Oleh Tim RS Pondok Indah
Lupus nefritis adalah salah satu komplikasi serius akibat penyakit lupus. Kondisi ini sering kali berkembang perlahan, dan baru diketahui setelah terjadi gagal ginjal.
Lupus adalah penyakit autoimun kronis yang bisa menyerang hampir seluruh organ tubuh, termasuk ginjal. Saat sistem imun menyerang sel dan jaringan ginjal yang sehat, terjadilah peradangan yang dikenal sebagai lupus nefritis. Kondisi ini perlu ditangani dengan serius, karena bila diabaikan, kondisi ini berisiko mengganggu fungsi ginjal secara permanen yang juga dikenal sebagai gagal ginjal.
Lupus nefritis adalah salah satu komplikasi serius dari penyakit systemic lupus erythematosus (SLE), di mana sistem kekebalan tubuh menyerang ginjal dan menyebabkan peradangan.
Peradangan ini dapat merusak fungsi ginjal, sehingga ginjal kesulitan menyaring limbah dari sel darah secara optimal. Jika tidak ditangani dengan tepat, lupus nefritis bisa berkembang menjadi gagal ginjal, terutama bila diderita oleh anak-anak.
Baca juga: Lupus, Penyakit dengan Seribu Wajah
Gejala lupus nefritis bisa berkembang secara bertahap dan sering kali tidak langsung dirasakan oleh penderitanya, hingga fungsi ginjal terganggu. Kondisi ini umumnya mulai muncul sekitar lima tahun setelah lupus pertama kali terdiagnosis.
Beberapa tanda lupus nefritis yang sering dikeluhkan, yaitu:
Baca juga: Waspadai Penyakit Ginjal Diabetes yang Mengancam
Lupus nefritis disebabkan oleh respons abnormal dari sistem kekebalan tubuh. Pada penderita lupus, sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh justru menyerang jaringan sehat, termasuk jaringan ginjal. Ketika antibodi menyerang ginjal, hal ini memicu peradangan dan merusak struktur penyaring yang ada dalam ginjal.
Meskipun penyebab pasti mengapa lupus bisa memengaruhi ginjal belum sepenuhnya dipahami, proses peradangan autoimun inilah yang menjadi penyebab rusaknya ginjal.
Baca juga: Bisakah Penderita Lupus Sembuh? Pengobatan Lupus untuk Menunda Keparahannya
Meski siapa pun yang menderita lupus bisa mengalami komplikasi lupus nefritis, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risikonya, antara lain:
Segera periksakan diri ke dokter spesialis penyakit dcalam jika Anda sebelumnya telah terdiagnosis menderita lupus eritematosus sistematik dan mulai mengalami tanda-tanda gangguan ginjal, seperti:
Baca juga: Periksa Ginjal ke Dokter Apa?
Diagnosis lupus nefritis dapat ditegakkan oleh dokter spesialis penyakit dalam berdasarkan riwayat medis sebelumnya, pemeriksaan fisik, dan evaluasi gejala yang dialami pasien lupus.
Selain itu, dokter juga dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang. Berikut ini adalah beberapa tes yang umum dilakukan mendiagnosis lupus nefritis meliputi:
Baca juga: Pemeriksaan Ginjal: Cara Mengetahui Ginjal Sehat dan Mencegah Penyakit
Penanganan lupus nefritis bertujuan untuk meredakan peradangan, mempertahankan fungsi ginjal, dan mencegah komplikasi. Pengobatan biasanya disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit dan kondisi umum pasien.
Beberapa pendekatan yang umum dilakukan meliputi:
Jika tidak ditangani dengan tepat, lupus nefritis bisa menimbulkan berbagai komplikasi, seperti:
Baca juga: Hindari Penyakit Ginjal Kronis
Jika Anda merupakan penderita lupus, ada langkah-langkah penting yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko lupus menyerang ginjal:
Penderita lupus nefritis memerlukan pemantauan jangka panjang agar kondisi ini tidak berkembang menjadi komplikasi yang lebih berat. Oleh karena itu, lakukan kontrol rutin dengan dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah cabang terdekat.
Dengan kontrol rutin, dokter dapat menyesuaikan pengobatan, memantau fungsi ginjal, dan mendeteksi kemungkinan adanya komplikasi dengan lebih dini. Sehingga lupus nefritis pun bisa dicegah.
Baca juga: Kenali Gagal Ginjal Akut Sedini Mungkin untuk Pemulihan yang Optimal
Perkembangan nefritis lupus dapat bervariasi, tergantung kondisi masing-masing individu. Beberapa individu mungkin mulai mengalami kondisi ini beberapa bulan setelah terdiagnosis lupus. Namun, kebanyakan kasus ini tidak muncul hingga bertahun-tahun kemudian.
Kunci utama dalam mencegah terjadinya lupus nefritis adalah kontrol dan pengobatan rutin ke dokter spesialis penyakit dalam.
Tidak semua pasien lupus nefritis memerlukan cuci darah. Prosedur cuci darah, atau hemodialisis, hanya diperlukan ketika ginjal sudah tidak berfungsi dengan baik.
Bila lupus nefritis dideteksi sejak dini, dokter dapat merekomendasikan pengobatan untuk memperbaiki fungsi ginjal dan mencegah kondisi jadi lebih parah. Dengan begitu, risiko pasien memerlukan cuci darah juga bisa dikurangi.
Sayangnya, lupus nefritis belum bisa disembuhkan. Namun, komplikasi penyakit autoimun ini dapat dicegah melalui perawatan yang tepat. Pemberian obat-obatan, penerapan pola hidup sehat, dan pemeriksaan rutin dengan dokter spesialis penyakit dalam akan mengendalikan kondisi ini serta mencegah komplikasi lebih lanjut.
Harapan hidup bagi seseorang dengan lupus nefritis bervariasi tergantung pada banyak faktor, termasuk tingkat keparahan penyakit dan respons terhadap pengobatan. Bila kondisi ini dideteksi dan diobati tepat waktu, pasien dapat memiliki harapan hidup yang normal atau mendekati normal.
Penderita lupus nefritis sebaiknya menghindari makanan tinggi garam, seperti junk food, karena dapat meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan beban kerja ginjal. Selain itu, makanan tinggi protein, minuman beralkohol, dan kafein juga sebaiknya dihindari, karena dapat menambah beban kerja ginjal.
Referensi: