Seputar Kanker Kulit, Gejala hingga Pencegahannya

Oleh Tim RS Pondok Indah

Senin, 21 April 2025

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Kanker kulit adalah kondisi pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak normal. Kondisi ini sering kali tidak disadari karena gejala awalnya mirip masalah kulit biasa.

Seputar Kanker Kulit, Gejala hingga Pencegahannya

Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia yang berfungsi melindungi organ, mengatur suhu tubuh, dan mencegah infeksi. Namun, letak kulit sebagai organ paling luar ini juga menjadikannya lebih rentan menggalami gangguan, termasuk kanker kulit yang salah satunya dipicu oleh paparan sinar ultraviolet (UV) berlebih.


Kanker kulit sering kali terlambat dikenali karena gejalanya tidak dikenali sedini mungkin. Akibatnya, peluang kesembuhan menjadi kecil. Untuk mencegahnya, ketahui informasi seputar kanker kulit dengan membaca artikel di bawah ini hingga selesai.


Apa Itu Kanker Kulit?

Kanker kulit adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak normal dan berkembang secara tidak terkendali. Kondisi ini umumnya muncul di area tubuh yang sering terpapar sinar matahari, seperti wajah, leher, lengan, dan tangan. Namun, dalam beberapa kasus, kanker kulit juga bisa berkembang di area kulit yang jarang terkena sinar matahari, seperti daerah kemaluan maupun kuku.


Baca juga: Apakah Kanker Bisa Sembuh? Jangan Khawatir, Kanker Bisa Diobati



Jenis Kanker Kulit

Beberapa jenis kanker kulit yang paling sering terjadi, antara lain:


1. Karsinoma sel basal (basal cell carcinoma)

Umumnya perkembangan kanker kulit jenis ini relatif lebih lambat. Kemungkinan penyebaran kanker kulit jenis karsinoma sel basal juga terbilang kecil. Namun, jenis kanker ini tetap bisa merusak jaringan di sekitarnya jika tidak segera ditangani. Lokasi tersering terjadinya karsinal sel basal adalah kepala, leher, dan lengan.


2. Karsinoma sel skuamosa (squamous cell carcinoma)

Karsinoma sel skuamosa umumnya muncul di area kulit yang sering terpapar matahari, seperti wajah, telinga, dan tangan. Jenis kanker kulit ini memiliki kemungkinan untuk menyebar yang lebih tinggi dibandingan dengan karsinoma sel basal. Sehingga perlu segera mendapatkan penanganan yang sesuai.


3. Melanoma

Diantara semua jenis kanker kulit, melanoma merupakan jenis yang paling berbahaya, karena bisa menyebar ke organ lain. Melanoma memiliki gejala, seperti tahi lalat yang berubah bentuk, warna, atau ukuran dengan signifikan dalam waktu yang singkat.


Baca juga: Kanker Teratasi, Aktivitas Tak Terbatasi


Gejala Kanker Kulit

Gejala kanker kulit bisa berbeda-beda tergantung jenisnya. Namun, gejala kanker kulit secara umum bisa dikenali sebagai beberapa kondisi di bawah ini:


  • Luka atau benjolan yang tidak kunjung sembuh, berdarah, maupun terasa gatal
  • Tahi lalat yang berubah bentuk, ukuran, atau warna, seperti berbentuk tidak simetris atau tidak jelas bentuknya, memiliki tepi yang tidak rata, atau memiliki warna yang tidak merata
  • Area kulit yang bersisik, kemerahan, atau menebal tanpa sebab yang jelas
  • Timbul benjolan mengilap atau transparan
  • Bercak gelap yang tumbuh di area yang tidak biasa, seperti telapak tangan, kuku, bahkan di bawah kuku kaki
  • Muncul tahi lalat baru yang terasa nyeri


Benjolan, bercak, atau tahi lalat yang tiba-tiba muncul dan tidak simetris bisa jadi tanda awal kanker kulit. Jika Anda menyadari adanya perubahan yang tidak wajar pada kulit atau kuku, segera periksakan pada dokter spesialis kulit, kelamin, dan estetik untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.


Penyebab Kanker Kulit

Kanker kulit terjadi ketika sel-sel kulit mengalami perubahan genetik (mutasi) sehingga pertumbuhannya lebih cepat dan perkembangannya menjadi tidak terkendali. Penyebab mutasi genetik pada sel kulit paling banyak disebabkan oleh paparan sinar UV yang berlebih. Radiasi sinar UV akan mengubah susunan DNA sel kulit, yang memicu terjadinya kanker kulit.


Namun, tidak semua kanker kulit terjadi karena paparan sinar UV semata. Ada beberapa faktor lain yang turut memegang peran dalam terjadinya kanker kulit.


Faktor Risiko Kanker Kulit

Beberapa kondisi yang memicu terjadinya mutasi sel kulit, antara lain:


  • Ras, mereka yang berkulit putih, memiliki warna mata lebih terang, atau berambut pirang atau merah secara alami, serta memiliki freckles lebih berisiko mengalami kanker kulit
  • Paparan sinar ultraviolet (UV), baik dari paparan sinar matahari atau alat tanning. Mereka yang banyak menghabiskan waktu di luar ruangan tanpa mengenakan tabir surya, topi, kacamata, maupun baju anti sinar UV memiliki risiko yang lebih besar terkena kanker kulit.
  • Paparan bahan kimia tertentu, seperti arsenik atau produk industri yang bersifat karsinogenik
  • Radiasi, yang kebanyakan terjadi saat menjalani terapi radiasi sebelumnya
  • Kekebalan tubuh yang lemah, termasuk mereka yang menderita penyakit autoimun, penyakit kronis, telah menjalani operasi transplantasi organ, maupun konsumsi obat-obatan untuk menekan kekebalan tubuh
  • Kondisi genetik tertentu, misalnya xeroderma pigmentosum, yang membuat kulit sangat sensitif terhadap sinar UV dan rentan terkena kanker
  • Riwayat keluarga dengan kondisi serupa, meski bukan termasuk penyakit keturunan, mereka dengan keluarga yang mengalami kanker kulit memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi serupa


Baca juga: Vitiligo, Penyebab Bercak Putih Kulit yang Sering Disalahartikan


Kapan Harus ke Dokter?

Diagnosis dan penanganan dini merupakan kunci dari kesembuhan kanker kulit. Sayangnya, gejala kanker kulit seringkali tidak disadari hingga kanker kulit sudah parah, bahkan menyebar.


Oleh sebab itu, segera periksakan diri ke dokter spesialis kulit dan kelamin ketika mengalami kondisi, seperti:


  • Luka pada kulit yang tidak kunjung sembuh
  • Perubahan bentuk, ukuran, atau warna tahi lalat
  • Munculnya benjolan baru di kulit yang terasa nyeri atau gatal
  • Munculnya benjolan berwarna merah muda atau coklat muda
  • Jerawat yang tidak kunjung sembuh


Baca juga: Nyeri Kanker, Ketahui Penyebab dan Penanganannya!



Diagnosis Kanker Kulit

Diagnosis kanker kulit biasanya dimulai dengan pemeriksaan kulit secara menyeluruh oleh dokter, baik lokasi yang dikeluhkan maupun lokasi lain yang normal, seperti kulit kepala, belakang telinga, dan sela-sela jari. Dokter akan memeriksa area kulit yang terlihat mencurigakan dan menilai apakah terdapat perubahan bentuk, warna, atau ukuran dari tahi lalat, bintik, maupun lesi lainnya. 


Pemeriksaan ini mencakup seluruh permukaan kulit, termasuk bagian yang jarang diperiksa


Jika ditemukan tanda yang mencurigakan, dokter bisa menyarankan pemeriksaan lanjutan, seperti dermatoskopi, biopsi, CT-scan, atau MRI.


Staging Kanker Kulit

Staging atau derajat keparahan kanker kulit penting untuk menentukan pilihan pengobatan dan memperkirakan prognosis pasien.


Meski staging kanker kulit berbeda tergantung jenisnya, secara umum derajat keparahan bisa ditentukan sebagai berikut:


Stadium 0 

Sel kanker masih terbatas di lapisan atas kulit dan belum menyebar ke jaringan yang lebih dalam.


Stadium I

Kanker masih kecil dan belum menyebar ke kelenjar getah bening atau bagian tubuh lain.


Stadium II

Ukuran kanker lebih besar atau menunjukkan ciri-ciri agresif, tetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening.


Stadium III

Kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di dekat area yang terkena.


Stadium IV

Kanker telah menyebar ke organ tubuh yang lebih jauh (metastasis), seperti paru-paru, hati, atau tulang.


Baca juga: Waspada 8 Jenis Kanker pada Anak


Pengobatan Kanker Kulit

Cara mengobati kanker kulit disesuaikan dengan jenis, ukuran, lokasi, serta stadium kanker. Penanganan juga bisa berbeda tergantung apakah kanker termasuk melanoma atau non-melanoma.


Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan kanker kulit yang umum digunakan:


1. Operasi

Merupakan pilihan terapi untuk menghilangkan jaringan kulit yang terdampak kanker, yang bisa dilakukan dengan beberapa metode.


  • Operasi eksisi merupakan metode paling umum, terutama untuk kanker kulit non-melanoma, dengan tujuan mengangkat jaringan kulit yang terdampak, beserta tepi jaringan sehat di sekitarnya.
  • Operasi Mohs, umunya gigunakan untuk mengatasi kanker kulit dengan risiko tinggi kambuh atau yang berada di area sensitif seperti wajah. Prosedur ini dilakukan dengan mengangkat kanker secara lapis demi lapis sambil diperiksa di bawah mikroskop.


2. Kuretase dan elektrokauter

Umumnya digunakan untuk mengatasi kanker kulit non-melanoma stadium awal. Dokter akan mengikis jaringan kanker dengan alat berbentuk sendok tajam (kuret), lalu membakar area tersebut menggunakan arus listrik guna mematikan sel kanker yang tertinggal.


3. Cryotherapy

Menggunakan nitrogen cair untuk membekukan dan menghancurkan jaringan kanker, biasanya untuk kanker stadium awal atau lesi prakanker.


5. Terapi radiasi

Digunakan jika operasi tidak memungkinkan atau untuk membasmi sisa sel kanker setelah operasi. Bisa juga jadi pilihan pada pasien lansia atau dengan kondisi medis tertentu.


6. Terapi target dan imunoterapi

Umum digunakan pada melanoma stadium lanjut. Terapi target menyerang sel kanker secara spesifik, sedangkan imunoterapi merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker.


7. Obat krim

Krim khusus, seperti imiquimod atau 5-fluorouracil, untuk jenis kanker kulit non-melanoma tahap awal. Sementara kemoterapi sistemik digunakan untuk kasus yang sudah menyebar luas.


Baca juga: Apa Itu Kemoterapi dan Bagaimana Cara Kerjanya?


Komplikasi Kanker Kulit

Jika tidak ditangani dengan tepat, kanker kulit bisa berkembang dan menimbulkan sejumlah komplikasi, antara lain:


  • Infeksi kulit
  • Penyebaran ke jaringan kulit lebih dalam, seperti otot atau tulang
  • Kanker kulit bisa muncul kembali di area yang sama atau bagian tubuh lainnya
  • Muncul bekas luka atau jaringan parut


Baca juga: Cari Jadwal Dokter Kulit & Kelamin Jakarta dan Tangerang


Pencegahan Kanker Kulit

Meskipun tidak semua faktor risiko kanker kulit bisa dihindari, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat membantu menurunkan risikonya:


1. Gunakan tabir surya setiap hari

Pilih sunscreen dengan minimal SPF 30 dan gunakan secara merata, terutama saat akan beraktivitas di luar ruangan. Ulangi pemakaian setiap 2 jam atau setelah berkeringat atau berenang.


2. Hindari paparan sinar matahari berlebih

Anda juga bisa mencegah kanker kulit dengan menghindari paparan sinar matahari berlebih. Batasi aktivitas di bawah sinar matahari langsung, terutama antara pukul 10 pagi hingga 4 sore saat indeks UV sedang tinggi.


3. Gunakan pelindung saat di luar ruangan

Selain menggunakan tabir surya, pemakaian topi lebar, kacamata hitam, dan pakaian panjang bisa membantu melindungi kulit dari paparan sinar UV.


4. Periksa kondisi kulit secara mandiri

Lakukan pemeriksaan kulit secara mandiri untuk mendeteksi adanya tahi lalat baru, luka yang tak kunjung sembuh, atau perubahan pada kulit. Segera periksakan diri ke dokter bila Anda menyadari adanya perubahan kulit yang tidak wajar.


Jangan ragu melakukan skrining kulit secara berkala di RS Pondok Indah, terutama jika Anda memiliki risiko tinggi mengalami kanker kulit. Sebab deteksi dini sangat penting karena dapat membantu menangani kanker kulit sebelum berkembang menjadi kondisi yang lebih serius. Untuk itu, konsultasikan dengan dokter spesialis kulit untuk pemeriksaan dan evaluasi lebih lanjut.


Baca juga: Mengenal Psoriasis, Si Penyebab Gatal dan Pengganggu Penampilan



FAQ


Apakah Kanker Kulit Berbahaya?

Kanker kulit bisa menjadi kondisi yang berbahaya, tergantung jenis dan seberapa cepat terdeteksinya. Kanker kulit melanoma cenderung lebih agresif dan dapat menyebar ke organ lain jika tidak segera ditangani. Sementara kanker kulit non-melanoma biasanya tumbuh lebih lambat dan jarang menyebar ke bagian tubuh lain, tetapi tetap berpotensi menyebabkan kerusakan jaringan jika dibiarkan. 


Gejala Kanker Kulit Apakah Gatal?

Gatal bisa menjadi salah satu gejala kanker kulit, tetapi gatal tidak selalu berarti Anda menderita kanker kulit. Rasa gatal pada kulit juga bisa disebabkan oleh kondisi lain yang tidak berbahaya, seperti eksim atau dermatitis.


Pada umumnya, kanker kulit ditandai dengan perubahan pada kulit, seperti benjolan kulit yang keras, bercak yang berubah warna, atau luka yang tidak kunjung sembuh. Jika Anda mengalami gatal yang tidak kunjung sembuh disertai dengan perubahan kulit yang tidak wajar, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.


Apakah Kanker Kulit Bisa Sembuh Tanpa Operasi?

Kanker kulit dapat sembuh tanpa operasi, tergantung pada jenis dan stadium kanker saat ditemukan pertama kali. Sebab masih ada berbagai macam cara pengobatan kanker kulit, seperti terapi radiasi.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit untuk menentukan metode pengobatan yang paling tepat sesuai dengan kondisi Anda.


Bagaimana Cara Agar Sel Kanker Tidak Menyebar?

Deteksi dan penanganan dini adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran sel kanker kulit. Lakukan skrining atau pemeriksaan kulit secara rutin untuk mendeteksi perubahan pada kulit. Jika terdeteksi, segera konsultasikan ke dokter dan diskusikan rencana pengobatan yang sesuai untuk kondisi Anda.


Kanker Kulit Apakah Menular?

Kanker kulit tidak menular. Penyakit ini disebabkan oleh perubahan genetik dalam sel-sel kulit, biasanya akibat paparan UV dari sinar matahari atau faktor risiko lainnya, seperti riwayat keluarga atau paparan zat karsinogenik. Jadi, kondisi ini tidak akan menular dengan kontak langsung dengan penderitanya.




Referensi:

  1. Craescu, M., Bobeica, C., et al. Clinical and therapeutic aspects in skin cancer: Clinical study in a tertiary center from Romania. Electronic Journal of General Medicine. 2025.
  2. (https://www.ejgm.co.uk/download/clinical-and-therapeutic-aspects-in-skin-cancer-clinical-study-in-a-tertiary-center-from-romania-15994.pdf). Diakses pada 11 April 2025.
  3. Tan, I. J., Pathak, G. N., & Silver, F. H. Topical treatments for basal cell carcinoma and actinic keratosis in the United States. Cancers. 2023.
  4. (https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10416997/). Diakses pada 11 April 2025
  5. American Academy of Dermatology Association. Types of skin cancer.
  6. (https://www.aad.org/public/diseases/skin-cancer/types/common). Diakses pada 11 April 2025.
  7. Health Direct Australia. Skin cancer and melanoma.
  8. (https://www.healthdirect.gov.au/skin-cancer-and-melanomas). Direvisi terakhir November 2023. Diakses pada 11 April 2025.
  9. Cleveland Clinic. Skin Cancer.
  10. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15818-skin-cancer). Direvisi terakhir 3 Mei 2023. Diakses pada 11 April 2025.
  11. Mayo Clinic. Skin cancer.
  12. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/skin-cancer/symptoms-causes/syc-20377605). Direvisi terakhir 8 April 2025. Diakses pada 11 April 2025.
  13. Cui X, Buonfiglio F, Pfeiffer N, Gericke A. Aging in Ocular Blood Vessels: Molecular Insights and the Role of Oxidative Stress. Biomedicines. 2024. (https://www.mdpi.com/2227-9059/12/4/817). Diakses pada 6 Februari 2025.
  14. Cleveland Clinic. Macular Degeneration. (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15246-macular-degeneration). Direvisi terakhir 14 Februari 2023. Diakses pada 6 Februari 2025.
  15. Mayo Clinic. Dry macular degeneration. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dry-macular-degeneration/symptoms-causes/syc-20350375). Direvisi terakhir 6 Desember 2024. Diakses pada 6 Februari 2025.