hati adalah tumor ganas yang berkembang dari sel-sel hati. Meskipun tidak semua tumor hati adalah kanker, ada beberapa tumor hati yang berpotensi menjadi kanker hati.




Referensi:

  1. Yan X, Bai L, et al,. Potential effects of regulating intestinal flora on immunotherapy for liver cancer. International journal of molecular sciences. 2023. (https://www.mdpi.com/1422-0067/24/14/11387). Diakses pada 7 Februari 2025.
  2. Huang DQ, Singal AG, et al,. Changing global epidemiology of liver cancer from 2010 to 2019: NASH is the fastest growing cause of liver cancer. Cell metabolism. 2022. (https://www.cell.com/cell-metabolism/fulltext/S1550-4131(22)00185-1). Diakses pada 7 Februari 2025.
  3. Lin J, Zhang H, et al,. Epidemiological characteristics of primary liver cancer in mainland China from 2003 to 2020: A representative multicenter study. Frontiers in oncology. 2022. (https://www.frontiersin.org/journals/oncology/articles/10.3389/fonc.2022.906778/full). Diakses pada 7 Februari 2025.
  4. Centers for Disease Control and Prevention. Liver Cancer Basics. (https://www.cdc.gov/liver-cancer/about/index.html). Direvisi terakhir 3 Desember 2024. Diakses pada 7 Februari 2025.
  5. National Cancer Institute. What Is Liver Cancer? (https://www.cancer.gov/types/liver/what-is-liver-cancer). Direvisi terakhir 15 Mei 2024. Diakses pada 7 Februari 2025.
  6. Cleveland Clinic. Liver Cancer. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9418-liver-cancer). Direvisi terakhir 9 Mei 2022. Diakses pada 7 Februari 2025.
  7. Mayo Clinic. Liver cancer. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/liver-cancer/symptoms-causes/syc-20353659). Direvisi terakhir 28 April 2023. Diakses pada 7 Februari 2025.