Manfaat Aktivitas Fisik Untuk Pertumbuhan Tulang Anak

Kamis, 07 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Masa anak-anak hingga remaja jadi masa krusial bagi pertumbuhan dan kepadatan tulang

Manfaat Aktivitas Fisik Untuk Pertumbuhan Tulang Anak

Masa kanak-kanak hingga remaja merupakan periode krusial untuk pertumbuhan tulang. Pada masa inilah pertumbuhan tulang meningkat pesat hingga mencapai puncaknya pada usia 30 tahun. Agar pertumbuhan tulang pada anak terjadi secara optimal, maka anak sangat dianjurkan untuk aktif dalam melakukan aktivitas fisik atau bahkan olahraga.


Terutama pada usia 9-12 tahun di mana periode ini menjadi periode emas pertumbuhan tulang anak.


Secara umum, aktivitas fisik yaitu segala sesuatu kegiatan, yang menyebabkan anggota badan seseorang bergerak, karena adanya kontraksi otot, otot-otot rangka yang juga berefek mengeluarkan energi. Sementara olahraga adalah bagian dari aktivitas fisik.


Hanya saja, olahraga memiliki durasi, gerakan, dan pola yang terstruktur dan dilakukan secara berulang.


Jika pada usia anak belum cukup komitmen untuk berolahraga secara rutin, maka aktivitas fisik seperti berjalan, berlari, duduk, berdiri, membereskan tempat tidur, juga dapat membantu meningkatkan pertumbuhan dan kepadatan massa tulang.


Olahraga untuk Pertumbuhan Tulang Anak

Di masa serba praktis dan digital, kecenderungan perilaku setiap orang, termasuk anak-anak, turut bergeser. Aktivitas fisik pada anak dapat dikatakan menurun akibat banyak menghabiskan waktu untuk bermain gawai. Padahal, menurunnya durasi aktivitas fisik dapat menyebabkan pertumbuhan tulang pada anak terhambat.


Durasi aktivitas fisik anak-anak dalam sehari setidaknya berdurasi 60 menit perhari. Aktivitas ini mencakup aktivitas fisik atau olahraga dengan intensitas sedang hingga kuat, sebagian besar aktivitas harus bersifat aerobik seperti jogging atau bersepeda.


Selain itu aktivitas yang memperkuat otot dan tulang juga sangat diperlukan. Pertumbuhan tulang dipengaruhi karena adanya tekanan dan tarikan. Berikut beberapa aktivitas fisik yang dapat membantu pertumbuhan tulang pada anak.


1. Sepak Bola

Aktivitas atau olahraga ini dapat meningkatkan daya tahan kardiovaskular, memperkuat otot, fleksibilitas, koordinasi mata dan kaki, keseimbangan tubuh, dan kontrol berat badan. Sementara dalam sisi mental anak dapat belajar disiplin sportivitas dan kerja sama.


2. Gimnastik

Senam akan melatih kekuatan dan kelenturan tubuh, termasuk perkembangan fisik dan stamina anak. Latihan ini juga bermanfaat untuk melatih keseimbangan tubuh agar tetap kokoh dan tidak mudah terjatuh.


3. Berenang

Berenang dapat menambah keahlian anak tentang keamanan di air atau water safety, berenang juga dapat membantu mengukur stamina, pernapasan, dan melatih kerja otot pada tubuh anak.


4. Bersepeda

Bersepeda akan sangat bermanfaat karena melatih keseimbangan tubuh anak. Bersepeda juga akan meningkatkan kekuatan kaki dan menjaga otot jantung si kecil agar tetap bugar.


5. Lari

Aktivitas lari dapat diberikan variasi gerakan misalnya dengan mengombinasikan lari sambil melompat, atau mencoba berlari di tempat dengan langkah kaki yang sangat dekat dengan tanah. Hal ini bermanfaat untuk memperkuat otot melatih perkembangan otak dan meningkatkan koordinasi tubuh anak.


6. Melompat

Melompat dapat menjadi aktivitas fisik yang menyenangkan bagi anak. Terdapat beberapa gerakan lompatan yang dapat dilakukan anak, salah satunya jumping jacks.


Cedera Tulang pada Anak

Cedera bisa terjadi pada anak, mulai dari cedera ringan hingga berat. Secara umum, bentuk cedera fisik seperti berjalan, berlari, duduk, berdiri, pada anak dengan dewasa, sama. Namun, ada cedera yang hanya terjadi pada anak yaitu cedera pada lempeng pertumbuhan.


Jika anak mengalami cedera pada lempeng pertumbuhan seperti di tibia (tulang kering), dokter akan sangat serius melakukan observasi dampak dari cedera tersebut untuk memastikan apakah akan mengganggu pertumbuhan bentuk tulang pada anak, berdampak pada bentuk menjadi bengkok atau pendek sebelah.


Kemudian, cedera yang paling sering terjadi pada anak adalah overuse karena aktivitas tinggi dan mengenai ligamen yang menempel pada tulang. Cedera tersebut dapat menyebabkan tulang kering bagian atas mengalami penonjolan.


Selain itu, ada juga cedera pada daerah kaki dan tumit. Di titik itu merupakan tempat-tempat menempelnya ligamen atau otot pada tulang yang masih tulang rawan. Jika cedera ini dialami oleh anak, penanganan awal yaitu membatasi aktivitas, atau bahkan berhenti melakukan aktivitas pemicu cedera, selama satu hingga dua minggu. Penanganan selanjutnya adalah memberikan obat anti nyeri pada anak.