Mengenal Akupunktur Laser, Modalitas Terapi Akupunktur Tanpa Jarum

Kamis, 07 Maret 2024

RSPI Facebook linkRSPI twitter linkRSPI Linkedin link
RSPI link

Terapi akupunktur telah lama dikenal memiliki segudang manfaat untuk kesehatan, antara lain dalam penanganan gangguan saraf, sendi, hormon, imunitas, serta gangguan psikologis

Mengenal Akupunktur Laser, Modalitas Terapi Akupunktur Tanpa Jarum

Akupunktur laser merupakan salah satu modalitas yang dapat menjadi opsi untuk membantu mengatasi berbagai penyakit melalui terapi akupunktur tanpa jarum. Seperti namanya, akupunktur laser menggunakan sinar laser sebagai pengganti jarum untuk merangsang titik akupunktur.


Secara umum, akupunktur laser memiliki fungsi yang sama dengan akupunktur jarum. Perbedaan terletak pada efek fotobiomodulasi dari akupunktur laser yang ditimbulkan akibat paparan sinar laser terhadap sel dan jaringan.


Fotobiomodulasi dapat meningkatkan kemampuan pembelahan sel, menurunkan peradangan pada tingkat jaringan, serta memicu perbaikan di tingkat sel maupun jaringan. Alat laser yang digunakan pada akupunktur laser harus memiliki daya minimum 20 mW (milliWatt) untuk dapat menstimulasi titik akupunktur.


Pemanfaatan Akupunktur Laser

Layaknya akupunktur konvensional, akupunktur laser juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keluhan kesehatan. Modalitas ini utamanya ditujukan kepada pasien dengan kasus nyeri yang penyebabnya berada di area yang sulit dilakukan penusukan jarum karena berisiko menimbulkan komplikasi, seperti area leher dan tulang belakang.


Dengan akupunktur laser, risiko jarum tertusuk ke saraf, pembuluh darah, atau organ dalam dapat diminimalisir.


Beberapa kondisi medis yang dapat memanfaatkan akupunktur laser sebagai penanganannya antara lain manajemen nyeri, radang sendi, neuropati diabetik, carpal tunnel syndrome, stroke, parkinson, cerebral palsy, bell’s palsy, hingga berbagai gangguan kejiwaan seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur, dan adiksi.


Selain itu, terapi akupunktur laser juga dilakukan untuk mendukung keberhasilan proses bayi tabung. Dalam sejumlah penelitian, calon ibu yang melakukan terapi akupunktur laser pada waktu sehari sebelum dan sehari setelah proses transfer embrio, memiliki angka keberhasilan penempelan embrio yang lebih tinggi dibandingkan dengan calon ibu yang melakukan terapi akupunktur dengan jarum.


Akupunktur laser juga menjadi solusi bagi pasien yang tidak boleh ditindak menggunakan jarum akibat kondisi medis tertentu seperti pada pasien yang rutin mengonsumsi obat pengencer darah, pasien dengan gangguan pembekuan darah seperti hemofilia, dan pasien dengan sistem imun yang rendah seperti penyandang diabetes di mana gula darah tidak terkontrol, atau orang dengan HIV maupun AIDS.


Pada kasus-kasus seperti ini, dokter spesialis akupunktur medik akan menyarankan penerapan terapi akupunktur laser atau modalitas akupunktur non-invasive lainnya.


Modalitas akupunktur dengan laser biasanya juga dipilih dalam terapi untuk berbagai kondisi medis anak, seperti asma, cerebral palsy, overactive bladder (OAB), enuresis atau kebiasaan mengompol, gangguan psikologis, serta gangguan tumbuh kembang.


Meski sebenarnya akupunktur jarum juga dapat digunakan, tetapi ketakutan terhadap jarum terkadang membuat pasien anak tidak tenang atau bahkan menolak menjalani terapi. Hadirnya akupunktur laser menjadi solusi bagi pasien anak untuk mengikuti sesi terapi dengan tenang tanpa rasa takut.


Keunggulan Akupunktur Laser

Jika dibandingkan dengan akupunktur jarum, laser memiliki efek fotobiomodulasi atau kemampuan untuk merangsang sel pada area yang terpapar sinar. Rangsangan atau stimulasi ini dapat meningkatkan antioksidan dan memicu pembelahan sel sehingga terjadi regenerasi sel.


Proses inilah yang bekerja untuk meningkatkan kemampuan penyembuhan luka dan jaringan lunak, mengurangi peradangan, serta meredakan nyeri akut dan kronis. Perlu diingat bahwa jarak antar terapi akupunktur laser tidak boleh terlalu dekat agar tidak terjadi stimulasi yang berlebihan.


Akupunktur laser merupakan terapi non-invasive, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit yang berlebihan, tidak menimbulkan rasa panas, dan relatif lebih aman. Modalitas ini dapat mencapai titik-titik akupunktur yang cukup berisiko jika dilakukan dengan penusukan jarum.


Pada pasien anak maupun pasien dewasa yang takut dengan jarum, akupunktur laser dapat menjadi pilihan terapi yang lebih nyaman. Terapi ini juga dapat dikombinasikan dengan metode akupunktur lainya.


Ketika pasien akan menjalani akupunktur laser, maka sebelumnya dokter akan melakukan penapisan (screening) melalui anamnesis atau wawancara medis. Apakah pasien pernah menderita kanker, di mana letak kanker, dan stadium berapa, apakah pasien mengidap epilepsi atau autoimun, apakah pada tubuh pasien terdapat implan atau prostese.


Penggunaan akupunktur laser memang memiliki efek samping yang minimal, tetapi dalam penggunaannya tetap harus berhati-hati. Selama terapi berlangsung, pasien wajib mengenakan kacamata pelindung untuk melindungi mata dari sinar laser.


Penggunaan akupunktur laser pada ibu hamil dan pasien dengan riwayat kanker juga harus dilakukan dengan sangat berhati-hati. Dengan mengetahui kondisi medis pasien, dokter spesialis akupunktur medik akan menyesuaikan pemilihan modalitas akupunktur yang paling tepat.