Perbedaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS), Trigger Finger, dan DeQuarvain dapat dilihat dari gejala, diagnosis, dan penanganannya. Kenali perbedaannya di sini.
Sering merasa kebas atau kesemutan pada tangan? Hati-hati, ternyata aktivitas kita sehari-hari yang banyak menggunakan tangan bisa menyebabkan Carpal Tunnel Syndrome (CTS).
Pada tangan manusia, ada kanal yang terbentuk dari struktur tulang-tulang pergelangan tangan dan beratapkan ligamen (carpal transversal). Karena terbentuk dari struktur tulang dan ligamen yang berfungsi seperti dinding padat, ukuran kanal ini tidak berubah.
Kanal yang disebut Kanal Carpal ini berisikan tendon fleksor, selubung tendon, serta saraf yang mengatur fungsi gerak dan rasa pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, serta setengah jari manis. Namun, meski terbentuk dari struktur padat dan bersifat tetap, bukan berarti kanal ini bebas dari gangguan.
Secara umum ada 2 hal yang menyebabkan terjadinya CTS, yaitu:
Faktor risiko lainnya yang dapat menyebabkan CTS adalah karena gangguan fungsi saraf yang bisa terjadi akibat dari diabetes, konsumsi alkohol, defisiensi vitamin, atau paparan toksin.
Ada beberapa gejala yang bisa dialami ketika terjadi gangguan pada kanal carpal. Yang paling utama adalah mati rasa atau kesemutan pada ibu jari (bisa juga disertai dengan rasa tersayat, tertusuk, terbakar pada jari telunjuk dan tengah serta setengah atau seluruh jari manis).
Gambar 1. Anatomi carpal tunnel dan proses terjadinya gejala (patofisiologi) dari carpal tunnel syndrome.
Secara umum, gejala yang timbul akibat CTS dapat dibagi menjadi tiga tahapan.
Apabila Anda mengalami gejala seperti yang sudah disebutkan, segera konsultasikan dengan dokter spesialis bedah ortopedi konsultan hand and microsurgery. CTS yang telah mencapai tingkat lanjut memerlukan penanganan ekstra dan waktu penyembuhan yang lebih lama.
Hasil dari tindakan pun lebih sulit diprediksi, sehingga tetap ada kemungkinan bagian tangan yang terdampak CTS tidak sepenuhnya kembali seperti semula setelah operasi.
Dokter biasanya akan melakukan analisis berdasarkan keluhan yang disampaikan oleh pasien serta melakukan pemeriksaan fisik. Pasien juga dapat dirujuk untuk melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui lokasi, tingkat, serta penyebab CTS.
Baca juga: Penanganan Cedera Olahraga Pada Tangan
Tak hanya CTS yang dapat disebabkan oleh aktivitas berulang yang dilakukan dalam waktu lama. Terdapat beberapa jenis penyakit tangan yang diakibatkan oleh pengerjaan aktivitas yang terlalu lama, antara lain:
Keluhan tangan lainnya, yakni trigger finger juga dapat terjadi akibat hal tersebut. Trigger finger adalah kondisi ketika jari tertahan dalam posisi tertekuk dan sulit diluruskan. Kondisi ini bisa terjadi di jari manapun yang memiliki tendon fleksor (berfungsi menekuk jari).
Gambar 2. Ilustrasi lokasi nyeri pada trigger finger
Kondisi yang juga disebut trigger thumb (jika terjadi pada ibu jari) atau stenosing tenostynovitis ini dapat terjadi akibat tiga hal, yaitu:
Gambar 3. Ilustrasi terjadinya trigger finger
Meski cukup banyak terjadi, kebanyakan kasus penyebab trigger finger tidak diketahui secara pasti. Walaupun begitu, gerakan berulang yang berlebihan (overuse) berisiko menyebabkan terjadinya trigger finger.
Selain itu, diabetes, asam urat (gout), penyakit ginjal, kelainan penyimpanan glikogen, dan rheumatoid arthritis juga berisiko menyebabkan trigger finger.
Penyandang diabetes berisiko mengalami trigger finger lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menyandang diabetes (10 persen berbanding 2,6 persen). Sekitar 50 persen kasus trigger finger pada penyandang diabetes pun terjadi pada lebih dari satu jari. Jadi, para penyandang diabetes harus lebih waspada dengan kondisi ini, ya.
Baca juga: Waspada Cedera Tenis yang Mengintai Para Atlet
Sesuai dengan istilahnya, gejala utama yang timbul dari trigger finger adalah jari yang sulit diluruskan setelah ditekuk dan untuk meluruskannya perlu usaha atau bahkan bantuan dari tangan lain. Selain itu, bisa pula timbul gejala lain. Misalnya saja rasa nyeri pada jari yang terkena (terutama saat beraktivitas dengan jari tersebut), pembengkakan, kekakuan atau hilangnya gerakan, serta timbul gerakan atau sensasi abnormal.
Ketika mengalami gejala seperti yang sudah disebutkan, hal yang penting untuk dilakukan adalah segera memeriksakan kondisi ke dokter spesialis bedah ortopedi konsultan hand and microsurgery untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
De ‘Quervain merupakan peradangan atau pembengkakan yang terjadi pada tendon di sekitar ibu jari. Kondisi ini terjadi akibat penggunaan berlebihan (overuse) dan gerakan berulang pada pergelangan tangan.
Gambar 4. Kondisi tangan yang terjadi pada sindroma de ‘Quervain
Nah, kondisi ini kerap dialami oleh para ibu, terutama ibu baru. Dalam masa-masa awal menjalani peran sebagai ibu, pergelangan tangan menjadi bagian tubuh yang kerap digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Mulai dari menggendong, menjemur, memandikan, hingga menyusui bayi.
Memang benar, menyusui tidak selalu dilakukan dalam posisi menggendong. Ada pula yang nyaman dengan meletakkan bayi di kasur, sementara sang ibu menyangga kepalanya dengan tangan. Namun walaupun tidak menggendong, tentu pergelangan tangan masih menumpu beban, bukan?
Terlebih jika masih ditambah dengan berbagai aktivitas yang tadi disebutkan. Risiko ngilu pada pergelangan tangan pun menjadi sangat tinggi. Untuk mencegah kondisi tersebut, ada beberapa tips yang dapat dilakukan.
Pertama, gunakan kedua lengan saat mengangkat bayi. Hindari pula hanya menggunakan dan mengandalkan pergelangan tangan. Beban yang terbagi akan membuat pekerjaan menjadi lebih ringan.
Kedua, hindari posisi statis dalam waktu yang lama. Misalnya saat menyusui, memberi makan, atau menggendong bayi. Sangat disarankan untuk mengganti posisi dalam melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.
Ketiga, jangan ragu untuk menggunakan alat bantu seperti gendongan bayi. Penggunaan gendongan dapat meringankan beban pergelangan tangan ketika menggendong bayi. Terakhir, kurangi penggunaan tangan secara berlebih. Jangan ragu untuk meminta pasangan mengerjakan pekerjaan rumah dan merawat si kecil bersama-sama.
Apabila sudah melakukan tips tadi dan tetap mengalami rasa nyeri pada pergelangan tangan, artinya Anda harus beristirahat. Sebaiknya, jangan diurut sendiri atau pun menggunakan jasa tukang urut. Bukannya menghilangkan rasa nyeri, malahan bisa terjadi gangguan yang lebih berat.
Jika rasa nyeri tak kunjung hilang, segera periksakan diri ke dokter spesialis bedah ortopedi konsultan hand and microsurgery. Dapatkan penanganan segera, agar sang ibu baru bisa lebih nyaman menimang buah hati kesayangan.
Baca juga: 8 Jenis Cedera Atlet eSport yang Harus Diwaspadai
Penanganan tiga keluhan tangan yang umum terjadi, yakni CTS, trigger finger, dan De’Quarvain dapat dibedakan menjadi non-operatif dan operatif.
Terapi non-operatif biasanya dilakukan untuk penanganan CTS, trigger finger, dan De’Quarvain pada tahap awal, dengan gejala yang ringan. Ada beberapa terapi non-operatif yang bisa dilakukan, yaitu:
Gambar 5. Splint pergelangan tangan yang digunakan untuk terapi CTS
Namun, ketika terapi non-operasi ternyata tidak memberikan dampak yang diinginkan, maka tindakan operasi dapat menjadi pilihan. Pada terapi operasi, penanganan CTS, trigger finger, dan De’Quarvain dapat dilakukan dengan mini open surgery yang hanya memerlukan sedikit sayatan sehingga proses penyembuhan lebih cepat, bahkan dengan bius lokal.
Operasi pada tangan atau pergelangan tangan biasanya menggunakan suatu alat (yang disebut tourniquet atau torniket) untuk mengontrol aliran darah. Dengan aliran darah yang terkontrol, penglihatan ke area tujuan operasi pun menjadi jelas. Karena menggunakan torniket, pasien akan mengalami rasa tidak nyaman. Beruntungnya, kita hidup di masa ketika teknologi medis sudah begitu berkembang, termasuk untuk penanganan tangan dan pergelangan tangan.
Yuk, kenalan dengan WALANT. WALANT kepanjangan dari Wide Awake Local Anesthesia No Tourniquet. Artinya, penanganan masalah tangan dilakukan dengan bius lokal, pasien tetap tersadar saat tindakan dilakukan, tanpa menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien.
Pasien yang akan menjalani WALANT akan diberikan suntikan, yang berisi campuran obat lidocine yang berfungsi untuk meredakan rasa sakit dan epinephrine yang berfungsi untuk mengontrol aliran darah. Epinephrine inilah yang menggantikan peran torniket.
Gambar 6. Prosedur penyuntikan obat anestesi pada teknik WALANT. Obat disuntikkan dengan volume yang relatif banyak (tumescent) sehingga syringe (suntikan) yang digunakan besar tetapi dengan jarum kecil.
Sayangnya teknik ini belum tentu dapat dilakukan pada semua orang. Ada beberapa kondisi (kontraindikasi) yang membuat WALANT belum tentu cocok untuk menangani permasalahan pada tangan atau pergelangan tangan seseorang. Kondisi-kondisi yang dimaksud, yaitu:
Tidak digunakannya torniket menjadikan teknik ini memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan teknik lain. Jika diuraikan, berikut ini beberapa keuntungan yang didapat pasien dengan penggunaan teknik WALANT:
Gambar 7. Prosedur WALANT pada pemasangan implan/pen patah tulang tangan. Selama prosedur operasi dengan teknik WALANT, pasien tetap sadar penuh.
Gambar 8. Kondisi carpal tunnel setelah dilakukan release dengan cara memotong transverse carpal ligament
Dan yang terpenting, teknik ini sudah bisa dilakukan di Indonesia, khususnya di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya. Penanganan pada nyeri tangan atau pergelangan tangan pun menjadi lebih baik. Jadi, kalau mengalami nyeri di area tangan atau pergelangan tangan jangan buru-buru panggil tukang urut, ya. Lebih baik, konsultasikan dengan dokter spesialis bedah ortopedi konsultan hand and microsurgery agar dapat ditangani dengan lebih tepat.
Carpal tunnel syndrome adalah kondisi ketika saraf median di pergelangan tangan tertekan, menyebabkan kesemutan, mati rasa, dan nyeri di tangan atau jari. Gejala sering memburuk saat malam hari dan bisa memengaruhi kemampuan menggenggam.
Carpal tunnel syndrome bisa disembuhkan, terutama jika ditangani lebih awal. Perawatan meliputi istirahat, penggunaan penyangga, obat anti-inflamasi, terapi fisik, dan dalam kasus serius, operasi untuk mengurangi tekanan pada saraf.
Carpal tunnel dan trigger finger berbeda. Carpal tunnel memengaruhi saraf di pergelangan tangan, menyebabkan kesemutan dan mati rasa. Trigger finger terjadi ketika jari terkunci saat menekuk karena peradangan tendon. Keduanya punya gejala dan penyebab yang berbeda.
Tenosinovitis de Quervain dan carpal tunnel berbeda. Tenosinovitis de Quervain memengaruhi tendon di ibu jari, menyebabkan nyeri saat bergerak. Carpal tunnel memengaruhi saraf di pergelangan tangan, menyebabkan mati rasa dan kesemutan. Keduanya menyerang area berbeda dengan gejala unik.